PILIHAN
+
PHR Dorong Petapahan Jadi Desa Wisata Mandiri dan Berkelanjutan
Dibaca : 115 Kali
Tahun 2025, Tujuh Gedung Kampus Baru akan Dibangun di Unri
Dibaca : 111 Kali
Kampanye di Minas, Fauzan: Kami Optimis Afni akan Jadi Pemimpin Siak
Dibaca : 136 Kali
PHR Goes to Campus 2024, Masa Depan Energi Indonesia Pada Generasi Muda
Dibaca : 129 Kali
Kontrak Pengelolaan Blok Rokan PT Chevron akan Berakhir
Bagus Santoso: Saya Usulkan Pemprov Riau Segera Bangun Kilang Migas
Anggota DPRD Riau Bagus Santoso saat menyampaikan materi pada acara seminar di Kampus Unilak Riau.
Pekanbaru, Hariantimes.com - Potensi ladang minyak di Riau sudah tidak diragukan lagi. Apalagi Blok Rokan yang akan habis masa kontrak dengan PT Chevron. Dan ini menjadi momentum yang tepat untuk menandai kebangkitan Riau memiliki kilang minyak sendiri.
“Kekayaan Migas Riau diiakui atau tidak membuat semua pihak “ngiler†ingin mendapatkannya,†sebut Anggota DPRD Riau, Bagus Santoso saat didaulat menjadi narasumber pada acara Seminar Nasional di Kampus Unilak membincang Migas di Riau, Kamis (29/0 8).
Acara seminar yang di taja BEM Unilak juga mendatangkan narasumber Benny Andre Kusuma sebagai Legal Business Development dan Regulator Manager Pertamina Hulu Energi. Hadir pula Erminasari mewakili Rektor Unilak, Presiden Mahasiswa Erfan dan ratusan aktifis mahasiswa.
Salah satu peluang di depan mata, ungkap Bagus, yakni Blok Rokan yang merupakan blok onshore terbesar di bumi Indonesia. Dimana rata- rata produksi 207,148 barel per hari, dengan cadangan hingga 1,5 miliar barel.
"Itulah misteri sekaligus daya tarik mengapa ladang gemuk ini menjadi incaran semua yang berkepentingan. Disana ada kekayaan harta karun yang bernilai biliyunan," sebut Bagus.
Dengan hitungan sederhana, terang Bagus lagi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau nanti akan memperoleh Participating Interest (PI) 10 persen. Berarti ada 23.000 milik Riau. Jatah Riau tidak usah di ekspor seperti yang dilakukan Pertamina. Tapi BUMD mengolah sendiri, maka akan mampu membangun 2 kilang minyak mini dengan daya kapasitas 10 ribuan. Dan ini merupakan momentum sekaligus peluang yang harus ditangkap.
“Jika keinginan mulia ini terwujud, maka barulah membenarkan sebutan, Riau atas minyak bawah minyak, Atasnya Pabrik Kelapa Sawit dan bawah Kilang Minyak, Insya Allah, semoga terkabul†pungkas Bagus di hadapan Mahasiswa Unilak Riau.
Menurut Bagus, sumber migas di bumi Riau selayaknya untuk kemakmuran Rakyat Riau. Jika BUMD memiliki kilang minyak sendiri, akan menambah banyak keuntungan seperti operasional dan penyerapan tenaga kerja tempatan. Oleh karena itu, Bagus mengusulkan agar Pemprov Riau melalui BUMD segera merencanakan pembangunan kilang minyak (oil refinery) mengolah hasil sumber daya alam yang melimpah di bumi Riau menjadi bahan siap pakai seperti Bensin, Pertalite, solar dan Premium.
"Dan yang penting perhitungan, keekonomian harga minyak di Riau boleh jadi lebih murah dibandingkan harga pagu Pertamina,†kata Bagus seraya mengatakan, membuat kilang minyak tidak rumit. Malahan sangat mudah, sebagaimana membangun pabrik kelapa sawit (PKS). Apalagi bahan mentah tersedia melimpah. Namun selama ini hanya di ekspor. Maka keuntungan tidak berdampak pada pertumbuhan ekonomi lokal dan tidak ada pemasukan untuk Pendapatan asli daerah melainkan langsung masuk ke kantung PT Pertamina.
"Seiring dengan akan berakhirnya kontrak pengelolaan Blok Rokan PT Chevron, saya mengusulkan agar menjadi momentum yang tepat untuk menandai kebangkitan Riau dengan memiliki kilang minyak sendiri," kata Bagus.(*/ron)
Tulis Komentar