Masyarakat Tanjung Belit Berharap Program ITHCP Terus Dilanjutkan
Kampar, Hariantimes.com - Program pelestarian habitat penting seperti harimau atau Integrated Tiger Habitat Conservation Programme (ITHCP) yang dilaksanakan Konsorsium KERABAT (YAPEKA-INDECON-FHK) bersama BBKSDA Riau-KLHK dengan didukung International Union for Conservation Nature (IUCN) di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Bukit Rimbang Bukit Baling agar dilanjutkan untuk tahun-tahun berikutnya.
Harapan itu disampaikan Kepala Desa Tanjung Belit, Efri Desmi bersama Ninik Mamak, tokoh adat, tokoh agama, pemuda, kelompok Perempuan, pokdarwis, homestay, dubalang dan berbagai elemen masyarakat lainnya langsung dalam diskusi santai bersama tim IUCN (Phurba dan Alex) yang datang memang untuk melihat dari dekat kegiatan ITHCP tahap III di Rimbang Baling di rumah kediaman Kepala Desa Tanjung Belit, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (10/09/2024) malam lalu.
"Selama ada KERABAT di kampung kami, sudah banyak berbuat dalam konservasi dan pemberdayaan masyarakat. Dan kami merasakan banyak manfaatnya. Contohnya ketika penilaian ADWI. Jika tidak ada KERABAT, entah apa yang mau dilihat dewan juri. Kami juga kaget saat melihat anak-anak kami bisa tampil di panggung setelah dilatih melalui program ITHCP ini. Masih banyak lagi kebermanfaatannya. Untuk itu, kami berharap kegiatan ini jangan berhenti sampai di sini, hendaknya dilanjutkan. Kami belum bisa sendiri, jangan tinggalkan kami," tutur Kepala Desa yang dipanggil Pak Wali malam itu.
Apa yang disampaikan Pak Wali dan tokoh masyarakat lainnya disambut langsung oleh Alex dan Purba.
Keduanya juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Desa Tanjung Belit yang telah mendukung ITHCP di kawasan Rimbang Baling dan semangat kolaborasi semua pihak sangat penting.
"Terimakasih kepada masyarakat Rimbang Baling yang telah mendukung sepenuh hati ITHCP. Apa yang dilakukan KERABAT dengan kolaborasi bersama masyarakat kami nilai sangat bagus. Kami juga berupaya untuk berusaha keras agar ITHCP bisa berjalan kembali di tahun-tahun berikutnya karena memang konservasi harus kolaborasi," kata Phurba maupun Alex dalam Bahasa Inggris yang diterjemahkan langsung oleh Programe Manager ITHCP Phase III, Agustinus Wijayanto.
Alex yang sudah pernah ke Rimbang Baling sebelumnya, mengaku bangga karena Tanjung Belit banyak perubahan. Homestay yang ada semakin sempurna baik jumlah maupun fasilitasnya, ditambah sekarang sudah ada perpustakaan.
Malam itu, tim KERABAT hadir semua, termasuk mitra lokal yang digandeng KERABAT seperti Komunitas Seni Budaya Rumah Sunting dan Green Radioline.(*)
Tulis Komentar