• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Resmikan Press Club Indonesia, Firdaus: Ini Milik SMSI dan Masyarakat Pers
Dibaca : 173 Kali
Grand Opening Press Club Indonesia SMSI, Ketua Dewas TVRI Soroti Monopoli Platform Teknologi Global
Dibaca : 186 Kali
SMSI Gelar Simposium Nasional Menyongsong Indonesia Emas 2045 Media Baru dan Platform Global Sebuah Keniscayaan
Dibaca : 193 Kali
KWQ Serahkan 91 Mushaf Al-Qur’an ke Pelajar Tahfidz MTsN 1 Pekanbaru
Dibaca : 454 Kali
Dekatkan Layanan ke Generasi Muda, Imigrasi Pekanbaru Gelar Immigration Goes to School” di SMKN 5 Pekanbaru
Dibaca : 646 Kali

  • Home
  • Opini

Sistem Sekolah: Nilai-Nilai Era Industri

Zulmiron
Senin, 15 Februari 2021 09:00:00 WIB
Cetak
Fitri Handayani.

Oleh: Fitri Handayani (Guru SD Negeri 116 Pekanbaru)

APA yang salah dengan pendidikan kita, sebuah pertanyaan yang mengawali tulisan ini. Rasanya terlalu keliru ketika mengatakan pendidikan kita salah.
 
Namun banyak fakta yang mengajak kita merenung, apakah dengan pendidikan kita sekarang telah mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia nyata, ataukah kita hanya menyiapkan calon orang yang tidak mampu hidup di zamannya. 

Perubahan dunia yang begitu cepat, namun tidak dibarengi dengan persiapan generasi yang siap dengan zamannya. Hal ini dapat dilihat bahwa pendidikan kita bahkan tidak berubah dari ratusan tahun yang lalu. Padahal yang lainnya telah berubah sangat cepat.

Sebagai contoh, alat telekomunikasi Handpone, yang kita kenal sejak awal hingga saat sekarang sesungguhnya terus berubah bentuk dan fungsi. Demikian juga mobil yang kita kenal sejak awal hingga sekarang juga telah berubah. 

Bagaimana dengan pendidikan kita? Sebuah kelas misalnya, dari dahulu hingga saat sekarang tidak pernah berubah. Kursi, meja, dan bahkan cara mengajar guru sesungguhnya tidak banyak berubah, masih sama yang digunakan sekarang dengan beberapa puluhan tahun yang lalu. Tidak banyak yang berubah. Bahkan dengan model duduk siswa saja selalu menghadap ke depan seperti layaknya jamaah yang akan mendengarkan ceramah.

Sesungguhnya yang mau diciptakan dari lembaga pendidikan ini apa? Kita akan menciptakan generasi yang percaya diri dengan kemampuan mereka, atau justru menciptakan orang-orang yang bergerak sesuai instruksi. Jika tidak ada perintah misalnya, maka anak tidak memiliki inisiatif melakukan yang lain. 

Sebagai layaknya di sekolah, anak duduk manis belajar, tidak boleh bicara, tidak berkolaborasi satu dengan yang lain, hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru. Sang guru yang masuk lokal akan mengatakan selama belajar dengannya harus duduk di tempat masing-masing, tidak boleh ribut, buka buku halaman sekian, lalu kerjakan soal yang ada di sana. 

Begitu teraturnya sistem pembelajaran yang dibuat oleh guru, hingga anak tidak memiliki kesempatan berkolaborasi dengan teman sekelasnya, tidak punya waktu untuk menguatkan kepercayaan diri melalui kemampuannya sendiri. Inilah sebagai contoh generasi yang kita wujudkan. Menurut penelitian anak-anak yang hidup sesuai instruksi, dididik untuk melakukan sesuai perintah, tepatnya akan menjadi buruh pabrik. 

Banyak para ahli dari seluruh dunia setuju bahwa sistem pendidikan kita saat ini dirancang di era industri untuk pekerjaan di pabrik. Hal inilah yang terjadi di sekolah. Memberikan anak didik dengan setumpuk tugas dan mengatur kehidupan mereka dengan bunyi bel. Sepanjang hari siswa tidak melakukan selain mengikuti petunjuk sang guru. 

Inilah ciri-ciri kehidupan industri, nilai-nilainya ternyata telah ditanamkan oleh lembaga pendidikan. Dunia industri memang butuh orang-orang yang patuh pada perintah. Jangan sampai ada yang tidak sesuai dengan jalur, karena keberhasilan mereka akan sangat tergantung pada kesesuaian dengan apa yang diberitahu.

Selain itu, sekolah seringkali memberi penghargaan pada siswa yang melakukan apa yang diberitahu, bukan siswa yang mampu melakukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang di luar jalur biasanya dianggap aneh. Apalagi jika siswa melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan.

Sebagai contoh nyata, betapa banyak kita lihat anak yang mampu menghapal rumus, namun tidak tahu fungsinya dalam kehidupan. Contoh lain, seorang anak memperoleh nilai tinggi 100 pada saat ujian, namun sang anak tidak mengetahui manfaat nilai ini dalam hidupnya.

Aneh memang kenyataan yang ada, anak terus pergi ke sekolah, sepanjang hari belajar dalam lokal, namun tidak mampu percaya diri akan ilmu yang ia dapatkan. Lalu pertanyaannya, anak belajar untuk apa? Bukankah seharusnya anak akan semakin tertarik belajar, ketika ia mengetahui manfaatnya. Dan tentunya ilmu itu akan semakin melekat kalau digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Inilah salah satu fungsi belajar, untuk digunakan karena bermanfaat di dunia nyata.

Kehidupan anak kita adalah dunia nyata, bukan hayalan. Maka pembelajaran yang diberikan oleh guru mesti diaktualisasikan. Seyogianya akan lebih banyak praktek daripada teori, agar anak mendapatkan pengalaman langsung.

Apa yang bisa diperoleh dengan hanya mengikuti petunjuk, instruksi, dan perintah. Otak kita hanya akan terbelenggu dengan adanya perintah. Tidak akan berpikir menciptakan sesuatu yang baru, tidak kreatif, dan juga tidak inovatif.

Generasi saat sekarang hidup di zaman modern, yang dibutuhkan seharusnya orang-orang yang kreatif serta mampu mengomunikasikan ide-ide mereka serta berkolaborasi dengan orang lain. Namun sedihnya, anak tidak mendapatkan kesempatan ini. Mengembangkan kepercayaan dirinya tidak ada, bahkan justru mematikan kreatifitas berpikir. Wallohu A’lam


 Editor : Zulmiron

[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Subsidi dan Teknologi, Kunci Menjaga Stabilitas Pangan di Tengah Mahalnya Biaya Input Pertanian

Bhabinkamtibmas Minas Jaya Bripka Rosady Elian Raih Penghargaan Green Policing Award Polda Riau 2025

Temuan dan Evaluasi Beasiswa PKH Siak

Duka atas Kebakaran SMA Negeri 1 Meranti dan Harapan Transparansi

Path-Goal Theory dan Kepemimpinan Akademik: Menuntun Generasi Muda Ekonom Indonesia

Diplomasi Bela Palestina Presiden Prabowo Subianto

Subsidi dan Teknologi, Kunci Menjaga Stabilitas Pangan di Tengah Mahalnya Biaya Input Pertanian

Bhabinkamtibmas Minas Jaya Bripka Rosady Elian Raih Penghargaan Green Policing Award Polda Riau 2025

Temuan dan Evaluasi Beasiswa PKH Siak

Duka atas Kebakaran SMA Negeri 1 Meranti dan Harapan Transparansi

Path-Goal Theory dan Kepemimpinan Akademik: Menuntun Generasi Muda Ekonom Indonesia

Diplomasi Bela Palestina Presiden Prabowo Subianto



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Resmikan Press Club Indonesia, Firdaus: Ini Milik SMSI dan Masyarakat Pers
15 November 2025
Grand Opening Press Club Indonesia SMSI, Ketua Dewas TVRI Soroti Monopoli Platform Teknologi Global
15 November 2025
SMSI Gelar Simposium Nasional Menyongsong Indonesia Emas 2045 Media Baru dan Platform Global Sebuah Keniscayaan
15 November 2025
KWQ Serahkan 91 Mushaf Al-Qur’an ke Pelajar Tahfidz MTsN 1 Pekanbaru
14 November 2025
Dekatkan Layanan ke Generasi Muda, Imigrasi Pekanbaru Gelar Immigration Goes to School” di SMKN 5 Pekanbaru
14 November 2025
Zufra Irwan: Rektor Unri Bertekad Punya Pusdiklat Keterbukaan Informasi
14 November 2025
Dua Siswa MAN 1 Pekanbaru Raih Medali Perak di OMI 2025
14 November 2025
Pengelolaan SDM Remunerasi di BLUD RSUD Harus Transparan, Akuntabel dan Berbasis Kinerja
13 November 2025
Kemenkum Riau Gelar Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Perancang
13 November 2025
Terima Pengurus PWI Pusat, Jaksa Agung: Bagi Kami, Pers adalah Sahabat yang Harus Dijaga
13 November 2025
TERPOPULER +
  • 1 Dekatkan Layanan ke Generasi Muda, Imigrasi Pekanbaru Gelar Immigration Goes to School” di SMKN 5 Pekanbaru
  • 2 Pengurus PWI Pusat dan Jenderal Dudung Abdurachman Bahas Peran Wartawan dalam Bela Negara
  • 3 Pemeringkatan SINTA 2026, UIR Naik ke Cluster Mandiri
  • 4 Vendor My Republic Tanggung Penuh Biaya Korban Tersengat Listrik di Pekanbaru
  • 5 Norerlinda: Bentuk Komitmen Madrasah Perkenalkan Keunggulan Pendidikan dan Kreativitas Siswa
  • 6 Ajang Gen Halal Championship 2025, Delapan Siswa MAN 1 Pekanbaru Lolos ke Babak Semifinalis
  • 7 Lantik Pejabat Stuktural Periode 2025-2029, Rektor UIR: Semoga Bernilai Ibadah
  • 8 Ajang Best Dosen Akuntansi Indonesia Award 2025, Akademisi Unilak Raih Penghargaan dari ADAI
  • 9 Kakanwil Kemenkum Riau Ajak ASN Teladani Tiga Nilai Utama Pahlawan
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved