PILIHAN
+
3.538 Visa Jemaah Haji Riau telah Diterbitkan
Dibaca : 123 Kali
Saat di Embarkasi Batam, Jemaah Haji Terima Uang Saku Rp3.187.500
Dibaca : 122 Kali
Sang Penolong
Dibaca : 216 Kali
Pasca PSU, Bahlil: Golkar Kawal Kemenangan Afni-Syamsurizal
Dibaca : 137 Kali
Khatib Shalat Idul Adha di Masjid Paripurna Nurul Ibadah
Syafriadi: Mari Berkontemplasi dan Belajar dari Perjalanan Hidup Nabi Ibrahim

DR H Syafriadi SH MH menyampaikan khutbah Shalat Idul Adha di lapangan Masjid
Paripurna Nurul Ibadah Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Pekanbaru, Hariantimes.com - Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau (FH UIR), Dr H Syafriadi SH MH khatib Shalat Idul Adha 1439 Hijriyah di Masjid Paripurna Nurul Ibadah, Kecamatan Tenayan Raya Kota, Pekanbaru, Rabu (22/08/2018).
Dalam khutbahnya, Kepala Bagian (Kabag) Humas UIR ini mengurai ujian demi ujian yang dihadapi Nabi Ibrahim AS dalam menjalani kehidupannya.
"Kepada jamaah Shalat Idul Adha mari berkontemplasi dan belajar dari perjalanan hidup Nabi Allah itu. Kita tidak akan sanggup menghadapi ujian dan cobaan seperti dialami Nabi Ibrahim. Akan tetapi kita harus berusaha mengambil i'tibar atas peristiwa demi peristiwa yang dialami Ibrahim,'' ajak Syafriadi.
Setidaknya, urai Syafriadi, dalam kisah hidup Nabi Ibrahim ada sejumlah ujian terkait dengan Idul Adha . Ujian pertama, ketika Ibrahim mengajak ayahnya Hazar meninggalkan berhala yang dianggap sebagai Tuhannya. Ibrahim dengan lemah lembut meminta ayahnya meninggalkan agama nenek moyangnya itu, kemudian menyembah hanya semata kepada Allah. Namun ajakan itu dibalas dengan kemarahan. Bahkan ia diusir dari rumahnya. Tak sampai disitu, umat Nabi Ibrahim pun ikut murka. Ia mengumpulkan kayu-kayu kering lalu membakar Ibrahim dalam unggukan api. Allah kemudian menyelamatkan Ibrahim sehingga tak tergores sedikitpun tubuhnya dari jilatan api. Ujian kedua, ujian pernikahan. Sebagai seorang suami, Ibrahim setelah menikah dengan Siti Hajar dan Sarah, tidak dikarunia seorang anakpun.
"Ia baru dianugerahi anak bernama Ismail setelah berdoa siang dan malam, meminta kepada Allah selamaa 86 tahun. Akan tetapi, setelah memperoleh anak Ibrahim pun bermimpi dalam tidurnya. Ia diperintahkan Allah untuk menyembelih Ismail,'' tutur Syafriadi.
Perintah dalam mimpi itu, sebut Syafriadi, oleh Ibrahim disampaikan kepada Ismail. Sang anak yang cerdas, malah meminta ayahnya supaya melaksanakan perintah Allah itu.
''Laksanakan perintah Allah itu wahai ayahanda insha Allah aku sabar menghadapinya, kata Ismail kepada Ibrahim," sebut Syafriadi.
Akan tetapi, begitu Ibrahim menghunus pedang ke leher Ismail, Allah serta merta menggantinya dengan kibas. Dari kisah itulah, umat Islam diwajibkan berqurban. ''Allah meminta kita menyembelih hewan qurban baik dalam bentuk kambing, kerbau maupun sapi. Bukan meminta anak yang kita sayangi untuk dikorbankan sebagaimana dialami Ibrahim,'' tukas Syafriadi yang juga seorang wartawan itu.
Itupun, lanjutnya, masih banyak diantara umat Islam yang seumur hidupnya belum berqurban. Bukan karena tidak punya uang melainkan belum terpanggil hatinya. Padahal ibadah qurban, lanjut khatib, merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah yang telah memberi rezeki dalam kehidupan kita. Syafriadi berpesan, agar jemaah menyisihkan sebagian rezekinya supaya di tahun depan dapat ikut menjadi peserta qurban.
Pelaksanaan shalat Id yang dimulai pukul 07.30 WIB berjalan lancar. Ribuan jamaah yang memadati lapangan masjid sempat memacetkan Jalan Indrapuri sebagai jalur satu-satunya menuju tempat shalat. Bertindak sebagai imam di Shalat Idul Adha adalah H Yurisman SE, imam paripurna Masjid Nurul Ibadah.(*/ron)
Dalam khutbahnya, Kepala Bagian (Kabag) Humas UIR ini mengurai ujian demi ujian yang dihadapi Nabi Ibrahim AS dalam menjalani kehidupannya.
"Kepada jamaah Shalat Idul Adha mari berkontemplasi dan belajar dari perjalanan hidup Nabi Allah itu. Kita tidak akan sanggup menghadapi ujian dan cobaan seperti dialami Nabi Ibrahim. Akan tetapi kita harus berusaha mengambil i'tibar atas peristiwa demi peristiwa yang dialami Ibrahim,'' ajak Syafriadi.
Setidaknya, urai Syafriadi, dalam kisah hidup Nabi Ibrahim ada sejumlah ujian terkait dengan Idul Adha . Ujian pertama, ketika Ibrahim mengajak ayahnya Hazar meninggalkan berhala yang dianggap sebagai Tuhannya. Ibrahim dengan lemah lembut meminta ayahnya meninggalkan agama nenek moyangnya itu, kemudian menyembah hanya semata kepada Allah. Namun ajakan itu dibalas dengan kemarahan. Bahkan ia diusir dari rumahnya. Tak sampai disitu, umat Nabi Ibrahim pun ikut murka. Ia mengumpulkan kayu-kayu kering lalu membakar Ibrahim dalam unggukan api. Allah kemudian menyelamatkan Ibrahim sehingga tak tergores sedikitpun tubuhnya dari jilatan api. Ujian kedua, ujian pernikahan. Sebagai seorang suami, Ibrahim setelah menikah dengan Siti Hajar dan Sarah, tidak dikarunia seorang anakpun.
"Ia baru dianugerahi anak bernama Ismail setelah berdoa siang dan malam, meminta kepada Allah selamaa 86 tahun. Akan tetapi, setelah memperoleh anak Ibrahim pun bermimpi dalam tidurnya. Ia diperintahkan Allah untuk menyembelih Ismail,'' tutur Syafriadi.
Perintah dalam mimpi itu, sebut Syafriadi, oleh Ibrahim disampaikan kepada Ismail. Sang anak yang cerdas, malah meminta ayahnya supaya melaksanakan perintah Allah itu.
''Laksanakan perintah Allah itu wahai ayahanda insha Allah aku sabar menghadapinya, kata Ismail kepada Ibrahim," sebut Syafriadi.
Akan tetapi, begitu Ibrahim menghunus pedang ke leher Ismail, Allah serta merta menggantinya dengan kibas. Dari kisah itulah, umat Islam diwajibkan berqurban. ''Allah meminta kita menyembelih hewan qurban baik dalam bentuk kambing, kerbau maupun sapi. Bukan meminta anak yang kita sayangi untuk dikorbankan sebagaimana dialami Ibrahim,'' tukas Syafriadi yang juga seorang wartawan itu.
Itupun, lanjutnya, masih banyak diantara umat Islam yang seumur hidupnya belum berqurban. Bukan karena tidak punya uang melainkan belum terpanggil hatinya. Padahal ibadah qurban, lanjut khatib, merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah yang telah memberi rezeki dalam kehidupan kita. Syafriadi berpesan, agar jemaah menyisihkan sebagian rezekinya supaya di tahun depan dapat ikut menjadi peserta qurban.
Pelaksanaan shalat Id yang dimulai pukul 07.30 WIB berjalan lancar. Ribuan jamaah yang memadati lapangan masjid sempat memacetkan Jalan Indrapuri sebagai jalur satu-satunya menuju tempat shalat. Bertindak sebagai imam di Shalat Idul Adha adalah H Yurisman SE, imam paripurna Masjid Nurul Ibadah.(*/ron)
Tulis Komentar