PILIHAN
+
Rektor UIR Prof Syafrinaldi: Mimpi Kami Masih Besar Lagi
Dibaca : 198 Kali
IZI Bersama Kanwil DJBC Riau Berbagi Paket Sembako di Cinta Raja
Dibaca : 197 Kali
PSU Siak Butuh Anggaran Hampir Setengah Miliar Rupiah
Dibaca : 225 Kali
Ketua PWI Riau Raja Isyam Apresiasi PHR Santuni Yatim dan Janda Wartawan
Dibaca : 233 Kali
Soal Aksi Deklarasi #2019GantiPresiden
Noviwaldy: Kalau 2018 Ganti Presiden Itu Baru Makar, Kalau 2019 Biasa Aja Kali

Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau, Ir Noviwaldy Jusman
Pekanbaru, Hariantimes.com - Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau, Ir Noviwaldy Jusman menjamin aksi Deklarasi #2019GantiPresiden akan berjalan lancar, damai dan aman.
Soalnya, gerakan Deklarasi #2019GantiPresiden bukan termasuk perbuatan makar. Dan gerakan ini adalah sebagai ungkapan aspirasi masyarakat yang dilindungi oleh undang-undang.
"Kalau 2018 ganti presiden itu baru makar, kalau 2019 biasa aja kali. Kok pada ketakutan begini? Gak usah lebay. Biasa aja kali. Ini negara demokrasi loh. Yang bilang ini makar kan juga sudah mencabut laporannya, sudah sadar dan sudah mendapatkan hidayah, kelompok mana yang masih menolak?" ucap pria yang akrab disapa Dedet ini kepada media, kemarin.
Jika ada pihak yang tidak suka dengan diadakannya Deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, kata Dedet, silahkan buat tandingan. Buat aksi entah deklarasi dua periode atau apalah. Itu sah-sah saja dan kelompok 2019 Ganti Presiden tidak boleh menganggu mereka.
"Tapi janganlah deklarasi 2019 Ganti Presiden dihalang-halangi. Aksi mereka damai kok. Kalau mereka buat kerusuhan, saya yang berdiri paling depan membubarkan mereka," tegas Dedet.
Mengenai spanduk penolakan yang masih beredar di beberapa titik di kota Pekanbaru, Dedet menyebutkan, hal tersebut tidak usah diambil pusing. Karena itu bukan representasi masyarakat Riau.
"Spanduk itu kan ndak jelas orangnya, mungkin saja itu hanya satu atau dua orang, janganlah di anggap sebagai penolakan oleh seribu orang," pungkas Dedet.(*/ron)
Soalnya, gerakan Deklarasi #2019GantiPresiden bukan termasuk perbuatan makar. Dan gerakan ini adalah sebagai ungkapan aspirasi masyarakat yang dilindungi oleh undang-undang.
"Kalau 2018 ganti presiden itu baru makar, kalau 2019 biasa aja kali. Kok pada ketakutan begini? Gak usah lebay. Biasa aja kali. Ini negara demokrasi loh. Yang bilang ini makar kan juga sudah mencabut laporannya, sudah sadar dan sudah mendapatkan hidayah, kelompok mana yang masih menolak?" ucap pria yang akrab disapa Dedet ini kepada media, kemarin.
Jika ada pihak yang tidak suka dengan diadakannya Deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, kata Dedet, silahkan buat tandingan. Buat aksi entah deklarasi dua periode atau apalah. Itu sah-sah saja dan kelompok 2019 Ganti Presiden tidak boleh menganggu mereka.
"Tapi janganlah deklarasi 2019 Ganti Presiden dihalang-halangi. Aksi mereka damai kok. Kalau mereka buat kerusuhan, saya yang berdiri paling depan membubarkan mereka," tegas Dedet.
Mengenai spanduk penolakan yang masih beredar di beberapa titik di kota Pekanbaru, Dedet menyebutkan, hal tersebut tidak usah diambil pusing. Karena itu bukan representasi masyarakat Riau.
"Spanduk itu kan ndak jelas orangnya, mungkin saja itu hanya satu atau dua orang, janganlah di anggap sebagai penolakan oleh seribu orang," pungkas Dedet.(*/ron)
Tulis Komentar