PILIHAN
+
PHR Dorong Petapahan Jadi Desa Wisata Mandiri dan Berkelanjutan
Dibaca : 114 Kali
Tahun 2025, Tujuh Gedung Kampus Baru akan Dibangun di Unri
Dibaca : 110 Kali
Kampanye di Minas, Fauzan: Kami Optimis Afni akan Jadi Pemimpin Siak
Dibaca : 135 Kali
PHR Goes to Campus 2024, Masa Depan Energi Indonesia Pada Generasi Muda
Dibaca : 129 Kali
Silaturahmi ke Ponpes Nikmatullah Desa Kasikan Tapung
Rektor UIR Motivasi Santri Wujudkan Cita-Citanya di Bidang Pendidikan
Rektor UIR Prof Dr H Syafrinaldi Sofyan SH MCL dan rombongan foto bersama Pimpinan Ponpes Nikmatullah Desa Kasikan, Minggu (02/09/2018) malam.
Kampar, Hariantimes.com - Rektor Universitas Islam Riau (UIR) Prof Dr H Syafrinaldi Sofyan SH MCL berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Nikmatullah Desa Kasikan Tapung, Kabupaten Kampar, Minggu (02/09/2018) malam.
Kedatangan Rektor ke Ponpes Nikmatullah Desa Kasikan Tapung tidak sendirian. Tapi Rektor membawa rombongan antara lain Wakil Rektor I Dr Syafhendry Rusli, Wakil Rektor II Ir Asrol dan Wakil Rektor III Ir Rosyadi, Kepala Biro BAU Zakir Has, Kepala Biro Keuangan Azqirman, Dekan Fakultas Hukum Dr Ad Miral, Wakil Dekan I FH Dr Surizki Febrianto, Wakil Dekan II Dr Rasydi Hamzah, Said Mursalin dan Roni Shaindra disambut hangat oleh Pimpinan Pondok.
Saat turun dari mobil, persis di pintu gerbang Ponpes Nikmatullah Kasikan, Rektor dan rombongan disambut gembira oleh para santri. Tidak itu saja, kedatangannya juga dielu-elukan para santri sejak dari pintu gerbang sampai ke masjid sambil melantunkan shalawat badar. Bahkan para santri membuat pagar betis di sepanjang jalan menuju tempat pertemuan.
Setibanya di tempat pertemuan yakni di Masjid Ponpes Nikmatullah Desa Kasikan, Rektor dan rombongan sudah disambut hampir 400 santri yang dengan tekun dan tertib menunggu wejangan Guru Besar HAKI jebolan University Munchen Jerman itu.
Dikesempatan itu, Rektor memotivasi santri dan santriwati Ponpes Nikmatullah Desa Kasikan, Kabupaten Kampar dalam mewujudkan cita-citanya di bidang pendidikan. Sebagai santri, keimanan dan ketakwaan menjadi pondasi mutlak dalam diri manusia dalam membangun dan memajukan bangsa
"Saya mengajak para santri dan santriwati mari wujudkan cita-cita itu dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi guna mengembalikan kejayaan ponpes. Tapi jangan lupa, keimanan dan ketakwaan menjadi pondasi kuat seorang santri dalam ikut membangun bangsa di masa yang akan datang," ajak Rektor seraya menyampaikan, saat ini teknologi menjadi sesuatu yang sangat penting dan kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Selain mengaji, para santri harus juga harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini guna memajukan bangsa dan mengembalikan kejayaan santri serta pondok pesantren.
Rektor juga mengatakan, santri adalah sosok yang selalu membawa kearifan dan harapan di dalam masyarakat dari masa lalu hingga zaman modern saat ini. Selain sebagai elemen penting dalam suatu lembaga pesantren, santri juga identik sebagai sosok yang sangat diharapkan di lingkungan masyarakat terlebih santri yang baru selesai “nyantriâ€.
"Setelah selesai mengenyam pendidikan di pesantren, seorang santri diharapkan dapat mengajarkan kitab-kitab dan memimpin kegiatan keagamaan di masyarakat. Dapat dikatakan bahwa santri adalah kunci dari kehidupan masyarakat, bahkan ada yang mengatakan bahwa calon-calon pemimpin umat di akhir zaman adalah seorang santri. Dari sekian banyaknya santri yang ada dapat dibayangkan berapa besar potensi negara kita untuk menciptakan para pemimpin yang memiliki rasa peduli yang besar kepada rakyatnya," kata Rektor.
Dewasa ini, kata Rektor lagi, banyak teknologi yang sealau membawa kemudahan dan kecanduan di mata para santri. Walaupun para santri selalu prihatin saat di pesantren dan jarang bersentuhan dengan barang teknologi modern, tetapi saat mereka berlibur di rumah para santri menghabiskan waktu dengan berbagai macam teknologi yang dilengkapi fitur sosial media saat ini.
"Tidak banyak yang mereka ingat dari berbagai pengetahuan yang mereka dapatkan di pesantren, memori mereka telah terotak-atik oleh teknologi yang serba canggih. Perilaku seperti ini tidak pernah kita temui pada santri dimasa lalu, selain kurangnya pengetahuan teknologi santri dulu selalu mempraktekkan apa yang diajarkan para ustadz mereka," kata Rektor sembari mengatakan, kegigihan santri di masa lalu ini dapat menjadi teladan untuk para santri di akhir zaman . Dimana cita-cita dan harapan bangsa banyak dituangkan dalam lembaga pesantren yang banyak mempercayai bahwa pesantren adalah pencetak manusia-manusia yang berakhlak, manusia yang peduli dengan sesama, serta manusia yang dapat mengemban amanah bangsa.(*/ron)
Tulis Komentar