• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Merawat Keluarga
Dibaca : 151 Kali
Kemenhan Bersama PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan di Akmil Magelang
Dibaca : 161 Kali
Hanafi: Apa yang Dirasakan Warga Agam Juga Dirasakan oleh Kami di Perantauan
Dibaca : 209 Kali
Kuota Haji 2026 Riau Berkurang Jadi 4.682, Defizon: Alhamdulillah Jauh di Atas Rata-Rata Nasional
Dibaca : 175 Kali
Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Bangkitkan Semangat Bangun Bangsa
Dibaca : 176 Kali

  • Home
  • Politik

Resep Mujarab Caleg Meraih Kemenangan

Politisi Perlu Memahami Dahsyatnya Pengaruh Komunikasi Nonverbal

Redaksi
Selasa, 08 Januari 2019 13:56:38 WIB
Cetak
Bagus Santoso
Oleh: Bagus Santoso
(Mahasiswa S3 Ilmu Politik, Praktisi Politik dan Anggota DPRD Riau)

SIAPA menabur benih unggul di lahan subur, niscaya memanen hasil gemilang. Kecuali mengabaikan gulma dan hama.

Siapa cerdas komunikasi, peluang menjadi pemenang dalam setiap kontestasi terbuka lebar. Bahkan survei terbaru di negara maju, 80 persen yang menduduki jabatan strategis di perusahaan berasal dari karyawan yang menguasai komunikasi verbal maupun non verbal. 

Lalu bagaimana di wilayah politik?Survei terakhir di kalangan ahli psikologi mengatakan, 70 persen masa depan seseorang sangat ditentukan oleh komunikasi. Sinergis dengan itu, di kalangan konsultan perilaku juga menjelaskan hasil survei yang mengatakan 70 persen warna masa depan seseorang ditentukan oleh etika perilaku. 

Kalau hasil kedua survei tersebut dipakai untuk membedah potensi pasar demokrasi Indonesia 2019, maka bisa dikatakan indikator keterpilihan seorang politisi pada Pemilu Legislatif 2019 dapat dilihat sejauhmana bentuk komunikasi dan etika perilakunya dalam masyarakat. 

Berangkat dari dua indikator keterpilihan itulah, maka setiap politisi perlunya memahami dahsyatnya pengaruh komunikasi nonverbal (bahasa tubuh) dalam politik.

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dan sangat menentukan dalam mempengaruhi orang lain, adalah komunikasi nonverbal. Menurut antropolog, sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. 

Dalam konteks komunikasi politik, berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi non verbal yang sangat berpengaruh dalam meraih simpati orang lain.

Semua atribut yang melekat pada diri seseorang menjadi alat komunikasi kepada orang lain. Seorang perempuan yang berkunjung ke kampung memenuhi undangan pernikahan memakai baju yang seksi, secara tidak langsung telah memproklamirkan diri sebagai perempuan yang kurang mematuhi etika.

Berkunjung ke pasar tradisional dengan memakai semua perhiasan akan memberi pesan kepada orang di sekitar sebagai orang yang haus pujian dan selalu menganggap diri lebih hebat dibanding orang lain. Menutup pintu rumah di tengah kerumunan orang yang sedang bergotong-royong membersihkan got dari ancaman nyamuk demam berdarah, menyampaikan pesan sebagai orang yang miskin jiwa sosial.

Mengendarai mobil sambil kaca tertutup memasuki kompleks perumahannya, bisa ditafsirkan sebagai tetangga yang sombong dan tidak mau peduli nasib orang lain yang ketimpa musibah. Malas tersenyum kepada orang-orang di sekitarnya, baik di kantor, di perjalanan, atau di lingkungan sosialnya, akan mendapat pembenaran sebagai orang yang sombong dan angkuh.***Resep Mujarab Caleg Meraih Kemenangan
Politisi Perlu Memahami Dahsyatnya Pengaruh Komunikasi Nonverbal 
   
Oleh: Bagus Santoso, Mahasiswa S3 Ilmu Politik, Praktisi Politik dan Anggota DPRD Riau

SIAPA menabur benih unggul di lahan subur, niscaya memanen hasil gemilang. Kecuali mengabaikan gulma dan hama.

Siapa cerdas komunikasi, peluang menjadi pemenang dalam setiap kontestasi terbuka lebar. Bahkan survei terbaru di negara maju, 80 persen yang menduduki jabatan strategis di perusahaan berasal dari karyawan yang menguasai komunikasi verbal maupun non verbal. 

Lalu bagaimana di wilayah politik?Survei terakhir di kalangan ahli psikologi mengatakan, 70 persen masa depan seseorang sangat ditentukan oleh komunikasi. Sinergis dengan itu, di kalangan konsultan perilaku juga menjelaskan hasil survei yang mengatakan 70 persen warna masa depan seseorang ditentukan oleh etika perilaku. 

Kalau hasil kedua survei tersebut dipakai untuk membedah potensi pasar demokrasi Indonesia 2019, maka bisa dikatakan indikator keterpilihan seorang politisi pada Pemilu Legislatif 2019 dapat dilihat sejauhmana bentuk komunikasi dan etika perilakunya dalam masyarakat. 

Berangkat dari dua indikator keterpilihan itulah, maka setiap politisi perlunya memahami dahsyatnya pengaruh komunikasi nonverbal (bahasa tubuh) dalam politik.

