63 Peserta Ikuti Seleksi Petugas Haji Daerah di Kemenag Riau
LBH Pers SMSI Riau Siap Dampingi MasyarakatHadapi Masalah Hukum
Dari Riau ke Fashion Runway, Produk Viscose Rayon APR Jadikan Indonesia Pusat Modest Fashion
ASIA Pacific Rayon (APR) berkomitmen untuk menjadi produsen viscose rayon terkemuka yang memiliki prinsip keberlanjutan, transparansi dan efisiensi operasional, melayani kepentingan masyarakat dan negara dan memberikan nilai kepada pelanggan serta terintegrasi secara penuh di Asia.
Dalam menghasilkan rayon berkualitas tinggi untuk kebutuhan tekstil maupun produk kebersihan pribadi, pabrik berkapasitas 300,000 ton yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Riau ini menggunakan teknologi produksi terkini.
Skala kegiatan operasional tersebut menjadikan APR menjadi salah satu kontributor utama bagi pertumbuhan sosial dan ekonomi di Riau. Dan ini sejalan dengan target APR2030 untuk mengembangkan Riau menjadi pusat tekstil Indonesia.
Untuk mewujudkan target APR2030 tersebut, APR terus berupaya menghubungkan bisnis lokal dengan pasar industri tekstil, mengadakan program pelatihan dan beasiswa untuk menambah keterampilan, pengalaman serta lapangan pekerjaan.
Selain itu, APR juga menginisiasi beragam program pengembangan masyarakat dengan melibatkan perempuan dan desainer muda di Riau untuk mengembangkan bisnisnya serta mempopulerkan produk fashion dan kerajinan khas Riau dari bahan serat viskosa.
President Direktur APR, Basrie Kamba pada acara APR Media Workshop, Senin (21/10/2024) menyebutkan, serat rayon APR berasal dari bahan baku yang terbarukan dan mudah terurai (biodegradable). Sehingga menjadikan serat rayon sebagai bahan baku pakaian yang mendukung konsep berkelanjutan.
"Produk viscose rayon APR dikenal karena kenyamanannya dan kualitasnya yang tinggi serta cocok untuk produk tekstil yang terlihat ringan dan nyaman," sebut Basrie Kamba sembari menyebutkan, APR sejak beroperasi pada 2019 hingga sekarang terus mempertegas komitmennya dalam keberlanjutan dengan meluncurkan komitmen APR2030. Salah satunya, APR berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam menjalankan proses produksi bersih dan closed-loop di industri tekstil Indonesia.
"Setiap tahunnya, APR memproduksi 300.000 ton viscose rayon berkualitas tinggi yang terintegrasi. Sebagai bagian dari Asia Pacific Resources International Limited (APRIL), APR mengintegrasikan seluruh proses produksi mulai dari bibit hingga serat viskosa dan memastikan efisiensi serta konsistensi kualitas," sebut Basrie Kamba seraya menyampaikan, APR berkomitmen untuk menjadi produsen viskosa rayon yang bertanggung jawab dan efisien serta menciptakan nilai bagi masyarakat, negara, iklim, pelanggan dan perusahaan. Bahkan APR juga dapat memberikan nilai lebih terhadap industri ekonomi kreatif Indonesia.
Viscose rayon yang diproduksi menggunakan sumber bahan baku yang berkelanjutan dan traceable (terlacak). Dan ini merupakan yang pertama di Asia.
Viscose-rayon produksi perusahaan di bawah grup Royal Golden Eagle ini sudah digunakan sebagai bahan pembuatan fashion. Produk ini pernah dipamerkan sebagai bagian dari Indo Intertex 2019, yang diadakan di JIEXPO Kemayoran, Jakarta serta diekspor ke pasar ekspor global termasuk Turki, Pakistan, Sri Lanka dan Bangladesh.
“Kami yakin hasil produksi viscose-rayon APR dapat mendorong ekspor tekstil Indonesia lebih jauh,” ujar Basrie Kamba.
Berdayakan Bakat Lokal
Selaras dengan target APR2030 untuk pertumbuhan inklusif, APR juga berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya dengan tujuan mentransformasi Riau menjadi pusat tekstil regional pada tahun 2030.
Inisiatif APR dalam mendorong pertumbuhan tekstil dalam negeri, khususnya di Provinsi Riau ini tentunya sejalan dengan visi APR2030 untuk menjadikan Riau sebagai Textile Hub dan mempromosikan pengrajin dan designer lokal Riau.
“Kami tahu, industri tekstil kebanyakan berpusat di Pulau Jawa, khususnya di Bandung dan Solo. Karena APR beroperasi di Pelalawan, Riau, maka kami perlu memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat, khususnya para perajin dan desainer di Riau," tegas Basrie Kamba seraya mengatakan APR telah mengerahkan tim Community Development untuk berkolaborasi dengan masyarakat setempat. Fokus utamanya adalah mendukung bisnis yang dimiliki perempuan dan desainer muda, sejalan dengan komitmen APR untuk memberdayakan perempuan dan mengurangi kemiskinan.
Salah satu inisiatif dari tim Community Development APR adalah dengan mengadakan kursus pelatihan yang berfokus pada pengaplikasian seni batik pada kain viscose, di mana para peserta belajar membuat motif dan menggunakan pewarna alami.
Menurut Basrie, inisiatif ini merupakan kesempatan untuk melestarikan elemen penting budaya Indonesia, sekaligus membuka akses bagi perempuan dan desainer muda Riau untuk mendapatkan keterampilan dan sumber penghasilan baru.
Inisiatif lain dari APR adalah program beasiswa untuk calon desainer fesyen di Riau. Dua desainer muda, Eka Lestari dan Lily Masitah terpilih untuk mendapatkan beasiswa di Islamic Fashion Institute (IFI) Bandung.
“Program beasiswa di bidang fashion ini merupakan yang pertama kali diberikan kepada calon desainer muda dari Riau,” kata Basrie.
Selain lembaga pendidikan, APR juga berkolaborasi dengan organisasi seperti Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Riau. Melalui program pelatihan seperti Kelas Berbagi, APR dan API Riau membantu Usaha Kecil Menengah di bidang fashion dan desainer lokal untuk bersaing di pasar yang lebih besar.
Mengikuti visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat modest fashion, ungkap Basrie Kamba, APR juga telah berpartisipasi dalam Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 untuk mendukung pengembangan modest fashion yang lebih berkelanjutan.
Untuk JMFW 2024, APR dan API bermitra dengan enam desainer dan enam perajin batik dari Riau, termasuk Siti Nurbaya, Yusmaini, dan Eka Lestari. Para desainer dan perajin perempuan yang didukung APR ini menampilkan koleksi modest fashion yang terinspirasi oleh kekayaan alam Riau, seperti Ombak Bono dan Daun Semangka.
“Kolaborasi ini menunjukkan bahwa Riau memiliki potensi untuk menjadi pusat modest fashion dunia. Semua itu ditunjang oleh kreativitas para desainer dan wastranya yang khas hingga potensi pasarnya yang besar karena satu rumpun dan berdekatan dengan negara-negara tetangga," sebut Basrie Kamba.
Ke depannya, permintaan akan kerajinan khas Riau dan produk fashion berbahan rayon viscose akan meningkat. Hal ini membuka kesempatan bagi perempuan dan desainer muda di Riau untuk berkontribusi pada sumber penghasilan yang lebih berkelanjutan di Riau, Indonesia, bahkan dunia.
Dukung Kemajuan Industri Tekstil Dalam Negeri
Sebagai bentuk dukungan untuk kemajuan industri tekstil dalam negeri, Asia Pacific Rayon (APR) ikut serta dalam pameran internasional tahunan bergengsi industri tekstil dan garmen, Indo Intertex, yang berlangsung di JIEXPO Kemayoran, Jakarta pada tanggal 20 hingga 23 Maret 2024.
Keikutsertaan APR dalam Indo Intertex 2024 yang ke-6 kali ini, pertama; bertujuan untuk memperkenalkan inovasi dan teknologi terbaru dalam pengembangan produk viscose rayon berbahan baku terurai dan berkualitas tinggi dari Indonesia. Kedua; APR bersama mitra menampilkan viscose rayon Everything Indonesia sebagai salah satu alternatif terbaik tekstil dan fashio yang berkelanjutan.
“Ajang ini juga menjadi peluang bagi mitra kami untuk menjajaki potensi bisnis buat mereka. Di APR, kami menyebutnya Good for Customers,” sebut Basrie Kamba.
Ada enam mitra APR yang berpartisipasi yaitu Purnama Tirtatex, Agungtex Group, WISKA, Argo Manunggal Triasta, Harapan Abadi Tekstil Indonesia (HATI) dan Inoui Printing. Mereka akan memamerkan berbagai produk seperti benang viscose, kain printing, kain celup, serta berbagai aplikasi produk fesyen dari viscose-rayon APR seperti sarung, denim, modest wear, loungewear, dan home textile.
Selain viscose rayon, pada pameran ini APR juga menampilkan Lyocell, produk serat selulosa berkualitas tinggi dengan karakteristik yang lebih lembut dan glossy, menjadikannya sebagai alternatif ramah lingkungan yang cocok untuk berbagai produk tekstil.
APR juga merilis Trendbook sebagai tren mode viscose 2025 serta panduan aplikasi viscose-rayon yang tidak terbatas hanya untuk pakaian saja, namun juga dapat dikombinasikan dengan denim, batik hingga bedsheets. Mengusung tema Collective Collections, Trendbook tahun ini dikembangkan secara internal dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang desain, tren warna, tema, dan pola kepada pelaku industri mode, mahasiswa dan desainer muda.
Dikatakan Basrie Kamba, viscose rayon terbuat dari selulosa yang berasal dari kayu pulp pohon eucalyptus yang ditanam oleh April group. Selulosa alami ini kemudian diproses menjadi bentuk serat.
Keunggulan viscose ini adalah daya serap yang baik, kenyamanan saat digunakan, serta kilau alami yang membuat kain tampak mewah.
"Serat viscose APR ini juga sifatnya mudah terurai dan memiliki daya serap yang tinggi sehingga cocok digunakan di Indonesia," sebut Basrie Kamba seraya menyebutkan konsep yang diusung yakni suistainable (berkelanjutan). Artinya, memastikan bahwa produksi serat ini tidak merusak ekosistem atau menguras sumber daya alam di masa depan. Tak hanya produk fashio n, produk APR juga digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari seperti seprei, sarung bantal hingga produk kebersihan seperti tisu basah dan masker wajah.
Tak berhenti di sana, pada 2020 ATR menginisiasi Jakarta Fashion Hub (JFH), yaitu sebuah ruang kolaboratif untuk mempromosikan fashion berkelanjutan sambil mendukung pertumbuhan industri tekstil dalam negeri.
"JFH juga menjadi wadah bagi para desainer, pengusaha dan produsen lokal untuk menampilkan karya mereka serta terhubung dengan pelanggan serta pemasok," papar Basrie Kamba.
Dalam kesempatan ini, selain memamerkan busana dari katalog mereka, APR juga mempertunjukkan produk dari dua brand yang dihasilkan oleh putri daerah Riau, yaitu Sapola Indonesia dan Laili Imra.
Desainer Sapola Indonesia Thiffa Qaisty Salsabila yang memiliki konsep ready to wear dari produknya mengaku bahan rayon dari APR sangat cocok dijadikan bahan dari produknya sendiri.
Dengan konsep suistainable fashion, atasan, bawahan dan outer dari brand-nya bisa di mix and match dengan koleksi lain, namun tidak terlihat biasa.
Terlebih lagi, APR yang berproduksi di Kabupaten Pelalawan dan memiliki desainer yang mumpuni, sehingga sudah selayaknya orang tahu bahwa Riau memiliki potensi di dunia fashion.
"Kita ada kain yang memang diproduksi di Riau, sehingga kita sebagai desainer dan brand apa salahnya kita yang memajukan produksi itu. Semua orang harus mengetahui bahwa Riau sangat berpotensi di dunia fashion," tambahnya(*)
Penulis: Zulmiron/Wartawan Hariantimes.com
Tulis Komentar