• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Dengan Semangat HUT ke-80 RI, Kantor Imigrasi Pekanbaru Hadirkan Layanan Paspor Merdeka di Mall Ciputra Seraya
Dibaca : 225 Kali
SC Kongres Persatuan PWI 2025 Sepakati Tiga Keputusan Baru Terkait Peserta
Dibaca : 188 Kali
Dosen Faperta UIR, Limetry Diana Raih Doktor dari IPB dengan Riset Sawit Rakyat
Dibaca : 406 Kali
Memimpin UIR, Admiral Usung Misi Perkuat Sinergi Seluruh Pemangku Kepentingan
Dibaca : 368 Kali
Sembilan Putra-Putri Riau Lolos Program Calon Da’i Muda 2025
Dibaca : 675 Kali

  • Home
  • Nasional

Tentukan 1 Syawal 1441 H, Kemenag Gelar Sidang Isbat

Redaksi
Jumat, 22 Mei 2020 17:37:58 WIB
Cetak
Tim BHR Riau tengah melakukan pemantauan Hilal di lantai Atas The Zuri Hotel Pekanbaru.
Jakarta, Hariantimes.com - Untuk menentukan 1 Syawal 1441 Hijriyah, Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Sidang Isbat, Jumat (22/05/2020) sore.

Sebelum sidang Isbat berlangsung, sebanyak 80 titik lokasi Rukyatul Hilal di seluruh Indonesia akan melaksanakan rukyatul hilal di daerahnya masing-masing. Tak terkecuali Provinsi Riau.

“Petang ini tim Hisab Rukyat Provinsi Riau akan melaksanakan rukyatul pukul 17.00 WIB, yang dipusatkan di lantai atas Hotel The Zuri Transmart Pekanbaru Riau," cakap Kabid Urais Kanwil Kemenag Riau Drs H Afrialsah Lubis MPd kepada humas via whatsapp.

Lantaran masih adanya pandemi Covid-19, sebut Afrialsah, kegiatan itu tetap dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan. Dimana seluruh peserta dicek suhu tubuhnya, menggunakan masker dan sarung tangan dan tentu saja tetap dengan phsyical distancing.

Bahkan seluruh alat yang digunakan wajib dibersihkan dengan desinfektan.
Terakhir para petugas juga harus mencuci tangan dengan hand sanitizer.


"Tak semua perwakilan hadir di The Zuri Hotel. Hanya 8 orang saja. Di antaranya Kakanwil Kemenag Riau diwakili Kabag TU H Erizon Efendi Sag MPd, Kabid Urais Kanwil Kemenag Riau Drs H Afrialsah Lubis,Kasi Urusan Agama Islam dan Hisab Rukyat Dr Zulfadli Lc MA, Kepala Staf Seksi Urais 2 orang, Tim BHR Provinsi Riau Prof Dr Hajar Hasan, Tim dari Pengadilan Tinggi Agama Kota Pekanbaru Yohan, MUI Indonesia Drs H Zukhusni Tomo MA.

"Kegiatan rukyatul hilal diawali dengan rapat internal. Selepas itu, barulah dilaksanakan prosesi melihat bulan pada pukul 17.00 WIB," katanya.

Dalam sidang isbat akan ditentukan apakah Idul Fitri jatuh pada Sabtu, 23 Mei atau Minggu, 24 Mei 2020.

Sama seperti penentuan awal Ramadhan. Penentuan awal Syawal juga dilakukan dengan rukyatul hilal (pengamatan bulan baru).

Atas dasar itulah, Kemenag RI menginstruksikan untuk melihat bulan pada Tanggal 29 Ramadhan ini di 80 titik lokasi seluruh Indonesia.

Hal itu mengingat jatuhnya ijtima' akhir Ramadan. Dan itu berdasarkan hisab (perhitungan) pada tahun 1441 Hijriyah jatuh pada hari Sabtu, 23 Mei 2020, pukul 00:39 menit, 25 detik.

