PILIHAN
+
Tak Koperatif, Pemko Pekanbaru Segel Kantor Sanel Tour and Travel
Dibaca : 92 Kali
Target Pajak Reklame 2025 Turun, Agung Nugroho: Seharusnya Ditingkatkan
Dibaca : 114 Kali
Pemkab Rohil Ajak Masyarakat Kritisi Kebijakan dengan Cara Konstruktif
Dibaca : 169 Kali
Agung Nugroho Berharap DMDI Ikut Berkontribusi Bangun Pekanbaru
Dibaca : 194 Kali
Tercemar Limbah Beracun PKS, Sungai Mandau Belum Steril
Bagus Santoso: Perusahaan Itu Harusnya Menjaga Alam

Warga Suku Sakai saat dikunjungi anggota DPRD Riau H Bagus Santoso SAg MP.
Pekanbaru, Hariantimes.com - Hingga saat ini, air Sungai Mandau yang melintasi Desa Melibur Kecamatan Talang Mandau pemekaran dari Kecamatan Pinggir, Kabupaten belum juga steril.
Air Sungai Mandau tersebut tercemar akibat limbah beracun yang dicurigai berasal dari sejumlah Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Akibatnya, banyak jenis ikan terutama yang berukuran kecil yang mati. Puncak petaka terjadi sekitar sebulan lalu.
“Tolonglah sungai kami ini dibersihkan dari limbah. Disinilah kami turun temurun mengais rezeki, bertahan hidup menangkap ikan,†pinta Abdul Rahman warga suku Sakai saat dikunjungi anggota DPRD Riau H Bagus Santoso SAg MP dalam lawatan kunjungan kerja ke Desa Tasik Serai, Serai Wangi dan Tasik Serai Timur.
Menurut keterangan A Rahman yang tinggal digubuk bersama isteri dan anaknya di tepian Sungai Mandau, hampir sebulan warga tidak dapat menangkap ikan lagi.
"Kami kena bencana limbah. Disepanjang tepian sungai bertumpukan bangkai ikan. Di depan Gubuk inipun bangkai ikan seperti sampah ampas tebu, kami kehilangan mata pencaharian,†imbuh Rahman sambil memperbaiki alat penangkap ikan Lukah.
Hal senada juga disampaikan Salim, nelayan sungai berasal dari Desa Lubuk Gaung yang juga tinggal di tepi sungai. Salim sangat khawatir dengan limbah yang meracuni sungai. Sebab gara-gara tidak dapat lagi menangkap ikan anaknya terancam tidak bisa melanjutkan kuliah.
“Terus terang saya khawatir, sebab selama ini saya bisa bayar anak kuliah di Unilak Pekanbaru sampai semester 7 hasil dari menangkap ikan. Kalau ikan tak ada lagi kami mau cari rezeki kemana,†tutur Salim dengan nada cemas.
Mendapatkan pengaduan warga tersebut, Anggota DPRD Riau H Bagus Santoso SAg MP turut prihatin dan mengutuk perilaku tak sehat kepada pihak-pihak yang membuang limbah beracun ke sungai.
“Sebuah sikap yang tak bertanggung jawab jika ada perusahaan buruk perangainya. Seharusnya, perusahaan menjaganya dan bukan malahan mengahancurkan lingkungan," tegas Bagus dihadapan sejumlah nelayan.
Bagus Santoso meminta kepada pihak tekait dan berwenang, agar perusahaan yang tidak mengelola limbahnya dicabut perizinan dan diberikan sanksi tegas.
Kendati demikian, Bagus tetap menghimbau perusahaan agar sadar serta mengubah perilaku dengan penuh tanggung jawab mengikuti prosedur dan taat aturan.
â€Perusahaan itu harusnya menjaga alam. Jangan hanya pintar mengeruk keuntungan, tapi tak bertanggung jawab menjaga warga dan alamnya,†tegas Bagus.
Dari sejumlah sumber disebutkan, limbah beracun yang mencemari sungai di curigai berasal dari sejumlah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang dibangun sepanjang Sungai yang melintasi dusun Desa Leko, Belutu, Penaso sampai Sam Sam. Salain PKS juga ada perusahaan PT Arara Abadi yang menguasai hutan dengan tanaman akasia yang luasnya tidak tembus pandangan mata. Sejauh ini belum ada kabar penanganan dari pemerintah.
Untuk menempuh Desa Melibur melalui jalan perusahaan Minyak Chevron dengan pemandangan pipa minyak sepanjang jalan lalu perusahaan PT Arara Abadi yang menanam pohon akasia. Medan jalan dipemukiman sangat sulit maka diperlukan stamina yang kuat.
Setelah perjalanan melelahkan sekitar 3 jam akan menemukan pemandangan alam sungai yang indah dan jika beruntung mendapatkan banyak jenis ikan seperti selais, tapah, baung bahka Kahyangan. Tidak ketinggalan ikan Bujuk, Gabus, Lembat dan Belut.(*/ron)
Tulis Komentar