• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Kunker ke Kemendagri, Ketua FPK Riau Sampaikan Masalah Informasi Daerah Riau Istimewa
Dibaca : 228 Kali
KUA Rengat Raih Penghargaan Tertib Administrasi Tingkat Nasional
Dibaca : 233 Kali
Doa Bersama, PHI dan Elnusa Santuni 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa
Dibaca : 269 Kali
Ditjen Bimas Kristen dan Ditjen Bimas Katolik Gelar Festival Kasih Nusantara bersama Kemenag di TMII
Dibaca : 253 Kali
PWI Pusat Terbitkan SE Rangkap Jabatan, Perpanjangan KTA dan Donasi Kemanusiaan Bencana Sumatera
Dibaca : 259 Kali

  • Home
  • Opini

Subsidi dan Teknologi, Kunci Menjaga Stabilitas Pangan di Tengah Mahalnya Biaya Input Pertanian

Zulmiron
Kamis, 30 Oktober 2025 17:59:43 WIB
Cetak
Heriyanto, Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang dan Dosen Fakultas Pertanian Universitas islam Riau

Oleh : Heriyanto, Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang dan Dosen Fakultas Pertanian Universitas islam Riau

STABILITAS pangan lokal, khususnya komoditas sayuran di Provinsi Riau kini menghadapi tantangan serius.

Biaya input pertanian yang terus melambung telah menjepit petani, membuat usaha tani sayuran menjadi tidak menguntungkan dan berisiko mengancam keberlanjutan produksi.

Menjawab tantangan krusial ini, akademisi dari Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR) menyoroti dua solusi strategis: intervensi subsidi yang tepat sasaran dan adopsi teknologi pertanian modern.

Temuan ini dipaparkan dalam sebuah kajian ilmiah yang disampaikan saat Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kelompok Wanita Tani (KWT) Pelita Hati, Pekanbaru.

Data kajian tersebut menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan. Ditemukan bahwa hampir seluruh, atau 99%, usahatani sayuran di Riau tidak efisien secara alokatif (harga). Inefisiensi ini disebabkan oleh rasio harga input yang dibayar petani.seperti pupuk, benih, dan pestisida jauh lebih besar daripada harga jual (output) yang mereka terima di pasar.

"Petani yang belum efisien secara alokatif disebabkan oleh rasio harga input yang dibayarkan petani lebih besar dari harga output yang mereka terima," tulis paparan tersebut.

Selain masalah harga, 85% petani sayuran juga ditemukan tidak efisien secara teknis. Artinya, penggunaan faktor produksi seperti lahan, pupuk, dan tenaga kerja belum sesuai dan belum mampu menghasilkan produksi yang optimal.

Dampaknya sangat serius. Pendapatan dari usahatani sayuran dirasa lebih kecil dibandingkan sektor lain seperti perkebunan. Hal ini memicu penurunan luas panen sayuran akibat banyaknya alih fungsi lahan menjadi areal perkebunan yang dianggap lebih menguntungkan. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berdampak langsung pada pasokan dan konsumsi masyarakat.

Subsidi dan Teknologi Sebagai Solusi

Menghadapi mahalnya harga sarana produksi (saprodi), merekomendasikan intervensi kebijakan yang konkret.

Pertama, "memberikan subsidi terhadap faktor produksi terutama benih, pupuk dan pestisida". Subsidi ini dinilai krusial untuk menekan biaya produksi yang tinggi akibat harga saprodi yang mahal. Dengan input yang lebih terjangkau, diharapkan petani dapat mengoptimalkan penggunaan faktor produksi sehingga usahatani menjadi efisien secara teknis dan produksi meningkat.

Kedua, perlunya "dukungan teknologi". Mengingat karakteristik lahan di Riau yang didominasi tanah organosol (gambut) dan podsolik merah kuning, penerapan teknologi modern menjadi kunci. Kajian ini merekomendasikan inovasi seperti sistem pengelolaan tanaman hidroponik, irigasi tetes, vertigasi, dan sistem pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang efektif.

Heriyanto menyimpulkan, pencapaian efisiensi teknis dan alokatif adalah syarat mutlak. Jika kedua efisiensi ini tercapai, maka efisiensi ekonomi akan tercapai dengan sendirinya, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani dan memperkuat ketahanan pangan daerah.
(*)


 Editor : Zulmiron

[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Bhabinkamtibmas Minas Jaya Bripka Rosady Elian Raih Penghargaan Green Policing Award Polda Riau 2025

Temuan dan Evaluasi Beasiswa PKH Siak

Duka atas Kebakaran SMA Negeri 1 Meranti dan Harapan Transparansi

Path-Goal Theory dan Kepemimpinan Akademik: Menuntun Generasi Muda Ekonom Indonesia

Diplomasi Bela Palestina Presiden Prabowo Subianto

Kapolri Mendahului atau “Melawan” Presiden?

Bhabinkamtibmas Minas Jaya Bripka Rosady Elian Raih Penghargaan Green Policing Award Polda Riau 2025

Temuan dan Evaluasi Beasiswa PKH Siak

Duka atas Kebakaran SMA Negeri 1 Meranti dan Harapan Transparansi

Path-Goal Theory dan Kepemimpinan Akademik: Menuntun Generasi Muda Ekonom Indonesia

Diplomasi Bela Palestina Presiden Prabowo Subianto

Kapolri Mendahului atau “Melawan” Presiden?



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Kunker ke Kemendagri, Ketua FPK Riau Sampaikan Masalah Informasi Daerah Riau Istimewa
12 Desember 2025
KUA Rengat Raih Penghargaan Tertib Administrasi Tingkat Nasional
12 Desember 2025
Doa Bersama, PHI dan Elnusa Santuni 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa
12 Desember 2025
Ditjen Bimas Kristen dan Ditjen Bimas Katolik Gelar Festival Kasih Nusantara bersama Kemenag di TMII
12 Desember 2025
PWI Pusat Terbitkan SE Rangkap Jabatan, Perpanjangan KTA dan Donasi Kemanusiaan Bencana Sumatera
12 Desember 2025
Indosat Masuk Daftar Fortune Best Companies to Work For Southeast Asia
11 Desember 2025
18 Alumni MAN 1 Pekanbaru Lanjutkan Studi ke Universitas Al Azhar, Mesir
11 Desember 2025
Tingkatkan Kualitas Pendidikan Keagamaan di Unilak, Prof Junaidi: Kami akan Bekerjasama dengan IKMI Pekanbaru
10 Desember 2025
Sembilan Dosen Unilak Raih Gelar Assoc Professor
10 Desember 2025
Tujuh Anggota Dewan Pendidikan Inhil Dilantik, Prof Junaidi Harap Kualitas Pendidikan di Negeri Seribu Parit Semakin Meningkat
09 Desember 2025
TERPOPULER +
  • 1 DPN PERADI Gelar UPA di FH UGM, Prof Harris: Kualitas Advokat Itu Penting
  • 2 Gandeng Kodam XIX/Tuanku Tambusai, Permabudhi Riau Kirim Bantuan Logistik untuk Korban Bencana Sumatera
  • 3 Grand Opening, Pengunjung Kopi Kopan Membludak
  • 4 Menteri PKP dan PWI Fasilitasi 5.000 Rumah Wartawan
  • 5 Kirim Alat Berat ke Malalo, Tim PT BRM Bersihkan 64 Rumah
  • 6 Perwakilan Pengurus P3MS Pekanbaru Antarkan Donasi Bantuan ke Warga Matur Terdampak Bencana Longsor
  • 7 Dua Anak Perusahaan Astra Agro Salurkan Paket Bantuan ke Aceh
  • 8 Rumah Zakat Riau Kirim Truk Kemanusiaan Peduli Bencana Sumatera
  • 9 WTK Riau Serahkan Bantuan Kemanusiaan bagi Masyarakat Sumbar Terdampak Bencana
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved