Masyarakat Diselimuti Bau Menyengat dan Asap Pekat PT SUN

Singingi, HarianTimes.com - Meski tak deras, namun cukup lama hujan mengguyuri Desa Air Emas (F6), Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau pada Minggu (23/8/2020).
Kendatipun demikian, masyarakat setempat merasakan sesak nafas akibat terselimuti kabut asap yang berasal dari lobang pengasapan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Sinar Utama Nabati (SUN) yang cukup pekat beberapa waktu terakhir.
Hal itu diutarakan oleh salah seorang Tokoh Masyarakat Eks Trans, Muhammad Yasin kepada HarianTimes.com pada Minggu (23/8/2020) siang.
"Puji Syukur Alhamdulillah, dari subuh tadi (Minggu, 23/8/2020) negeri kami diguyur hujan. Tapi, udara tak sesegar air hujan. Karena Asap Pabrik PT SUN telah memenuhi ruang ruang udara di desa kami yang sangat membikin dada terasa sesak," demikian diucapkan Muhammad Yasin.
Menurut Yasin, pria yang dikenal aktif dalam sejumlah organisasi di Kabupaten Kuantan Singingi itu mengatakan bahwa sejauh ini masih ada orang yang menganggap udara di tempat ia tinggal tersebut, masih sehat dan tidak ada pencemaran udara.
"Ada yang masih bilang sehat sehat saja dengan udara yang seperti ini, di tempat tinggal kami seperti sekarang ini," ucapnya dengan nada miris.
Ketika berbincang lebih jauh dengan HarianTimes.com, pria yang sudah usia beranjak paruhbaya itu sangat berharap adanya upaya pihak terkait yang ada dalam jajaran Pemda Kuansing segera melakukan penindakan terhadap pabrik penghasil minyak mentah tersebut. "Kami mohon di bantu, jangan biarkan sesak nafas kami ini membahayakan keselamatan kesehatan dan jiwa kami nantinya," harapnya.
Secara terpisah Camat Singingi, Deflides Gusni menyampaikan kepada HarianTimes.com bahwa upika kecamatan sudah melakukan upaya untuk mengatasi kemelut kabut asap dari cerobong pengasapan perusahaan tersebut.
"Terkait dengan limbah (bau dan asap) PT SUN, Kami sudah melakukan kunjungan ke kolam penampungan limbah, komunikasi dengan manajemen Perusahaan, komunikasi dengan 3 Kades sekitar Perusahaan," kata Deflides.
Ditambahkannya, ia mengatakan bahwa terkait dengan limbah yang menyebabkan bau, "Perusahaan minta waktu 3 bulan untuk perbanyakan bakteri di kolam pengurai limbah tersebut," ucapnya.
"Terkait asap baru kali ini Pak Yasin komplain. Pemerintah Kecamatan sudah berkomunikasi dengan pihak pihak terkait untuk duduk bersama antara Manajemen Perusahaan dengan Masyarakat Desa sekitar," terang Camat Singingi, Deflides Gusni.*
Tulis Komentar