PILIHAN
+
UIR Salurkan Bantuan ke Warga Rumbai Terdampak Banjir
Dibaca : 123 Kali
Rektor UIR Prof Syafrinaldi: Mimpi Kami Masih Besar Lagi
Dibaca : 226 Kali
IZI Bersama Kanwil DJBC Riau Berbagi Paket Sembako di Cinta Raja
Dibaca : 215 Kali
PSU Siak Butuh Anggaran Hampir Setengah Miliar Rupiah
Dibaca : 237 Kali
Singgah ke Kelompok Kerajinan Tangan Sakai
Gubri: Kami akan Bantu Memasarkan Produk Lokal Ini

Gubri Syamsuar menyempatkan diri singgah ke Kelompok Kerajinan Tangan Sakai di Kampung Minas Barat, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Rabu (15/01/2020).
Pekanbaru, Hariantimes.com - Dalam perjalanan ke Kota Dumai, Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar menyempatkan diri singgah ke Kelompok Kerajinan Tangan Sakai di Kampung Minas Barat, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Rabu (15/01/2020).
Syamsuar dalam perjalanan ke Kota Dumai didampingi Ketua TP PKK Riau Hj Misnarni Syamsuar, Kepala Dinas Perhubungan Riau sekaligus Plt Kepala Dinas PU-Perkimtan Riau.
Syamsuar kagum melihat hasil kerajinan tangan berupa sandal yang terbuat dari daun pandan yang dikeringkan dari warga sakai di Minas. Kerajinan berupa sandal ini visa dijual untuk kebutuhan sandal di hotel yang ada di Riau, khususnya di Kota Pekanbaru.
"Sandalnya unik dan berdasarkan sangat mencerminkan kearifan lokal, serta ramah lingkungan. Sandal daun pandan kering ini bisa dipasarkan di hotel-hotel yang ada di Riau," kata Syamsuar kepada wartawan, usai melihat hasil kerajinan tangan sandal daun pandan kering.
Syamsuar juga menyarankan kepada Ketua Kelompok Kerajinan Tangan Sakai Minas Barat, Vince Wahyudi, agar sandal yang ramah lingkungan ini dijual juga melalui aplikasi digital. Sehingga, pasar dari sandal tersebut tidak hanya di Riau saja, tapi bisa nasional, bahkan international.
"Kami akan bantu memasarkan produk lokal ini. Sehingga, omset dari produk ini bisa meningkat dan bisa membuka lapangan pekerjaan baru, serta membantu meningkatkan ekonomi warga sekitar," ungkap Syamsuar.
Vince Wahyudi menceritakan, dalan sehari bisa membuat 20 pasang sampai 30 pasang sandal daun pandan. Dalam waktu sebulan, bisa memproduksi 200 pasang sandal memiliki harga Rp10.000 sampai Rp15.000 per pasangnya.
"Saat ini kami memjualnya untuk warga sekitar dan melalui media sosial facebook. Omset dalam sebulan baru menghasilkan Rp300 ribu sampai Rp500 ribu," ujar Vince.
Dijelaskan Vince, saat ini pembuatan sandal pandan masih manual, dengan bantuan ibu-ibu sekitar. Untuk sepasang sandal dapat dibuat dengan waktu 5 menit. Dengan bantuan tiga orang, sehari bisa membuat 50 pasang sandal bahkan lebih.
"Bahan baku sandal yang unik ini sangat mudah dicari, hanya daun pandan yang dikeringkan. Selain unik, daun pandan ini merupakan kebudayaan warga sakai, sebab selalu dipakai dalam bentuk tikar ataupun tas," ungkap Vince seraya berharap, dengan kedatangan orang nomor satu di tempatnya, ada perhatian dari Pemerintah Provinsi Riau yang dapat membantu mesin pres dan mesin jahit untuk Kelompok Kerajinan Tangan Sakai di Kampung Minas Barat, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak.
"Harapannya kami masyarakat sakai bisa maju kedepannya dan berhasil. Pemprov Riau juga bisa membimbing kami, agar dapat lebih maju dalam mengembangkan ekonomi kreatif," jelas Vince.(*)
Tulis Komentar