PILIHAN
+
3.538 Visa Jemaah Haji Riau telah Diterbitkan
Dibaca : 169 Kali
Saat di Embarkasi Batam, Jemaah Haji Terima Uang Saku Rp3.187.500
Dibaca : 167 Kali
Sang Penolong
Dibaca : 306 Kali
Pasca PSU, Bahlil: Golkar Kawal Kemenangan Afni-Syamsurizal
Dibaca : 180 Kali
Wawancara Khusus dengan Kadishub Provinsi Riau
M Taufiq Oesman Hamid: Insya Allah September 2020 RoRo Dumai-Melaka Beroperasi

Kadishub Riau M Taufiq Oesman Hamid
KEINGINAN masyarakat Riau bepergian ke luar negeri, khususnya ke Malaysia dan Thailand dalam waktu singkat dengan biaya murah menggunakan kapal laut yang aman dan nyaman bakal terwujud.
Bagaimana tidak? Karena Pemerintah Indonesia, Malaysia dan Thailand telah sepakat menjadikan Bandar Sri Junjungan di Dumai menjadi pelabuhan Roll on Roll of (RoRo) internasional untuk wilayah bagian barat Indonesia.
Lalu, sejauhmana kesiapan Pemprov Riau melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Riau turut mendukung keinginan negara IMT-GT itu menjadikan Bandar Sri Junjungan menjadi pelabuhan internasional?
Berikut wawancara khusus wartawan Hariantimes.com, Karmawijaya dengan Kadishub Riau M Taufiq Oesman Hamid, di ruang kerjanya, Senin (19/08/2019).
HT: Pak Kadis, kami dengar anda menghadiri pertemuan 11th Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Working Group on Transport Infrastructure di Palembang pada 19 Juli lalu. Bisa anda ceritakan apa saja persoalan penting yang dibicarakan delegasi-delegasi IMT-GT tentang RoRo Dumai Melaka?
T: Ya, saya menghadiri acara pertemuan itu, dan itu pertemuan IMT-GT kesekian kali yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia.
Saat itu, kita (delegasi) Indonesia menjelaskan kepada delegasi Malaysia dan Thailand bahwa kita sudah punya pelabuhan RoRo Bandar Sri Junjungan di Dumai, melayani rute domestik Dumai-Rupat bahkan Batam sampai ke Singapura.
Selama ini, Malaysia menganggap kita sama sekali belum punya pelabuhan RoRo, dan baru siap-siap akan mulai membangunnya. Padahal pelabuhan RoRo kita sudah lama ready. Mereka (Malaysia) kaget setelah kita paparkan tentang kesiapan pelabuhan RoRo kita itu. Delegasi IMT-GT dari Thailand kemudian ikut mendesak pemerintah Malaysia melalui delegasinya untuk mempercepat pembangunan pelabuhan RoRo Malaysia di Melaka
Perlu saya jelaskan, semula rute pelayaran internasional Dumai-Melaka sudah disepakati dilayari kapal ferry RoRo rute Dumai-Melaka atau sebaliknya pada September 2019 ini. Karena Malaysia belum siap, maka IMT-GT di Palembang itu menyepakati RoRo Dumai-Melaka digeser waktu beroperasinya pada triwulan ketiga 2020, sekitar bulan September.
HT: Artinya Malaysia harus menggesa pembangunan pelabuhan RoRo mereka di Melaka?
T: Ya delegasi IMT-GT mintanya seperti itu. Dan pergeseran waktu pengoperasian RoRo Dumai-Melaka telah disepakati bersama.
HT: Di Kota Dumai ada pelabuhan PT. Pelindo (Persero) dan pelabuhan Bandar Sri Junjungan. Salah satu di antaranya disebut-sebut bakal difungsikan menjadi pelabuhan rute internasional RoRo Dumai-Melaka. Keputusan pemerintah Indonesia pelabuhan mana sebenarnya yang dijadikan pelabuhan RoRo Dumai-Melaka?
T: Pelabuhan Bandar Sri Junjungan, dan itu (pelabuhan) sudah lama ditunjuk dan ditetapkan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan Republik Indonesia sebagai lokasi pelabuhan untuk kapal RoRo rute Internasional Dumai-Melaka.
Pelabuhan Bandar Sri Junjungan memang masih berstatus pelabuhan RoRo domestik sampai sekarang, namun statusnya otomatis akan menjadi pelabuhan internasional jika kapal-kapal berbobot melebihi 600 sampai dengan 700 gross tonnage (GT) Dumai-Melaka nantinya beroperasi. Dan, Insya Allah rencana besar pemerintah Indonesia dan negara tetangga kita yang tergabung dalam IMT-GT akan terwujud tahun depan.
HT: Apa dasar hukum penetapan Bandar Sri Junjungan menjadi pelabuhan kapal ferry RoRo Dumai-Melaka?
T: Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Dumai pelabuhan Bandar Sri Junjungan peruntukannya memang sejak awal untuk pelabuhan RoRo. Sedangkan pelabuhan Pelindo I Cabang Dumai berfungsi sebagai pelabuhan bongkar muat barang bukan difungsikan untuk RoRo.
HT: Mengenai standart operasional prosedur (SOP) Bandar Sri Junjungan. Apakah CIQS (Customs, Imigration, Quarantine and Security) yang menjadi SOP bagi sebuah pelabuhan RoRo rute internasional sudah terpenuhi di pelabuhan tersebut?
T: Customs, Imigration, Quarantine dan Security itukan terkait dengan administrasi. Menurut saya itu (CIQS) SOP Bandar Sri Junjungan tentunya sudah disiapkan Pemko Dumai sejak lama. Dan, saya kira masih cukup panjang waktu untuk menyiapkan CIQS lebih baik lagi.
Silahkan Pemko Dumai merencanakan, membuat dan menetapkan standart pelabuhan RoRo itu bagusnya seperti apa karena kewenangan itu ada pada pemerintah daerah itu. Di sana (Dumai) juga ada lembaga pemerintah vertikal seperti Kantor Imigrasi, Bea dan Cukai, kepolisian dan lai-lain yang pasti mau diajak Pemko Dumai menetapkan SOP pelabuhan itu berstandar internasional nantinya.
HT: Dalam rentang waktu satu tahun ini apa yang akan dikerjakan Dishub Riau untuk mengoptimalkan fungsi Bandar Sri Junjungan menjadi pelabuhan internasional kapal RoRo Dumai-Melaka nantinya?
T: Sesuai dengan kewenangan yang kami miliki, Dinas Perhubungan Riau melakukan kegiatan perawatan prasarana Bandar Sri Junjungan itu. Prasarana yang rusak kita perbaiki, misalnya perbaikan jalur masuk ke pelabuhan jadi perhatian kita.Pemeliharaan prasarana pelabuhan penting kita lakukan meskipun nantinya rute Dumai-Melaka 'batal' dioperasikan karena pelabuhan itu memang milik Riau, dan itu harus dipelihara sebab itu aset Riau yang menguntungkan bagi pemerintah dan masyarakat
Rencananya, pada tahun ini Dishub Riau akan mengajukan kegiatan breasting dolphin ke DPRD Provinsi Riau untuk menambah kekuatan kapasitas sandar kapal di dermaga pelabuhan Bandar Sri Junjungan.
Kami berharap kawan-kawan anggota dewan menyetujui usulan breasting dolphin yang nanti kami minta karena optimalisasi Bandar Sri Junjungan sebagai pelabuhan RoRo rute internasional merupakan "perintah" langsung dari Presiden Joko Widodo dan sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau.
Seandainya penambahan kapasitas pelabuhan dapat terwujud maka kapal-kapal berbobot 3000 GT nantinya dapat bersandar di dermaga Bandar Sri Junjungan itu. Untuk saat ini kemampuan dermaga Sri Junjungan baru mampu disandari kapal berbobot 600-700 GT.
HT: Seandainya DPRD Riau menolak usulan pembangunan breasting dolphin itu, apa langkah selanjutnya yang anda lakukan?
T: Kami akan mengajukan pembangunannya kepada pemerintah pusat. Tentu saja Detail Engineering Disigh (DED) kita buat dulu. Kami akan siapkan itu (DED) breasting dolphin pelabuhan Sri Junjungan pada APBD Perubahan Riau 2019 ini. Semoga tidak ada masalah soal ini.
HT: Anda yakin kerjasama IMT-GT terkait RoRo Dumai-Melaka terwujud September 2020?
T: Ini bukan soal yakin atau tidak yakin. Yang jelas pertemuan IMT-GT di Palembang beberapa waktu lalu menjadi pedoman bagi kita (pemerintah) bahwa RoRo Dumai-Melaka akan beroperasi September 2020.
Seandainya nanti ada pergeseran atau penundaan lagi itu bukan kewenangan Pemprov Riau menyelesaikannya karena ini (RoRo) itu programnya IMT-GT.
Saat ini yang penting dilakukan Pemprov Riau dan Pemko Dumai dan adalah menyiapkan prasarana yang dibutuhkan pada pelabuhan Bandar Sri Junjungan itu sesuai dengan kewenangan masing-masing. Dishub Riau misalnya bertugas menangani prasarana pelabuhan.
Sedangkan Pemko Dumai bertanggung jawab terhadap wilayah daratan pelabuhan termasuk kesiapan CIQS nya. Sedangkan Kemenhub bertanggung jawab soal rute atau trayek RoRo internasional itu.
HT: Bagaimana dengan pengadaan kapal ferry RoRo Dumai-Melaka? Kapan tender pengadaannya dilakukan dan oleh siapa?
T: Pengadaan kapal RoRo dilakukan oleh Kementerian Perhubungan melalui PT. ASDP Indonesia Ferry selaku operator pengelola jasa pelabuhan dan penyeberangan orang dan barang. Atau oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Menteri Perhubungan sesuai dengan peraturan pengadaan barang dan jasa yang berlaku.
Kami tidak berwenang melakukan itu (tender). Kewenangan kami sebatas perawatan pelabuhannya saja.
HT: Produk-produk atau komoditi apa saja dari Riau yang akan dipasarkan ke Malaysia, Thailand dan negara Asean lainnya yang nantinya diangkut menggunakan kapal-kapal dari pelabuhan RoRo Dumai-Melaka?
T: Saya tidak tahu. Itu kewenangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Riau yang menanganinya. Tanya ke sana saja.
Tetapi menurut saya soal komoditi-komoditi apakah itu hasil-hasil pertanian ataupun barang dari Riau yang dibawa dengan kapal RoRo itu nantinya harus betul-betul jelas dari sekarang. Dan hal ini harus dibahas dengan serius.
Kita tentu tak mau kejadian matinya rute internasional Bitung-Dapau terjadi di Dumai-Melaka nantinya karena komoditi pertanian yang dibawa menggunakan ferry RoRo bukan barang yang laku di pasar negara tujuan pasar kita.(*)
Tulis Komentar