Tiga Atlet Yunior Taekwondo Riau Raih Medali di ATF 2025 Vietnam

Pekanbaru, Hariantimes.com - Tiga atlet yunior taekwondo Riau, Devin Piandry Hutama, Abdul Karim Yade Muhaqqiq dan Devlin Pramesta Hutami berhasil meraih empat medali, yakni satu emas dan tiga perak pada Asean Taekwondo Federation ke-17 yang berlangsung di Nahrang, Vietnam pada 18 hinggac21 Agustus 2025.
Devin Piandry turun di nomor kyurugi (tarung) U-17 under 48 kg, meraih medali emas setelah mengalahkan lawannya dari Vietnam dua ronde langsung. Atlet yunior putri Devlin Pramesta memperoleh perunggu di nomor seni U-14 under 33 kg. Sementara Abdul Karim mengantongi dua medali perunggu pada nomor free style dan pomsae recognice.
Kejuaraan dua tahunan untuk yunior dan kadet ini diikuti oleh atlet Indonesia, Filiphina, Singapura, Malaysia, Laos, Myanmar, Kamboja dan tuan rumah Vietnam. Sementara Thailand dan Brunei tidak berpartisipasi dalam kejuaraan tersebut.
Indonesia sendiri mengirimkan empat atlet, satu manajer tim dan satu pelatih yang seluruhnya berasal dari Riau. Satu atlet lainnya adalah Muhammad Adriansyah Putra.
Devri Ernandi, pelatih tim Indonesia yang dihubungi kemarin menjelaskan, empat atlet yunior yang ikut kejuaraan itu seluruhnya memang dari Riau. Tetapi mereka resmi membawa nama Indonesia karena sudah mendapat rekomendasi dari PB Taekwondo Indonesia, tentunya setelah menerima surat rekomendasi dari Pengprov TI Riau.
Sebelumnya, PB TI memutuskan tidak jadi mengirim atlet Pelatnas yang sudah disiapkan jauh-jauh hari untuk mengikuti kejuaraan tersebut. Tetapi akhirnya batal. Untuk mengisi kekosongan, pihaknya mengajukan diri dengan membawa empat atlet.
"Pertimbangannya jelas. Saya mengantongi lisensi pelatih internasional. Itu adalah syarat mutlak. Selain itu, Devin adalah atlet Pelatnas yang baru saja dipulangkan. Dia juga atlet peraih medali emas dalam kejuaraan dunia yang diadakan di Korea Selatan pada 2024 lalu," kata Devri.
Ada yang menarik dari tim Indonesia ini. Seluruhnya berasal dari Riau, termasuk manajer tim Deden Kurniawan Putra. Sejatinya dia adalah ayah kandung dari Abdul Karim Yade yang akrab dipanggil Akai. Sedangkan Devin dan Devlin adalah kakak beradik kandung, yang merupakan putra dan putri dari Devri Ernandi, sang pelatih.
Saat ditanya masalah ini, Devri hanya tertawa. "Kan tak masalah bang. Kebetulan saja. Lagi pula mereka adalah atlet-atlet potensial di masa depan. Satu hal lagi, seluruh biaya kami tanggung sendiri. Mulai dari Pekanbaru sampai kembali ke Pekanbaru," ujarnya.
Untuk itu ia berhadap, ke depan ada perhatian lebih dari pemerintah daerah dan seluruh pihak yang berkepentingan terhadap atlet-atlet muda Riau yang berbakat ini.
Hal menarik lainnya, Akai yang mendapat dua medali perunggu merupakan satu-satunya atlet taekwondo Riau yang turun di nomor pomsae recognice. "Dulu ada satu orang. Tapi beliau sudah pensiun. Jadi sekarang tinggal saya sendiri," ungkapnya.
Itulah sebabnya Akai masih berlatih sendiri tanpa didampingi pelatih. Di Riau tidak ada pelatih khusus di nomor tersebut. "Memang nomor pomsae ini adalah nomor baru. Wajar jika belum banyak atlet dan pelatihnya." Tentunya ini menjadi PR bagi Pengprov TI Riau.
Saat ini Devin Piandry merupakan siswa Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Pekanbaru kelas 12. Abdul Karim Yade kelas 12 SMA Cendana Pekanbaru. Sementara satu-satunya taekwondoin yunior putri, Devlin Pramesta Hutami, masih duduk di kelas 8 SMPN 8 Pekanbaru.
Akhirnya kita berharap semua pihak mengerti dengan tanggung jawab masing-masing. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa: berangkat sendiri, pulang sendiri. Beda tipis dengan permainan jailangkung: datang tak dijemput, pulang tak diantar.(*)
Tulis Komentar