• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Kadin Riau akan Gelar Rapimprov 2025, Kholis Romli: Jadi Forum Strategis bagi Dunia Usaha
Dibaca : 132 Kali
Besok, SMSI Riau Persembahkan Anugerah Bergengsi Media Siber 2025
Dibaca : 146 Kali
Subsidi dan Teknologi, Kunci Menjaga Stabilitas Pangan di Tengah Mahalnya Biaya Input Pertanian
Dibaca : 143 Kali
Kuartal Ketiga, Indosat Ooredoo Hutchison Catat Kinerja yang Tangguh
Dibaca : 155 Kali
UIR Raih Peringkat Pertama Pengelolaan Medsos dan Peringkat Laman Terbaik
Dibaca : 158 Kali

  • Home
  • Opini

Subsidi dan Teknologi, Kunci Menjaga Stabilitas Pangan di Tengah Mahalnya Biaya Input Pertanian

Zulmiron
Kamis, 30 Oktober 2025 17:59:43 WIB
Cetak
Heriyanto, Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang dan Dosen Fakultas Pertanian Universitas islam Riau

Oleh : Heriyanto, Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang dan Dosen Fakultas Pertanian Universitas islam Riau

STABILITAS pangan lokal, khususnya komoditas sayuran di Provinsi Riau kini menghadapi tantangan serius.

Biaya input pertanian yang terus melambung telah menjepit petani, membuat usaha tani sayuran menjadi tidak menguntungkan dan berisiko mengancam keberlanjutan produksi.

Menjawab tantangan krusial ini, akademisi dari Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR) menyoroti dua solusi strategis: intervensi subsidi yang tepat sasaran dan adopsi teknologi pertanian modern.

Temuan ini dipaparkan dalam sebuah kajian ilmiah yang disampaikan saat Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kelompok Wanita Tani (KWT) Pelita Hati, Pekanbaru.

Data kajian tersebut menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan. Ditemukan bahwa hampir seluruh, atau 99%, usahatani sayuran di Riau tidak efisien secara alokatif (harga). Inefisiensi ini disebabkan oleh rasio harga input yang dibayar petani.seperti pupuk, benih, dan pestisida jauh lebih besar daripada harga jual (output) yang mereka terima di pasar.

"Petani yang belum efisien secara alokatif disebabkan oleh rasio harga input yang dibayarkan petani lebih besar dari harga output yang mereka terima," tulis paparan tersebut.

Selain masalah harga, 85% petani sayuran juga ditemukan tidak efisien secara teknis. Artinya, penggunaan faktor produksi seperti lahan, pupuk, dan tenaga kerja belum sesuai dan belum mampu menghasilkan produksi yang optimal.

Dampaknya sangat serius. Pendapatan dari usahatani sayuran dirasa lebih kecil dibandingkan sektor lain seperti perkebunan. Hal ini memicu penurunan luas panen sayuran akibat banyaknya alih fungsi lahan menjadi areal perkebunan yang dianggap lebih menguntungkan. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berdampak langsung pada pasokan dan konsumsi masyarakat.

Subsidi dan Teknologi Sebagai Solusi

Menghadapi mahalnya harga sarana produksi (saprodi), merekomendasikan intervensi kebijakan yang konkret.

Pertama, "memberikan subsidi terhadap faktor produksi terutama benih, pupuk dan pestisida". Subsidi ini dinilai krusial untuk menekan biaya produksi yang tinggi akibat harga saprodi yang mahal. Dengan input yang lebih terjangkau, diharapkan petani dapat mengoptimalkan penggunaan faktor produksi sehingga usahatani menjadi efisien secara teknis dan produksi meningkat.

Kedua, perlunya "dukungan teknologi". Mengingat karakteristik lahan di Riau yang didominasi tanah organosol (gambut) dan podsolik merah kuning, penerapan teknologi modern menjadi kunci. Kajian ini merekomendasikan inovasi seperti sistem pengelolaan tanaman hidroponik, irigasi tetes, vertigasi, dan sistem pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang efektif.

Heriyanto menyimpulkan, pencapaian efisiensi teknis dan alokatif adalah syarat mutlak. Jika kedua efisiensi ini tercapai, maka efisiensi ekonomi akan tercapai dengan sendirinya, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani dan memperkuat ketahanan pangan daerah.
(*)


 Editor : Zulmiron

[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Bhabinkamtibmas Minas Jaya Bripka Rosady Elian Raih Penghargaan Green Policing Award Polda Riau 2025

Temuan dan Evaluasi Beasiswa PKH Siak

Duka atas Kebakaran SMA Negeri 1 Meranti dan Harapan Transparansi

Path-Goal Theory dan Kepemimpinan Akademik: Menuntun Generasi Muda Ekonom Indonesia

Diplomasi Bela Palestina Presiden Prabowo Subianto

Kapolri Mendahului atau “Melawan” Presiden?

Bhabinkamtibmas Minas Jaya Bripka Rosady Elian Raih Penghargaan Green Policing Award Polda Riau 2025

Temuan dan Evaluasi Beasiswa PKH Siak

Duka atas Kebakaran SMA Negeri 1 Meranti dan Harapan Transparansi

Path-Goal Theory dan Kepemimpinan Akademik: Menuntun Generasi Muda Ekonom Indonesia

Diplomasi Bela Palestina Presiden Prabowo Subianto

Kapolri Mendahului atau “Melawan” Presiden?



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Kadin Riau akan Gelar Rapimprov 2025, Kholis Romli: Jadi Forum Strategis bagi Dunia Usaha
30 Oktober 2025
Besok, SMSI Riau Persembahkan Anugerah Bergengsi Media Siber 2025
30 Oktober 2025
Subsidi dan Teknologi, Kunci Menjaga Stabilitas Pangan di Tengah Mahalnya Biaya Input Pertanian
30 Oktober 2025
Kuartal Ketiga, Indosat Ooredoo Hutchison Catat Kinerja yang Tangguh
30 Oktober 2025
UIR Raih Peringkat Pertama Pengelolaan Medsos dan Peringkat Laman Terbaik
30 Oktober 2025
Massif Lakukan Pengeboran, APGWI Capai Produksi Tertinggi Sejak Kelola Blok West Kampar
30 Oktober 2025
Jamin Perlindungan yang Efektif, PWI Pusat Usulkan Pembentukan Protokol Nasional Perlindungan Wartawan
29 Oktober 2025
Musnahkan BB 214,84 Ton Narkoba Senilai Rp29,37 T, Presiden Prabowo: Polisi Harus Lebih Sigap, Harus Kompak
29 Oktober 2025
Dahlan Dahi: Teman-Teman Media Baru Jangan Sampai Terperosok dalam Pasal UU ITE
29 Oktober 2025
Rudy Hendra Pakpahan: Pengawasan Terhadap Notaris Harus Terus Diperkuat
29 Oktober 2025
TERPOPULER +
  • 1 Indosat Ooredoo Hutchison Rangkul Potensi Anak Muda Melalui Indonesia Creator Hub
  • 2 Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unri akan Gelar PRB, Dr Darmadi: Kami Ingin Tanamkan Semangat Ilmiah
  • 3 Khususnya di Wilayah Kerja West Area, Produksi Minyak Mentah BSP Naik 900 bph
  • 4 SKK Migas dan PHR Tegaskan Komitmen Transparansi, Sinergi dan Keadilan bagi Provinsi Riau
  • 5 Media Siber Award 2025, SMSI Riau akan Beri Penghargaan ke Tokoh Inspiratif dan Mitra Kerja
  • 6 Go To School di Yayasan Nantara, SMSI Inhil Bersama IKM Bagikan Ginas Gratis ke Santri
  • 7 Sosialisasi Green Policing, Ditpolairud Polda Riau Ajak Mahasiswa Unilak Peduli Lingkungan
  • 8 Divisi P3H Kanwil Kemenkum Riau Gelar Penyuluhan Hukum di Tenayan Raya
  • 9 Faperta UIR Gelar ICASS 2nd 2025 Bahas Inovasi dan Keberlanjutan Pertanian Global
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved