PILIHAN
+
PHR Dorong Petapahan Jadi Desa Wisata Mandiri dan Berkelanjutan
Dibaca : 110 Kali
Tahun 2025, Tujuh Gedung Kampus Baru akan Dibangun di Unri
Dibaca : 106 Kali
Kampanye di Minas, Fauzan: Kami Optimis Afni akan Jadi Pemimpin Siak
Dibaca : 133 Kali
PHR Goes to Campus 2024, Masa Depan Energi Indonesia Pada Generasi Muda
Dibaca : 127 Kali
Dugaan Ada Pengacau dari Luar Riau di Aksi Deklarasi #2019GantiPresiden
Al Azhar: LAM Riau akan Segera Mempertanyakan Itu ke Polda Riau
Ketum MKA LAM Riau Datuk Seri H Al Azhar angkat bicara soal persekusi terhadap inisiator aksi deklarasi #2019GantiPresiden.
Pekanbaru, Hariantimes.com - Peristiwa tertahannya inisiator aksi deklarasi #2019GantiPresiden, Hj Neno Warisman di gerbang Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Sabtu (25/08/2018), cukup menyita perhatian publik.
Kenapa tidak? Neno Warisman tertahan di dalam mobil hampir selama sekitar tujuh jam tanpa makan dan minum.
Terkait dengan kejadian itu, Salah satunya dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau mengeluarkan 6 point pernyataan sikap. Pernyataan sikap itu dikeluarkan langsung oleh Ketum MKA LAM Riau Datuk Seri H Al Azhar dan Ketum DPH LAM Riau Datuk Seri Syahril Abu Bakar pada Minggu (26/08/2018).
Enam point pernyataan sikap tersebut yakni sebagai berikut: Pertama; Kejadian itu tidak mencerminkan nilai-nilai adat dan budaya Melayu yang sepatutnya dihormati dan dijunjung tinggi semua orang di Provinsi Riau ini; di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
Kedua; Untuk pencederaan atas nilai-nilai itu, semua pihak yang terbabit langsung dengan kejadian tersebut patut introspeksi, dengan mengedepankan hati nurani dan kejernihan akal budinya, tanpa terbawa kepentingan politik apapun.
Ketiga; Kepada pihak-pihak yang datang meminta petuah ke LAM Riau sebelum kejadian itu, pimpinan LAM Riau sudah mengingatkan, apa pun bentuknya, hendaklah tetap di koridor hukum dan peraturan perundang-undangan, dengan cara-cara jalur yang santun, beradab, dan bermartabat.
Keempat; Mari kita hormati perbedaan-perbedaan pilihan politik sesama kita; kita kelola dengan akal budi, dalam semangat harmoni sosial yang selama ini mampu kita jaga-pelihara.
Kelima; Untuk aparat keamanan, kalau diperlukan ke depan, aparat keamanan perlu mengembangkan sikap musyawarah dengan para pihak dan tidak menang-menangan.
Dan Keenam; Masyarakat adat dan kelembagaan adat jangan terprovokasi oleh hal-hal yang mencederai harmonisasi kemasyaratakatan.
Lalu apa tanggapan LAM Riau terkait dugaan ada pengacau dari luar Riau di bandara kemarin, yang kemudian terkesan dibiarkan polisi? Lalu tadi masyarakat tempatan malah tak diperbolehkan untuk aksi?
Tentang 'dugaan ada pengacau yang dari luar Riau', Ketum MKA LAM Riau Datuk Seri H Al Azhar, menyebutkan, dugaan itu perlu didalami. Bila benar bahwa dalam kelompok yang kontra deklarasi #2019gantipresiden pada kejadian di sekitar Bandara Suska II itu ada orang yang bukan warga Riau, maka harus diusut darimana mereka, siapa yang mengerahkannya, apa motif mereka dan kenapa aparat keamanan membiarkannya?
"Sebagai lembaga yang diharapkan perannya mengawal harmoni sosial yang berakar-umbi pada nilai-nilai luhur adat dan budaya Melayu di Riau, LAM Riau akan segera mempertanyakan itu kepada Polda Riau. Bila mereka ternyata adalah warga Riau dari etnik tertentu, maka kita juga akan mempertanyakan apakah mereka hadir atas keinginan pribadi, atau dimobilisasi? Dimobilisasi oleh kelompok politiknya, atau oleh pimpinan paguyubannya? Kalau oleh pimpinan paguyubannya, maka itu politik identitas berasaskan etnik namanya. Bila kelompok etnik yang lain terpancing, maka negeri ini terancam dalam keretakan sosial yang amat mudhorat. Jadi, saya menghimbau agar pimpinan paguyuban yang 'diduga kelompok etnik tertentu' itu membuat klarifikasi segera," papar Datuk Seri H Al Azhar.
Mereka inisiatif klarifikasi atau LAM baiknya tanyakan?
Datuk Seri Al Azhar mengatakan, LAM Riau menunggu inisiatif dari mereka sampai Kamis (30/08/2018) mendatang. Bila tidak ada tabayyun itu, maka LAM Riau Insya Allah akan mengundang Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Riau untuk membahas tindak lanjutnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kedatangan Hj Neno Warisman di Pekanbaru, ditolak sejumlah orang, Sabtu (25/08/2018). Neno terjebak di depan kepungan massa yang berunjuk rasa di pintu keluar Bandara Sultan Syarif Kasim II.
Neno Warisman beserta rombongan tiba di bandara sekitar pukul 15.30 WIB. Neno keluar dari terminal kedatangan bandara menaiki mobil BMW bernopol D 1352 AFK. Rombongan Neno, di antaranya Murshal Fadilah, Titi Widoretno Warisman, Syamsul Balda, dan R Mardi Hardjono. Kendaraan yang ditumpangi Neno beserta rombongan mendadak terhenti tepat di pintu gerbang Selamat Datang di Pekanbaru.
Beberapa meter di depan mereka sudah berkumpul pengunjuk rasa. Mereka membentangkan spanduk menolak kedatangan Neno. Akhirnya, mobil Neno terjebak di lokasi aksi unjuk rasa. Dan Neno beserta rombongan hingga sekitar pukul 17.00 WIB masih berada di dalam mobil putih sedan BMW tersebut.
Tim negoisator Polda Riau tampak terlibat diskusi dan berbicara dengan orang yang menemani Neno di dalam mobil. Belum diketahui isi pembicaraan karena wartawan dilarang mendekat ke sekitar mobil. Tampak di lokasi Kapolresta Pekanbaru Kombes Susanto dan Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru. Juga ada di lokasi jajaran pimpinan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
“Ayo Polwan dan anggota Sabhara maju. Lakukan penjagaan di sini. Bagi yang tidak berkepentingan, silakan keluar dari sini,†perintah Kapolresta kepada anggota kepolisian di lokasi.
Kapolresta Kombes Susanto beberapa kali terlihat melakukan koordinasi dengan jajarannya, termasuk dengan pimpinan Lanud Roesmin Nurjadin. Markas Lanud Roesmin Nurjadin hanya beberapa puluh meter dari lokasi unjuk rasa.
“Kami ingin Bu Neno kembali ke Jakarta. Kalau tidak, kami siap menunggu (berunjuk rasa) sampai malam di sini,†ujar salah seorang pengunjuk rasa.
Sementara itu, lewat rekaman video, yang juga disebarluaskan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, Neno menjelaskan kronologi pengadangan versi dirinya tersebut.
“Izinkan saya menceritakan dari awal, bagaimana kami datang dan kemudian beberapa aparat meminta kepada kami terutama saya untuk masuk ke ruangan yang mereka inginkan. tetapi karena saya memang tujuan kita semuanya adalah melakukan hal yang baik dan tidak ada yang perlu dibicarakan. Saya memang terus berjalan ke arah mobil dr Dian Tabrani yang telah disediakan,†tutur Neno dalam video yang dicuitkan Fadli lewat akun Twitter-nya pada pukul 21.33 WIB.
“Dan saya masuk ke dalam mobil sampai kemudian di ujung di pengujung atau batas antara jalan dengan bandara itu ada gerbang yang dipenuhi aparat dan banyak sekali wartawan,†sambung Neno.
Neno mengaku dirinya dipaksa kembali ke bandara, namun desakan itu tak dipenuhi. Ia bersama penjemputnya di Pekanbaru itu pun memilih bertahan di dalam mobil hingga menjenlang Isya.
Terakhir, pada video yang disebar Fadli lewat akun Twitter yang sama, mobil yang membawa Neno diarahkan putar balik ke dalam bandara. Terdengar di sekeliling Neno seperti suara mesin pesawat yang menyala.
“Saya dipaksa pulang naik pesawat. O, begitu mau dipaksa pulang mau dibawa ke sini,†ujar Neno.
Beberapa saat terekam keributan saling tarik menarik antara pihak yang mendampingi Neno di Pekanbaru dengan seorang sosok berpakaian batik. Dari celotehan sejumlah orang yang berada di dalam mobil Neno itu menyebutkan jabatan Kepala BIN Daerah (Kabinda). Neno pun meminta kepada salah satu pendampingnya untuk menjaga tas agar tak diambil atau disandera.
Bagi Neno, ini bukanlah kali pertama dirinya ditolak saat hendak mengikuti kegiatan deklarasi #2019GantiPresiden. Sebelumnya pada 28 Juli lalu, Neno bersama rombongannya pun diadang massa saat akan menggelar deklarasi tersebut di Batam, Kepulauan Riau.
Kala itu, Neno diadang massa yang menolak kedatangannya di luar Bandara Hang Nadim, Batam. Neno yang tiba di bandara tersebut sekitar pukul 17.00 WIB pun tertahan di sana sebelum akhirnya bisa keluar dari bandara lepas tengah malam.(*/ron)
Tulis Komentar