• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Mahasiswi FT Unilak Raih Medali Perunggu Cabor Sepak Takraw Sea Games Thailand 2025
Dibaca : 140 Kali
Natal Bersama Kemenag, Wamenag: Kami Imbau Perayaan Tidak Secara Berlebihan
Dibaca : 137 Kali
Mempersiapkan Umat Masa Depan, Nasaruddin: Kemenag Harus Hadir Sebagai Penyeimbang
Dibaca : 132 Kali
Helmi: Semoga Keberadaan Kerukunan Keluarga Banjar Riau Jaga Bingkai NKRI
Dibaca : 126 Kali
Dorong UMKM "Naik Kelas", Beni Febrianto: Kami Libatkan dalam Setiap Event
Dibaca : 118 Kali

  • Home
  • Opini

Melihat Kehidupan Mayarakat Pesisir di Desa Teluk Papal dalam Prespektif Sosiologi (2)

‘’Ekonomi Mayarakat Masih Memprihatinkan’’

A Kasim
Ahad, 20 Desember 2020 17:58:14 WIB
Cetak
Sampan-sampan nelayan warga suku asli sebagai penopang ekonomi mereka dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Bengkalis, Hariantimes-com -  Penduduk di daerah pesisir memiliki tingkat ekonomi yang relatif rendah. Karakteristik sosial ekonomi masyarakat pesisir sebagian besar bermata pencaharian disektor kelautan dan perikanan.

Pada umumnya setiap masyarakat menginginkan kondisi kehidupannya berkembang semakin baik. Suatu kehidupan dimana kebutuhan-kebutuhan dapat semakin terpenuhi sehingga ada rasa aman karena tidak lagi dihantui kekhawatiran hari esok, kehidupan yang memberikan iklim kondusif guna aktualisasi diri dan untuk terwujudnya proses relasi sosial yang harmonis dan berkeadilan.

Dengan demikian, apabila kehidupan saat sekarang belum memenuhi kondisi ideal tersebut, selalu ada dorongan untuk melakukan perubahan sebagai bentuk usaha guna mewujudkannya. Demikian juga apabila terdapat realitas yang dianggap menghambat tercapainya kondisi ideal tersebut akan mendorong usaha untuk melakukan perubahan untuk memperbaikinya.

Pada awal kemerdekaan negara yang sedang berkembang, mereka menyadari bahwa dilihat dari kondisi sosial ekonominya, posisi mereka jauh ketinggalan dari negara lain yang dianggap sudah maju. Oleh sebab itu, sangat mengherankan apabila pada era saat ini terdapat pembagian kelompok didalam sebuah negara yaitu adanya perbedaan suku dan ras.

Dalam sebuah kelompok tertentu yaitu salah satunya di daerah masyarakat pesisir menyadari akan ketertinggalannya. Mereka berusaha melakukan upaya untuk mempersempit jarak dengan kelompok lainnya.

Walaupun demikian, dalam upaya tersebut sekalipun tidak menutup pintu terhadap bantuan dari luar, akan tetapi tetap mengedepankan kemandirian. Wujud dari kemandirian tersebut berasal dari kerja keras mereka dalam menunjang ekonomi yaitu dengan tetap mencari penghasilan dari laut.

Berdasarkan prespektif keterbelakangan dan kemandirian tersebut upaya pembangunan masyarakat dilakukan dengan memadukan otoritas dari pemerintah dengan potensi dan partisipasi masyarakat. (Soetomo, 2011 : 37-38).

Dalam dinamika kehidupan masyarakat sosial sering terjadi adanya perkembangan ekonomi yang berdampak pada kehidupan yang semakin individualistis dan atomistis sehingga memperlemah solidaritas sosial dan integrasi sosial.

Solidaritas sosial dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bentuk modal sosial yang berdampak positif bagi pembangunan ekonomi, sebaliknya pembangunan ekonomi melalui tindakan kolektif dalam kehidupan komunitas semakin memperkokoh solidaritas sosial dan integrasi sosial. (Soetomo, 2011 : 39-40)

Masyarakat pesisir Desa Teluk Papal memiliki tingkat ekonomi yang masih standar. Jika dilihat dari penghasilan sebagai seorang nelayan. Mereka merupakan salah satu yang paling unggul. Akan tetapi, penghasilan yang diperoleh tidak di gunakan untuk jangka panjang.

Dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang relative dalam tingkat kesejahteraan rendah, maka dalam jangka panjang tekanan sumber daya masyarakat pesisir akan semakin besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pesisir ke depannya.

Masyarakat peisir paling rentan terhimpit berbagai tekanan. Kebutuhan hidup mereka juga tergantung pada iklim, apabila cuaca tidak mendukung dan perkiraan pasang surut air laut yang tidak menentu membuat mereka harus memberhentikan pencaharian mereka sebagai seorang nelayan. Mereka harus menunggu beberapa hari hingga kondisi iklim membaik.(bersambung)

                    


 Editor : a kasim

[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Subsidi dan Teknologi, Kunci Menjaga Stabilitas Pangan di Tengah Mahalnya Biaya Input Pertanian

Bhabinkamtibmas Minas Jaya Bripka Rosady Elian Raih Penghargaan Green Policing Award Polda Riau 2025

Temuan dan Evaluasi Beasiswa PKH Siak

Duka atas Kebakaran SMA Negeri 1 Meranti dan Harapan Transparansi

Path-Goal Theory dan Kepemimpinan Akademik: Menuntun Generasi Muda Ekonom Indonesia

Diplomasi Bela Palestina Presiden Prabowo Subianto

Subsidi dan Teknologi, Kunci Menjaga Stabilitas Pangan di Tengah Mahalnya Biaya Input Pertanian

Bhabinkamtibmas Minas Jaya Bripka Rosady Elian Raih Penghargaan Green Policing Award Polda Riau 2025

Temuan dan Evaluasi Beasiswa PKH Siak

Duka atas Kebakaran SMA Negeri 1 Meranti dan Harapan Transparansi

Path-Goal Theory dan Kepemimpinan Akademik: Menuntun Generasi Muda Ekonom Indonesia

Diplomasi Bela Palestina Presiden Prabowo Subianto



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Mahasiswi FT Unilak Raih Medali Perunggu Cabor Sepak Takraw Sea Games Thailand 2025
15 Desember 2025
Natal Bersama Kemenag, Wamenag: Kami Imbau Perayaan Tidak Secara Berlebihan
15 Desember 2025
Mempersiapkan Umat Masa Depan, Nasaruddin: Kemenag Harus Hadir Sebagai Penyeimbang
15 Desember 2025
Helmi: Semoga Keberadaan Kerukunan Keluarga Banjar Riau Jaga Bingkai NKRI
13 Desember 2025
Dorong UMKM "Naik Kelas", Beni Febrianto: Kami Libatkan dalam Setiap Event
13 Desember 2025
Samsat Riau Perpanjang Jam Pelayanan Pemutihan Pajak Hingga Pukul 16.00 WIB
13 Desember 2025
Grand Opening TBK DCC Dihadiri Chef Imam Junaidi dan Master Chef Kim Garry
13 Desember 2025
Kunker ke Kemendagri, Ketua FPK Riau Sampaikan Masalah Informasi Daerah Riau Istimewa
12 Desember 2025
KUA Rengat Raih Penghargaan Tertib Administrasi Tingkat Nasional
12 Desember 2025
Doa Bersama, PHI dan Elnusa Santuni 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa
12 Desember 2025
TERPOPULER +
  • 1 PWI Pusat Perbaharui Kebijakan AJP 2025, Eddy Iriawan: Karya Berbasis Medsos Harus Diperluas
  • 2 Puluhan Komunitas Ikuti Aksi Solidaritas untuk Korban Bencana Sumatera
  • 3 Bantu Pulihkan Psikis Korban Banjir, UIR Kirim Relawan Trauma Healing ke Sumbar
  • 4 66 Peserta Ikuti UPA PERADI Gelombang 2 di ITP
  • 5 DPN PERADI Gelar UPA di FH UGM, Prof Harris: Kualitas Advokat Itu Penting
  • 6 Gandeng Kodam XIX/Tuanku Tambusai, Permabudhi Riau Kirim Bantuan Logistik untuk Korban Bencana Sumatera
  • 7 Grand Opening, Pengunjung Kopi Kopan Membludak
  • 8 Menteri PKP dan PWI Fasilitasi 5.000 Rumah Wartawan
  • 9 Kirim Alat Berat ke Malalo, Tim PT BRM Bersihkan 64 Rumah
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved