• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Dukung Eliminasi TBC 2030 di Riau, Komunitas dan Pemangku Kepentingan Terapkan Pendekatan DPPM
Dibaca : 139 Kali
Pendaftaran Ditutup, Hanya Satu Nama Calon Ketua DKP dan Ketua PWI Riau yang Mendaftar
Dibaca : 174 Kali
Komitmen PI 10% dari PHR ke Riau Diatur dalam Permen ESDM
Dibaca : 147 Kali
Empat Mahasiswa UIR Korban Erupsi Gunung Merapi di Sumbar, Dua Mahasiswa Terkonfirmasi Meninggal
Dibaca : 711 Kali
Program Konservasi Gajah Sumatera, Rudi Ariffianto: Mari Sama-Sama Kita Jaga Populasi dan Habitatnya
Dibaca : 187 Kali

  • Home
  • Opini

Melihat Kehidupan Mayarakat Pesisir di Desa Teluk Papal dalam Prespektif Sosiologi (1)

''Anak Suku Asli Banyak Putus Sekolah''

A Kasim
Ahad, 20 Desember 2020 17:55:50 WIB
Cetak
Pendidikan anak-anak suku asli di Desa Teluk Papal, Kecamatan Bantan sampai saat ini masih memprihatinkan.

Bengkalis, Hariantimes.com - Secara sosiologis, karakteristik kehidupan masyarakat pesisir, khsusnya di Desa Teluk Papal, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau berbeda dengan masyarakat agraris lainnya.

Masyarakat pesisir di daerah ini bergerak dalam bidang kelautan dan perikanan, salah satu mata pencaharian sebagai bentuk penunjang ekonomi masyarakat setempat dalam meningkatkan ekonomi keluarganya.

Karena sebagian besar masyarakat pesisir berprofesi sebagai nelayan. Karakteristik masyarakat pesisir bersifat dinamis dalam hal sumber daya yang dihasilkan, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan di laut harus berpindah-pindah. Risiko usaha yang tinggi menyebabkan masyarakat pesisir hidup dalam suasana yang keras, dimana adanya ketidakpastian dalam menjalankan pekerjaannya.

Masyarakat pesisir termasuk masyarakat yang masih terbelakang dan berada dalam posisi marginal. Di lingkungan masyarakat pesisir Teluk Papal terdapat komunitas-komunitas kecil, yang dibentuk oleh masyarakat setempat. Kebanyakan dari mata pencaharian mereka bergantung pada laut.

Baca Juga :
  • Program Konservasi Gajah Sumatera, Rudi Ariffianto: Mari Sama-Sama Kita Jaga Populasi dan Habitatnya
  • FH Unilak Gelar Kuliah Umum Bertemakan Penegakan Hukum yang Humanis dan Berintergitas
  • Bupati Rohil Afrizal Sintong Terharu Lulus Ujian Tesis dengan nilai A di Pascasarjana UIR

Lingkungan dalam satu komunitas merupakan tempat penting bagi kita untuk mempelajari banyak hal, baik lingkungan secara fisik yang merupakan ciri dari komunitas masyarakat pesisir dan lingkungan non fisik yang mencakup kebudayaan sosial sebagai seorang individu yang memiliki kebutuhan fisik dan sosial.

Kondisi mayarakat pesisir merupakan kelompok yang relatif tertinggal secara ekonomi, sosial (khususnya dalam aspek pendidikan dan kesehatan), kebudayaan dan lingkungan dibandingkan dengan kelompok mayarakat lainnya.

Di satu sisi manusia adalah makhluk sosial, yang hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Dalam hubungan sosial, terjadilah sebuah proses pengenalan dan proses tersebut mencakup berbagai budaya, nilai, moral dan tanggung jawab manusia sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang berbeda-beda dengan masalah yang berbeda pula.

Masyarakat pesisir Desa Teluk Papal yang dominannya adalah masyarakat Suku Asli. Dan yang menjadi sorotan utama di masyarakat pesisir Teluk Papal adalah aspek pendidikannya. Pandangan sosiologi terhadap pendidikan dalam konteks prilaku dan perkembangan pribadi. Maka sosiologi memandang gejala pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat.

Kondisi pendidikan di masyarakat pesisir sungguh sangat memprihatinkan. Kebanyakan di daerah pesisir ini banyak anak-anak yang putus sekolah dan lebih memilih bekerja sebagai nelayan. Untuk membantu kedua orang tuanya. Dan sebagiannya lagi hanya lulusan sekolah dasar (SD). Lingkungan masyarakat yang sudah mengenalkan cara mendapatkan uang sehingga merubah prilaku anak-anak yang seharusnya mengemban dunia pendidikan.

Sangat disayangkan, padahal akses menuju sekolah tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya hanya sekitar 1 Km. Fasilitas disekolah pun cukup layak dan memadai. Mereka menghabiskan waktu sekolah hanya untuk bermain. Walaupun mereka tinggal di daerah pesisir, namun yang namanya pendidikan itu harus di nomor satukan.

Keterbatasan wawasan tentang pentingnya pendidikan dikalangan orang tua. Sebagian orang tua di masyarakat pesisir kurang mendukung dan kurang mendorong anak-anaknya untuk sekolah.

Presepsi masyarakat pesisir terhadap pendidikan bagi seorang perempuan, dianggap kurang penting dikarenakan kemampuan personal secara finansial untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Padahal jika mereka memandang pendidikan dalam arti luas. Mereka akan mengetahui bahwa pendidikan tinggi itu adalah sebuah bekal yang akan menjadikan kita lebih maju. Terutama pendidikan bagi seorang perempuan, tidak hanya menjadi ibu rumah tangga. Bahkan perempuan bisa jadi apa saja. Apabila seseorang perempuan tidak memiliki ilmu serta wawasan yang luas. Maka timbullah sebuah pertanyaan besar. Lantas bagaimana ia mendidik anak-anaknya kelak?.

Kini, pendidikan seharusnya menjadi perhatian penting bagi masyarakat pesisir dan harus diprioritaskan pada masyarakat pesisir. Ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan di masyarakat pesisir yang hanya menggantungkan hasil laut saja.(bersambung)

Laporan : Husna Fathiyah

Mahasiswa STAIN Bengkalis

 


 Editor : a kasim

[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Urgensi Etika Komunikasi Politik Jelang Pesta Demokrasi Indonesia

Media Sosial dan PR Membangun Kehadiran Digital untuk Komunikasi yang Efektif

Internalisasi Profil Pelajar Rahmatan Lil'alamin Berbasiskan Kearifan Lokal (Tunjuk Ajar Melayu)

Tren Bahasa Gen Z Ditinjau Secara Aksiologis

Lezatnya Donat Kampung dan Kambing 33 Rempah di Melawa Premium Batam

Kongres XXV PWI; Ternyata Anak Muda Itu Jadi Penentu

Urgensi Etika Komunikasi Politik Jelang Pesta Demokrasi Indonesia

Media Sosial dan PR Membangun Kehadiran Digital untuk Komunikasi yang Efektif

Internalisasi Profil Pelajar Rahmatan Lil'alamin Berbasiskan Kearifan Lokal (Tunjuk Ajar Melayu)

Tren Bahasa Gen Z Ditinjau Secara Aksiologis

Lezatnya Donat Kampung dan Kambing 33 Rempah di Melawa Premium Batam

Kongres XXV PWI; Ternyata Anak Muda Itu Jadi Penentu



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis

05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
Gedung Mal Pelayanan Publik Pekanbaru Ludes Diamuk Si Jago Merah
05 Maret 2023
TERKINI +
Dukung Eliminasi TBC 2030 di Riau, Komunitas dan Pemangku Kepentingan Terapkan Pendekatan DPPM
05 Desember 2023
Pendaftaran Ditutup, Hanya Satu Nama Calon Ketua DKP dan Ketua PWI Riau yang Mendaftar
05 Desember 2023
Komitmen PI 10% dari PHR ke Riau Diatur dalam Permen ESDM
05 Desember 2023
Empat Mahasiswa UIR Korban Erupsi Gunung Merapi di Sumbar, Dua Mahasiswa Terkonfirmasi Meninggal
04 Desember 2023
Program Konservasi Gajah Sumatera, Rudi Ariffianto: Mari Sama-Sama Kita Jaga Populasi dan Habitatnya
04 Desember 2023
Mahkamah Agung Kabulkan Kasasi Pencabutan Izin Usaha PKS PT SIPP
04 Desember 2023
Dibayarkan Enam Bulan Sekaligus, Bupati Rohil Salurkan BLT Secara Simbolis
04 Desember 2023
Deklarasi Calon Ketua PWI Riau Masa Bakti 2023-2028, Wartawan Senior Sepakat Dukung Raja Isyam Azwar
04 Desember 2023
PWI Pusat Gelar Lomba Puisi Multimedia, Hendry Ch Bangun: Wartawan Saksi Peradaban
03 Desember 2023
Kelola Limbah Air Terproduksi, PHR Paparkan Inovasi Lahan Basah Buatan di Gelaran COP28
02 Desember 2023
TERPOPULER +
  • 1 Empat Mahasiswa UIR Korban Erupsi Gunung Merapi di Sumbar, Dua Mahasiswa Terkonfirmasi Meninggal
  • 2 Lantik Puluhan Pejabat, Bupati Rohil Minta Sukseskan Program Pemerintah
  • 3 Keppres Sudah Diteken Jokowi, Edy Natar Segera Dilantik Jadi Gubri
  • 4 Pemkab Rohil Terima Bantuan 22 Titik Perangkat VSAT Tele Sat dari Kementerian Kominfo
  • 5 Dua Tim UIR Dominasi Kemenangan di EA Award VII 2023, Rektor UIR Ungkapkan Kebanggaannya
  • 6 Putri Kembung Luar Riau Juara Pertama Bidang Hiasan Mushaf
  • 7 Sukses Jaga Ekosistem dan Antisipasi Konflik Gajah-Manusia, PHR Raih CSR Award dari Pemkab Bengkalis
  • 8 Kuansing akan Dimekarkan Jadi Tiga Kabupaten
  • 9 Perjuangan Tim Daerah Otonomi Baru Kabupaten Kuantanhulu Pucukrantau Dapat Perhatian Tim Balegnas DPR RI
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved