3.538 Visa Jemaah Haji Riau telah Diterbitkan
Saat di Embarkasi Batam, Jemaah Haji Terima Uang Saku Rp3.187.500
Sang Penolong
Pasca PSU, Bahlil: Golkar Kawal Kemenangan Afni-Syamsurizal
Ramadan Tebalkan Kesabaran

Oleh : Bagus Santoso, Wakil Bupati Bengkalis
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, dijelaskan bahwa puasa itu separuh kesabaran. Itulah mengapa salah satu nama Ramadan adalah Syahrush Shabr, Bulan Kesabaran.
Dengan puasa, kita dididik untuk bersabar menahan lapar dan haus sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Meskipun ada pasangan yang halal, kita menahan diri tidak mencampurinya karena sedang berpuasa. Walaupun job buat dada sesak otak “kemak” tetap saja adem seperti nikmati seduhan sayur asem. Tidak lupa kita pun menahan marah dan selalu ingat “innii shoimun”, sesungguhnya aku sedang berpuasa.
Secara menyeluruh, puasa mendidik kita untuk menapaki tiga tingkatan kesabaran. Pertama, sabar dalam melaksanakan taat kepada Allah: mulai dari seorang suami yang harus bersabar dalam memerintahkan keluaraganya anak dan isteri untuk mengerjakan salat, hingga bersabar terhadap orang-orang baik yang senantiasa berdoa dan menyeru di jalan Allah.
Kedua, sabar dalam menjauhi kemaksiatan. Seperti halnya Nabi Yusuf as saat dibujuk rayu oleh istri seorang al-‘aziz di tempat yang sudah aman dan tertutup rapat. Namun, Yusuf as lebih memilih bersabar menjauhi maksiat meski harus rela dipenjara.
Ketiga, sabar dalam menerima takdir Allah. Ketika kita mendapat musibah, ingatlah bahwa para Rasul memiliki cobaan yang jauh lebih berat. Ketika diberi amanah tunaikan sesuai kemampuan tak usah dijadikan beban pikiran.
Dalam kondisi peralihan pandemi menjadi endemi COVID-19, ditambah kenaikan harga berbagai komoditas dari BBM sampai minyak goreng, sememang diperlukan kesabaran. Namun, sabar di sini bukan berarti pasif. Kita harus terus berikhtiar: berupaya dan berbuat yang diimbangi dengan doa. Setelah berikhtiar maksimal, lakukan penyerahan dan pemasrahan pada Zat Yang Menentukan. Inilah yang disebut tawakal. Terakhir, satu paket setelah ikhtiar dan tawakal adalah ikhlas, yaitu menerima, rida, dan rela atas setiap keputusan. Nikmati skenario takdir kehidupan bahwa semua adalah anugerah Tuhan. Di sinilah pentingnya sabar. Wallahu a'lam.(*)
Tulis Komentar