Dengan ketinggian hilal pada saat ghurub atau terbenamnya matahari adalah 7°, 9 menit, 36 detik.

Hanya saja, berdasarkan perhitungan ini, berkemungkinan besar belum bisa melihat bulan. Maka puasa tentu saja akan digenapkan menjadi 30 hari. 

Seperti yang tertuang dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan Bukhari Muslim. “ Berpuasalah jika telah melihat bulan, dan berhari rayalah bila telah melihat bulan."

Untuk itu, umat Islam wajib menggenapkan Ramadhan sebanyak 30 hari. Namun demikian, pihaknya mengaku akan melihat hilal dengan hati- hati dan penuh ketelitian.

Terlepas dari itu, ternyata rukyatul hilal bukan jadi satu-satunya cara menetapkan awal bulan Syawal.

Sedikitnya ada 5 tata cara metode dalam melihat kalender Islam tersebut:

Pertama; metode rukyatul hilal atau mengamati bulan sabit.

Aktivitas pengamatan atau observasi terhadap visibilitas hilal yaitu bulan sabit di kaki langit yang tampak pertama kali, setelah terjadinya ijtima, pada waktu ghurub atau matahari terbenam menjelang pergantian bulan akan bisa terlihat beberapa menit. Atau dengan kata lain bulan, bumi dan matahari satu garis lurus. Ini dikenal dengan istilah konjungsi.

Ini biasanya dilakukan dengan mata telanjang ataupun dengan bantuan alat optik untuk menetapkan jatuhnya awal bulan baru dalam penanggalan hijriah. Ini kerap dilakukan pihak pemerintah dan organisasi keagamaan NU.

Kedua; melihat pasang surut air laut. Ini jadi salah satu pendapat unik dan menarik dalam penentuan awal bulan qamariyah, termasuk awal bulan Ramadan, yaitu dengan melihat fenomena pasang surut air laut.

Jika pasang air laut  tertinggi yang terjadi pada bulan tersebut, maka pada bulan itu telah terjadi ijtima', yakni bulan, matahari dan bumi satu garis lurus sehingga terjadi bulan baru.

Pasang surut air laut adalah gejala fisik berupa naik turunnya permukaan laut yang berulang dalam periode tertentu. Fenomena ini terjadi karena adanya gaya tarik benda-benda angkasa, terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi.

Ketiga; metode hisab atau perhitungan. Hisab dapat dijadikan sebagai pilihan dalam menetapkan awal bulan qamariah termasuk awal bulan Syawal berdasarkan perhitungan peredaran bulan dan bumi terhadap matahari. 

Hal ini serimg digunakan oleh Muhammadiyah.

Keempat; metode hisab Imkan Rukyat. Cara ini dianggap sebagai jalan tengah antara pendapat hisab atau perhitungan dan rukyatul hilal atau pengamatan hilal. Setelah melihat hilal dalam batas angka minimum tertentu, baik dari perhitungan ataupun pengamatan, kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk angka-angka.

Seperti ketinggian bulan minimal 3°. Sementara sudutnya minimal 6° serta lama bulan terbenam dari ijtima' minimal 8 jam.

Hal ini selaras dengan metode dari Inqanur Rukyah. Yakni kesepakatan yang terjadi antara Menteri Agama Indonesia, Brunei dan Singapura.

Yang terakhir; dengan metode Perhitungan Jawa. Perhitungan ini juga dikenal dengan istilah hisab aboge. Perhitungan ini merupakan sistem kalender berdasarkan peredaran matahari mengelilingi bumi. Yang dikenal dengan tahun Saka. Yaitu perhitungan setelah dinaubatkannya Prabu Sandi Wahono atau Aji Soko Sebagai Raja India.

Untuk itu perhitungan ini pertama kali yang digunakan di Indonesia ini karena adanya upaya interelasi agama Islam dengan budaya Jawa.(*)


[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

SC Kongres Persatuan PWI 2025 Sepakati Tiga Keputusan Baru Terkait Peserta

Panitia Kongres Kirim Undangan ke Seluruh PWI Provinsi

Panitia Kongres PWI 2025 Tetapkan DPT dan Jumlah Peninjau

Panitia Kongres PWI 2025 Sepakati Mekanisme Pemilihan Ketum Baru

Kongres PWI Segera Dilaksanakan, Zulmansyah: Alhamdulillah, SC dan Peserta Sudah Disepakati

Kongres PWI 2025 di BPPTIK Komdigi Cikarang, Marthen: Kita Wajib Menggelar Sebaik-Baiknya

SC Kongres Persatuan PWI 2025 Sepakati Tiga Keputusan Baru Terkait Peserta

Panitia Kongres Kirim Undangan ke Seluruh PWI Provinsi

Panitia Kongres PWI 2025 Tetapkan DPT dan Jumlah Peninjau

Panitia Kongres PWI 2025 Sepakati Mekanisme Pemilihan Ketum Baru

Kongres PWI Segera Dilaksanakan, Zulmansyah: Alhamdulillah, SC dan Peserta Sudah Disepakati

Kongres PWI 2025 di BPPTIK Komdigi Cikarang, Marthen: Kita Wajib Menggelar Sebaik-Baiknya



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Dengan Semangat HUT ke-80 RI, Kantor Imigrasi Pekanbaru Hadirkan Layanan Paspor Merdeka di Mall Ciputra Seraya
14 Agustus 2025
SC Kongres Persatuan PWI 2025 Sepakati Tiga Keputusan Baru Terkait Peserta
13 Agustus 2025
Dosen Faperta UIR, Limetry Diana Raih Doktor dari IPB dengan Riset Sawit Rakyat
13 Agustus 2025
Memimpin UIR, Admiral Usung Misi Perkuat Sinergi Seluruh Pemangku Kepentingan
13 Agustus 2025
Sembilan Putra-Putri Riau Lolos Program Calon Da’i Muda 2025
12 Agustus 2025
MTQ Internasional ke-45 di Masjidil Haram, Qori Muda Asal Riau Melaju ke Final
12 Agustus 2025
IP EO Riau Gelar Wisata dan Seni Budaya UMKM Riau Creative, Ade Chandra: Semua Bisa Mengambil Peran dan Berkontribusi
12 Agustus 2025
Kolaborasi Erafone, IM3 Platinum Hadirkan Bundling Eksklusif di 3 Kota Besar Pulau Sumatera
11 Agustus 2025
Kendalikan Karhutla, Kemenhut Laksanakan OMC Tahap Ketiga di Riau
11 Agustus 2025
Lantik Dua Pejabat di Lingkungan Kanwil Kemenag Riau, Muliardi: Untuk Program yang Sudah Berjalan, Lanjutkan
11 Agustus 2025
TERPOPULER +
  • 1 Sembilan Putra-Putri Riau Lolos Program Calon Da’i Muda 2025
  • 2 Kolaborasi Erafone, IM3 Platinum Hadirkan Bundling Eksklusif di 3 Kota Besar Pulau Sumatera
  • 3 Kendalikan Karhutla, Kemenhut Laksanakan OMC Tahap Ketiga di Riau
  • 4 Mulai Senin, Pemkab Siak akan Ujicoba Layanan ASIK
  • 5 Mural Pekan Budaya Melayu Serumpun 2025 Semarakkan Hari Jadi Provinsi Riau ke-68
  • 6 Pemprov Riaj Bersama KJRI Johor Bahru Luncurkan Program Jiran Istimewa
  • 7 Terima Surat Undangan Resmi dari Panitia Kongres, Saiban Serahkan Dukungan Penuh PWI Kepri untuk Zulmansyah Sekedang
  • 8 Ekonomi Riau Masih Tertumpu pada Migas, Perkebunan dan Industri Pulp and Paper
  • 9 Cek Seluruh Kendaraan Dinas Roda 4, Dr Afni: Hasil Temuan Hari Ini Masih Digarap oleh Inspektorat
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved