• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Goes To School, SMSI Inhil Bagikan 80.000 Susu dan Edukasi Cerdas Bermedia
Dibaca : 195 Kali
Mengawal Peradaban Dunia, Muliardi Ajak Insan Media Perkuat Gema Hari Santri
Dibaca : 194 Kali
Menag Apresiasi Kinerja Tertinggi versi Poltracking Indonesia
Dibaca : 222 Kali
Nasaruddin Umar: Asia Tenggara Siap Jadi Pusat Peradaban Islam Baru
Dibaca : 252 Kali
STQH XXVIII Kendari, Riau Raih 8 Kejuaraan dan Juara Umum V Nasional
Dibaca : 266 Kali

  • Home
  • Politik

Saatnya Rakyat Jadi Macan, Bukan Mengembek

Redaksi
Selasa, 16 April 2019 12:10:33 WIB
Cetak

Oleh : H Bagus Santoso SAg MP (Caleg  DPR RI dapil Riau 1 dari Partai Amanat Nasional)

Teori demokrasi klasik yang mengatakan "demokrasi dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat" menjadi trigger perjuangan rakyat se antero dunia menuntut perubahan sistem pemerintahan dari sistem otoritarianisme menjadi sistem demokrasi.

Karena secara teoritik dan konstitusi setakat ini, kita penghuni dunia bersepakat bahwasanya sistem pemerintahan demokrasi yang bisa menjamin persamaan hak dan kewajiban setiap warga negara dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu di negara demokrasi seperti negara kita Indonesia, posisi rakyat menjadi sangat penting dan mahal setiap memasuki musim pemilu. 

Pada tahun politik seperti sekarang, rakyat tidak ubahnya seperti "gadis molek nan jelita” dikelilingi oleh jejaka-jejaka bernafsu tinggi, sedang antri menunggu kesempatan mencuri hatinya. Sang perjaka yang sedang jatuh cinta dengan segala macam dandanan (atribut partai) yang melekat pada dirinya selalu mencari simpatik menggoda sang gadis dengan berbagai macam harapan sampai buaian memabukkan digantungkan di lehernya. 

Namun nampaknya menuju tanggal 17 April 2019, sang gadis tidak ingin lagi menjadi keledai yang berdamai dengan kejatuhan di lubang yang sama. Si jelita tidak ingin lagi melakukan kesalahan tergoda dengan rayuan, bualan jejaka-jejaka yang hobinya berternak janji dan membudidayakan kebohongan. 

Sang gadis sudah sangat sadar, kalau jejaka-jejaka yang merayunya tidak memiliki konsistensi kesetiaan. Mereka hanya mendekat, merayu, ngegombal, dengan janji-janji manis mendongeng kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaan di musim pemilu. Setelah itu pergi entah kemana rimbanya membiarkan sang gadis menangisi nasibnya yang sudah menyerahkan keperawanannya. Jangankan memperhatikan, menengoknya saja tidak tidak lagi. Cukuplah pengalaman pemilu demi pemilu masa lalu menjadi sembilu - ya sudah sudahlah tamat alias tutup buku. 

Dengan menggunakan analogi gadis cantik untuk menjelaskan bagaimana perasaan rakyat setiap jelang pemilu, tulisan ini ingin menyampaikan pesan bahwa dalam kehidupan rakyat biasa sekarang (red-walaupun sudah bekerja keras seharian baru cukup untuk tidak kelaparan esok harinya) itu terjadi proses pembelajaran dan pencerdasan politik secara alami. Pada teorinya  parpol seharusnya yang paling bertanggung jawab mencerdaskan dan membuat melek politik meski kenyataan bertolak belakang.

Realitas kehidupan telah menjadi guru politik rakyat kecil yang mengajarkan bahwa kebenaran tidak boleh lagi disimpulkan dari harapan-harapan yang banyak bertebaran setiap musim pemilu. Rakyat sudah paham benar kalau kebenaran itu hanya bisa disimpulkan dari "fakta" bukan harapan. Sungguh Rakyat sekarang merasakan apa yang berlaku, mana janji mana bukti. Mana bualan kosong mana yang masuk akal sehat.

Dalam kesetiaan menjadi rakyat yang selalu berdamai dengan kemiskinan, yang akrab dengan kondisi papa kedana, sudah tidak terhitung lagi jumlahnya berapa kali rakyat harus kecewa dan gigit jari karena mengira kebenaran itu adalah harapan-harapan yang dijanjikan. 

Namun faktanya jauh panggang dari api alias kena bengak berkepanjangan. Sekarang sadar benar, bahwa kebenaran itu bukan dari harapan, tapi dari fakta. Betapa tidak, Perut rakyat menjadi buncit dan meledak setiap musim pemilu kerana tergiur menu janji yang disediakan di atas meja harapan. Setelah pemilu perut buncit bukan kenyang nasi tetapi tumpukan sampah berjibun janji.

Sekarang bagaimana pun indahnya bentuk kemasan janji dan harapan yang disiapkan di ruang-ruang sejuk, rakyat nampaknya tidak akan ngiler lagi, rakyat tak akan tergiur lagi.
Karena itu, dalam detik-detik perjalanan sampai bilik suara tanggal 17 April 2019, rakyat tidak boleh lagi “mengembek” mengikuti sang gembala yang sudah dicucuk hidungnya dengan iming-iming jabatan. 

Saatnya rakyat menjadi "macan" yang akan menerkam setiap pemimpin, politisi yang bermental dagang sapi dengan merendahkan derajat rakyat menebar "money politic" menyebar amplop, memasang jebakan maut dengan melempar sembako, berkolusi dengan aparat dan perangkat yang rela berkhianat.

Saatnya rakyat menjadi algojo mematikan, memancung,  menghukum, menenggelamkan pemimpin, politisi yang berpenyakit obesitas janji mengganti dengan cara memilih pemimpin, politisi yang selama ini konsisten menjadikan rakyat sebagai satu-satunya majikan yang harus dilayani. Bukan bertameng dinasti dan berpura- pura dekat ustadz dan kyai. Salam pemilih cerdas dan selamat mencoblos.(*)


[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Rapat Perdana DPW PAN Riau, Sahidin: Susunlah Program yang Menyentuh Rakyat

PerKPU RI Rahasiakan Data Capres dan Cawapres, Zufra Irwan: Itu Keliru dan Penafsiran yang Sesat Terhadap UU KIP

HUT Bawaslu, Abdul Wahid: Saya Adalah Pemimpin yang Tidak Mau Menciderai Demokrasi dengan Money Politic

KPU Siak Tetapkan Dr Afni-Syamsurizal Sebagai Bupati Terpilih

MK Tolak Gugatan Sugianto, Afni-Syamsurizal Tetap Bupati dan Wakil Bupati Siak Terpilih

Drama Pilkada Siak Usai, Afni: Mari Kita Bersatu dan Berkolaborasi

Rapat Perdana DPW PAN Riau, Sahidin: Susunlah Program yang Menyentuh Rakyat

PerKPU RI Rahasiakan Data Capres dan Cawapres, Zufra Irwan: Itu Keliru dan Penafsiran yang Sesat Terhadap UU KIP

HUT Bawaslu, Abdul Wahid: Saya Adalah Pemimpin yang Tidak Mau Menciderai Demokrasi dengan Money Politic

KPU Siak Tetapkan Dr Afni-Syamsurizal Sebagai Bupati Terpilih

MK Tolak Gugatan Sugianto, Afni-Syamsurizal Tetap Bupati dan Wakil Bupati Siak Terpilih

Drama Pilkada Siak Usai, Afni: Mari Kita Bersatu dan Berkolaborasi



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Goes To School, SMSI Inhil Bagikan 80.000 Susu dan Edukasi Cerdas Bermedia
20 Oktober 2025
Mengawal Peradaban Dunia, Muliardi Ajak Insan Media Perkuat Gema Hari Santri
20 Oktober 2025
Menag Apresiasi Kinerja Tertinggi versi Poltracking Indonesia
19 Oktober 2025
Nasaruddin Umar: Asia Tenggara Siap Jadi Pusat Peradaban Islam Baru
19 Oktober 2025
STQH XXVIII Kendari, Riau Raih 8 Kejuaraan dan Juara Umum V Nasional
18 Oktober 2025
Versi IndoStrategi, Kemenag Masuk Tiga Besar Kementerian Berkinerja Terbaik
18 Oktober 2025
Kemenkum dan Polda Riau Matangkan PKS Perkuat Akses dan Kesadaran Hukum Masyarakat
17 Oktober 2025
Matangkan Persiapan Pengukuhan Pos Bantuan Hukum, Kakanwil Kemenkum Riau Koordinasi ke BPHN
17 Oktober 2025
Indosat dan Kemen Komdigi Perkuat Ekosistem Registrasi eSIM Digital Berbasis Biometrik
17 Oktober 2025
Soal Pendirian Ditjen Pesantren, Wamenag: Saya Optimistis Hari Santri 2025 Ada Kado Izin
17 Oktober 2025
TERPOPULER +
  • 1 Tiga Peserta Riau Tembus Final STQH Nasional 2025 di Kendari
  • 2 Kemenkum Riau Ikuti Rapat Anev Kinerja Triwulan III 2025
  • 3 Ponpes Diminta Jaga Marwah dan Hindari Narasi yang Bersifat Stigma
  • 4 Periode III Tahun 2025, UIR Wisuda 2.563 Mahasiswa
  • 5 Rudy Hendra: Kanwil Kemenkum Siap Berkolaborasi dan Berikan Dukungan Hukum
  • 6 Go Live Like a Pro, IM3 dan TikTok Ajak Mahasiswa Unri Berkarya di Dunia Digital
  • 7 Tingkatkan Keamanan Lingkungan di Wilayah Binaan, Dua Anggota Koramil 0321-02/TP Bersam RT dan Warga Patroli Siskamling
  • 8 Rapat Perdana DPW PAN Riau, Sahidin: Susunlah Program yang Menyentuh Rakyat
  • 9 LKBH SMSI Riau Gelar FGD Regulasi Pers Indonesia Sebagai Payung Hukum Aktivitas Jurnalistik
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved