3.538 Visa Jemaah Haji Riau telah Diterbitkan
Saat di Embarkasi Batam, Jemaah Haji Terima Uang Saku Rp3.187.500
Sang Penolong
Pasca PSU, Bahlil: Golkar Kawal Kemenangan Afni-Syamsurizal
Sijari dan WAG Suara Riau Bongkar Persoalan Jalan Riau Banyak Rusak

Pekanbaru, Hariantimes.com - "Jalan Kita Rusak, Sampai Kapan?". Itulah judul diskusi yang ditaja Simpul Jaringan Riau (Sijari) dan WA Group Suara Riau bersama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Riau dan Irwan Nasir Official yang dilaksanakan di Wareh Kupie Arifin Ahmad, Pekanbaru, Jum'at (03/03/2023) pukul 19.30 WIB malam.
Diskusi ini diisi oleh pemateri seperti Ketua DPP Himpunan Keselamatan Transportasi Masyarakat (HIKATAMA) yang juga Mantan Bupati Meranti 2 periode, Drs Irwan Nasir MSi, Anggota DPRD Provinsi Riau Ir Mardianto Manan MT yang seharusnya juga jadi pembicara dari kalangan legislatif, namun berbenturan dengan jadwal reses sehingga berhalangan hadir, Akademisi/Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UMRI, pengamat ilmu komunikasi yang belakangan viral karena kritikan tajamnya DR Aidil Haris SSos MSi, Konsultan Tata Kota/Dosen Fakultas Teknik UNRI pakar kontruksi jalan, tata ruang dan tata kota DR H Muhammad Ikhsan ST MSc.
Diskusi dipandu Moderator Cahaya Makbul MPsi (Dosen Fakultas Psikologi UIN SUSKA Riau), wanita yang memiliki suara khas meneduhkan dan sentilan-sentilan tajamnya kepada pemateri.
Diskusi dipantau berjalan seru dan hangat, dengan kondisi santai dan pendapat - pendapat yang padat, kritis dan bernas.
Ketika DR Muhammad Ikhsan ST MSc Akademisi tamatan ITB dan Magister serta Doktor Lulusan Amerika ini membuka persoalan dengan kebingungan masyarakat tentang tanggung jawab jalan, karena tidak adanya pelabelan jalan, apakah jalan milik Kota/kabupaten, Provinsi atau tanggung jawab pusat,
Sedangkan DR Aidil Haris membuka perdebatan tentang Komunikasi Publik pemerintah yg perlu diperbaiki dan pemenuhan janji-janji politik yang memang harus disegerakan, namun tak dilaksanakan.
"Miris sekali dengan kondisi jalan kita yg rusak dan tidak diperbaiki," ujarnya.
Sedangkan Irwan Nasir, yang juga Caleg PKB Dapil 1 ini mengatakan, di Riau lebih suka membangun bangunan yang mercusuar, lalu tertinggal dan dibiarkan, kosong lapuk.
"Orientasi kita ini kurang dalam membangun jalan, bahkan anggaran lebih kepada orientasi pendapatan yg lain," ujar Irwan.
Disamping itu, menurut Irwan, pajak mobil dan BBM jauh lebih tinggi dibandingkan Sumbar dan Sumut.
"Harusnya kita memperoleh kualitas jalan yang sepadan dengan tingginya pajak," katanya.
Sementara Mantan Kepala Balai Prasaran Pemukiman Wilayah Riau Ir Ichwanul Ihsan yang juga hadir dan dimintai pendapat mengatakan, jalan Provinsi bisa diserahkan menjadi jalan Pusat, namun seberapa data jalan yang sudah diserahkan kepada pusat.
"Kita harus tahu itu dan bagaimana kondisi jalan yang diserahkan itu saat ini. Selain dana pemerintah, sebenarnya Riau memiliki dana CSR yg bisa digunakan untuk memperbaiki jalan, rata-rata perusahaan setuju jika dana tersebut digunakan untuk yang lebih jelas dibandingkan untuk sesuatu yang kita semua tahu," ujarnya.
Zulkarnain Kadir yang biasa di sapa Zulkadir, mantan pejabat yang juga pengamat pemerintahan yang ikut menghadiri diskusi mengatakan, tak pernah dengar bahwa pemerintah daerah belakangan ini ngotot untuk merebut dana infrastruktur dari pusat, ketika ditolak langsung balik pulang.
"Dengan kondisi jalan yang rusak parah, kita malah membangun dengan mewah Instansi Vertikal," katanya.
Sedangkan Fachri Yasin, tokoh senior dan Ketua Forum Pembaruan Kebangsaan yang turut hadir dengan nada tegas mengatakan, DPRD juga bertanggung jawab atas alokasi dana perbaikan jalan yang ada. Disamping itu, dukungan DPRD Riau juga sangat rendah atas kondisi yang terjadi. Tidak terdengar kritik Keras dan perannya.
Dari tokoh Muda Riau yang juga Calon Bupati Kampar Rahmat Jevary Juniardo yang biasa disapa Ardo mengatakan, sepanjang Kendaraan dengan Tonase Besar/ODOL tetap dibiarkan dengan leluasa, maka kondisi jalan tak akan pernah baik. Bagi pengusaha tentu saja putaran dan keuntungan menjadi orientasi, tetapi swasta juga perlu ditertibkan.
Perdebatan diskusi berjalan seru, dipandu Moderator Makbul Cahaya Dosen Psikologi UIN dengan senyum segarnya dan sentilan hangat mempermainkan psikologi peserta diskusi. Diskusi berjalan seru hingga tengah malam. Perdebatan dan silang pendapat yang sehat terjadi dalam kondisi kondusif, saling sindir dan saling senggol membuat suasana diskusi semakin seru. Kehadiran para tokoh senior, tokoh masyarakat, Tokoh Pers, Tokoh Pemuda, Tokoh mahasiswa meramaikan diskusi.
Diskusi ditutup dengan harapan peserta diskusi-diskusi positif yang ditaja Sijari dan WAG Suara Riau ini bisa lebih sering dilaksanakan, sehingga bisa menjadi ruang-ruang perdebatan, pertukaran pendapat, keluh kesah dan harapan-harapan. Apalagi kegiatan dilaksanakan diwarung kopi dengan kondisi santai, akrab dan hangat.
Menurut Direktur Sijari dan juga Admin Group WA Suara Riau Ricky Rahmadia mengatakan, diskusi ini sebagai corong keresahan masyarakat atas kondisi jalan yang hampir merata dalam kondisi mengenaskan. Dan sebagai Negeri Kaya, harusnya ini tak terjadi.
"Namun demikian, kita juga harus mengetahui apa hambatan, tantangan dan persoalan yang sesungguhnya, agar masyarakat juga paham dan mengerti. Sehingga diskusi liar dan hujatan-hujatan tak perlu tidak terjadi. Diskusi ini untuk memperkaya khasanah Ilmu, maka tagline diskusi " Ngopi Malam Berilmu" ini kita taja. Kita menyadari, masyarakat kita masih kurang dalam literasi dan referensi mumpuni, makanya kita undang para pakar untuk berbicara. Diskusi yang sehat, akan membuat Pikiran semakin hebat." katanya.
Menutup Diskusi, Direktur Sijari Ricky Rahmadia yang didampingi rekan-rekannya Tata Haira, Mampe, Satriawan dan Hambali mengatakan, InsyaAllah diskusi-diskusi seperti ini akan terus diupayakan dilaksanakan Riau perlu ruang-ruang Publik yang sehat dan mencerahkan.(*)
Tulis Komentar