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dan sangat menentukan dalam mempengaruhi orang lain, adalah komunikasi nonverbal. Menurut antropolog, sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. 

Dalam konteks komunikasi politik, berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi non verbal yang sangat berpengaruh dalam meraih simpati orang lain.

Semua atribut yang melekat pada diri seseorang menjadi alat komunikasi kepada orang lain. Seorang perempuan yang berkunjung ke kampung memenuhi undangan pernikahan memakai baju yang seksi, secara tidak langsung telah memproklamirkan diri sebagai perempuan yang kurang mematuhi etika.

Berkunjung ke pasar tradisional dengan memakai semua perhiasan akan memberi pesan kepada orang di sekitar sebagai orang yang haus pujian dan selalu menganggap diri lebih hebat dibanding orang lain. Menutup pintu rumah di tengah kerumunan orang yang sedang bergotong-royong membersihkan got dari ancaman nyamuk demam berdarah, menyampaikan pesan sebagai orang yang miskin jiwa sosial.

Mengendarai mobil sambil kaca tertutup memasuki kompleks perumahannya, bisa ditafsirkan sebagai tetangga yang sombong dan tidak mau peduli nasib orang lain yang ketimpa musibah. Malas tersenyum kepada orang-orang di sekitarnya, baik di kantor, di perjalanan, atau di lingkungan sosialnya, akan mendapat pembenaran sebagai orang yang sombong dan angkuh.*


[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Besok, PAN Riau Gelar Musda Serentak

Rapat Perdana DPW PAN Riau, Sahidin: Susunlah Program yang Menyentuh Rakyat

PerKPU RI Rahasiakan Data Capres dan Cawapres, Zufra Irwan: Itu Keliru dan Penafsiran yang Sesat Terhadap UU KIP

HUT Bawaslu, Abdul Wahid: Saya Adalah Pemimpin yang Tidak Mau Menciderai Demokrasi dengan Money Politic

KPU Siak Tetapkan Dr Afni-Syamsurizal Sebagai Bupati Terpilih

MK Tolak Gugatan Sugianto, Afni-Syamsurizal Tetap Bupati dan Wakil Bupati Siak Terpilih

Besok, PAN Riau Gelar Musda Serentak

Rapat Perdana DPW PAN Riau, Sahidin: Susunlah Program yang Menyentuh Rakyat

PerKPU RI Rahasiakan Data Capres dan Cawapres, Zufra Irwan: Itu Keliru dan Penafsiran yang Sesat Terhadap UU KIP

HUT Bawaslu, Abdul Wahid: Saya Adalah Pemimpin yang Tidak Mau Menciderai Demokrasi dengan Money Politic

KPU Siak Tetapkan Dr Afni-Syamsurizal Sebagai Bupati Terpilih

MK Tolak Gugatan Sugianto, Afni-Syamsurizal Tetap Bupati dan Wakil Bupati Siak Terpilih



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Merawat Keluarga
24 Desember 2025
Kemenhan Bersama PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan di Akmil Magelang
24 Desember 2025
Hanafi: Apa yang Dirasakan Warga Agam Juga Dirasakan oleh Kami di Perantauan
24 Desember 2025
Kuota Haji 2026 Riau Berkurang Jadi 4.682, Defizon: Alhamdulillah Jauh di Atas Rata-Rata Nasional
24 Desember 2025
Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Bangkitkan Semangat Bangun Bangsa
23 Desember 2025
Dorong Penguatan Karakter Anak Sejak Dini,Sekolah Binaan PT KTU Taja Pagelaran Seni dan Kreativitas
23 Desember 2025
Jelang Perayaan HPN, PWI dan MA Sepakat Bangun Sinergi Edukasi Hukum
22 Desember 2025
Jelang Natal, Indosat Berbagi Kasih ke Anak-Anak dari Komunitas Rentan
22 Desember 2025
Dosen Pendidikan dan Dosen Spesialis Medikal Bedah Lahirkan Inovasi SOP Berbasis HKI
22 Desember 2025
Kemenag Riau Himpun Donasi Rp1,83 Miliar untuk Korban Bencana Sumatera
22 Desember 2025
TERPOPULER +
  • 1 Pelunasan BIPIH Rendah, Plt Kakanwil Kemenhaj dan Umrah Riau Turun ke Rohil
  • 2 Tim KI Riau Visitasi ke PPID Pemkab Kampar, Zufra Irwan:  Kualitas Tata Kelola Informasi Semakin Membaik
  • 3 Diskusi Lingkungan Warnai Festival Hammock 2025
  • 4 SMSI Pusat Gelar Dialog Nasional Refleksi Akhir Tahun 2025 Bertema “Media Baru Menuju Pers Sehat”
  • 5 Silaturahmi Bersama Insan Pers, Ketua FPK Riau Berharap Kerjasama Ini Ditingkatkan
  • 6 Mahasiswi FT Unilak Raih Medali Perunggu Cabor Sepak Takraw Sea Games Thailand 2025
  • 7 Natal Bersama Kemenag, Wamenag: Kami Imbau Perayaan Tidak Secara Berlebihan
  • 8 Mempersiapkan Umat Masa Depan, Nasaruddin: Kemenag Harus Hadir Sebagai Penyeimbang
  • 9 Helmi: Semoga Keberadaan Kerukunan Keluarga Banjar Riau Jaga Bingkai NKRI
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved