Selama 6 Dekade, UIR Berhasil Menunjukkan Eksistensinya
DKR, Perempuan dan Harapan
Tinjau Kawasan MPP, Agung: insya Allah akan Menjadi Ikon Baru
DKR, Perempuan dan Harapan

Oleh: Rian Harahap (Seniman, Penulis, Ketua Jaringan Teater Riau 2022-2024)
DEWAN Kesenian Riau akan melaksanakan Musyawarah Seniman Daerah pada 5-6 September 2025 di Pekanbaru.
Tentunya hal ini akan menjadi sebuah helat besar dalam memilih Ketua Dewan Kesenian Riau yang baru untuk masa jabatan lima tahun kedepan. Para seniman pun mulai memunculkan nama-nama kandidat untuk menjadi nakhoda kapal kesenian Riau tersebut. Bukan main-main, nama-nama yang muncul pun adalah orang-orang yang tunak berkesenian puluhan tahun di lokal maupun nasional.
Dari salah satu nama yang muncul adalah Kunni Masrohati. Nama yang tidak asing lagi di dunia kesenian Riau. Selain ia juga seorang jurnalis yang memiliki jam terbang yang tinggi. Ia juga merupakan Presiden Penyair Perempuan Indonesia. Hal ini membuat namanya sedikit kontras dibandingkan nama lain. Dengan segudang pengalaman yang ia miliki baik secara lokal maupun nasional mungkin itulah alasan kuat yang membuat nama ini muncul dalam bursa Ketua Dewan Kesenian Riau (DKR).
Kunni Masrohati bisa jadi melanjutkan tren positif dalam tampuk kepemimpinan beberapa lembaga di Riau. Saat ini tren positif tersebut mengarah pada perempuan mampu dan bisa dalam mengembang tugas dalam lembaga-lembaga penting. Jika kita lihat kebelakang dalam dua tahun belakangan, bahwa beberapa jabatan penting di Riau dipimpin oleh perempuan. Sebut saja, Rektor UNRI dan UIN SUSKA RIAU, Kepala Balai Bahasa Riau, Bupati Bengkalis serta yang baru saja dilantik Bupati Siak yang juga merupakan seorang perempuan.
Kepemimpinan hari ini tidak bisa dibatasi hanya berdasarkan gender. Kinerja diukur bukan dari jenis kelamin tapi kompetensi. Sering kali dalam setiap pemilihan muncul isu-isu untuk menghadang dengan isu gender. Nyatanya di lapangan, nama-nama tersebut telah berhasil membawa perubahan yang sangat siginifikan dan kontras ke arah yang lebih baik. Mereka terdepan dalam membuat tranparansi, ramah dengan media serta lebih mudah melakukan negosiasi-negosiasi sehingga lembaganya semakin cemerlang. Tren positif srikandi Riau ini kiranya bisa jadi akan dilanjutkan oleh Kunni Masrohanti jika ia terpilih menjadi Ketua DKR untuk masa bakti lima tahun ke depan.
Kepemimpinan srikandi di Riau sebenarnya merupakan bentuk opsional dari terbentuknya ruang-ruang terbatas negosiasi kepemimpinan. Perempuan dianggap lebih halus dan mampu dengan ketenangan membuka tabir-tabir yang sebelumnya gelap. Jika benar kepemimpinan srikandi di Riau ini gemilang, maka sudah pasti serasi dengan visi-misi Gubernur Riau. Dewan Kesenian Riau butuh pemimpin yang visioner dan mampu membaca kemajuan zaman sesuai dengan Society 5.0. Kunni beberapa kali menyampaikan bahwa DKR harus berubah dan berkembang mengikuti zaman. Rumah bagi seluruh seniman Riau.
Mengutip teori Plato dalam buku Republic bahwa perempuan dan laki-laki sama-sama memiliki hak atas berbagai peran sosial, termasuk kepemimpinan. Maka kemunculan satu-satunya bakal calon ketua DKR akan meramaikan tren positif kepemimpinan srikandi di Riau. Tentu saja sebagai lembaga di bawah Pemerintah Provinsi, DKR bisa berbenah lebih baik dari sebelumnya. Bisa saja akan muncul pula srikandi-srikandi lain yang muncul dalam berbagai bidang.(*)
Tulis Komentar