• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
43 Personel Polres Siak Terima Penghargaan Atas Dedikasi dan Loyalitas dalam Menjalankan Tugas
Dibaca : 128 Kali
Pulihkan Hutan Konservasi Tesso Nilo, Satgas PKH Bersama Kemenhut Tumbangkan Tanaman Sawit Seluas 401 Ha
Dibaca : 145 Kali
Promosi Ujian Terbuka Disertasi, Catur Sugeng Susanto Raih Gelar Doktor dengan IPK 3,91
Dibaca : 160 Kali
SIEXPO 2025 di Riau akan Tampilkan 500 Teknologi Produk Industri Sawit
Dibaca : 232 Kali
Mendiktisaintek Kunker ke Unilak, Prof Junaidi: Sebagain Besar Mahasiswa Disabilitas Memilih Prodi Bisnis Digital
Dibaca : 207 Kali

  • Home
  • Opini

Sebuah Penelusuran Berbasis Sumber Sejarah

Kekeliruan dalam Penetapan Hari Jadi Kota Pekanbaru

A Kasim
Kamis, 22 Juni 2023 16:22:16 WIB
Cetak

Oleh: MUHAMMAD THOHIRAN, SE
(Juru Pelihara Situs Cagar Budaya Kompleks Makam Marhum Pekan)


MENGAPA harus tanggal 23 Juni 1784?Sebuah pertanyaan yang mempertanyakan meluncur dari seorang pengunjung asal Cirebon saat berziarah ke Kompleks Makam Marhum Pekan di Jalan Senapelan Pekanbaru.

“Pemda Cirebon saja menetapkan tanggal hari jadinya mengacu kepada penanggalan Islam, setiap tanggal 1 Muharam Tahun Hijriyah,” sebutnya sambll menunjukkan file PDF Pasal 2 Perda Kodya Dati II Cirebon No.24 Th.1996 tentang Hari Jadi Cirebon yang tersimpan di andoidnya.

Bila kita simak Perda Kota Pekanbaru No.08 Th.2005 tentang Penetapan Hari Jadi Pekanbaru, bahwa tiang pancang berdirinya Pekanbaru berpijak kepada tanggal 21 Rajab 1204 Hijriyah, hari Selasa, bersamaan dengan 23 Juni 1784 Masehi dan menetapkan tanggal 23 Juni setiap tahunnya sebagai pusat ingatan karena penggunaan kalender Masehi lebih dipahami oleh masyarakat.

Baca Juga :
  • 43 Personel Polres Siak Terima Penghargaan Atas Dedikasi dan Loyalitas dalam Menjalankan Tugas
  • Tinjau Program Lomak di Rumbai, Agung Nugroho: Ini Kegiatan yang Sangat Positif
  • Liburan Sekolah, APGWI Taja Khitanan Massal di Pendalian IV Koto

Kehadiran data tekstual pembanding, “le 19 de la lune de Redjeb, l'an de l'hégire 1204, c'est-à-dire le 4 avril 1790” dalam Correspondance des Deys d’Alger yang ditulis E. Plantet tahun 1889 merupakan sumber sejarah tertulis yang mengandung pernyataan tegas terhadap kekeliruan penetapan tanggal Hari Jadi Pekanbaru yang dibacakan selama ini.

Dalam buku Sejarah Kota Pekanbaru (Wan Ghalib,1980) memuat informasi penting bahwa dasar pijakan mengenai tanggal, hari, bulan dan tahun berdiri Pekanbaru bersumber dari naskah Catatan tentang Sejarah Kerajaan Siak tulis tangan aksara Melayu milik almarhum Imam Suhil, yaitu--kepada Hijriah 1204 pada 21 hari bulan Rajab hari Selasa.

Fakta sejarah membuktikan bahwa tekstual penanggalan --23 Juni 1784 M-- tercipta berdasarkan data-data yang telah didskusikan. Ini yang dimuat dalam Rekomendasi Umum Seminar Sejarah Kota Pekanbaru 1978 yang ditandatangani oleh Drs. Suwardi MS pada tanggal 29 Mei 1978.
Persoalan mencuat tatkala data tekstual sumber sejarah berkata jujur untuk dirinya.

Bahkan, menurut Pramoedya Ananta Toer, seperti dikutip Majalah Arsip ANRI No.56/2011. “Arsip membantu seseorang memperbaiki ingatan. Arsip menunjukkan kekuatan pribadi pemiliknya. Arsip tidak akan berbohong karena ia tidak bisa membantah dirinya sendiri”.

Semisal, “In het Jaar 1198, of het Christen Jaar 1784” dalam Amsterdamsche Courant Ao.1784 edisi 8 Juli 1784. Atau “Woensdagse” (Rabu) untuk hari penerbitan Leeuwarder Courant Ao.1784 edisi 23 Juni 1784. Atau “16 der Manne Gemadi-Allayel van het jaar 1204 (31 January 1790)” dalam Utrechsche Courant Ao.1790 edisi 26 April 1790.

Temuan sumber primer lainnya, berupa hasil penelitian astronomi yang dilakukan oleh J.E. Bode. Dalam Berliner Astronomisches Jahbuch fur das Jahr 1784, terbit tahun 1781, memuat tabel Calender der Turken das 1198 ste Jahr der Hegira, tertera data tekstual “20 Juni 1784 = 1 Shaban 1198”, dan dalam Berliner Astronomisches Jahbuch fur das Jahr 1790, terbit tahun 1787, memuat tabel Calender der Turken das 1204 ste Jahr der Hegira, tertera data tekstual “17 Maret 1790 = 1 Rajab 1204”.

Temuan hasil penelitian pakar asronomi Jerman abad ke-18 di atas dapat dijadikan sebagai data pembanding yang tak terbantahkan sekaligus sebagai sarana pembuktian untuk menolak secara ilmiah data tekstual, “Menurut catatan Imam Suhil Kerajaan Siak, pasar ini didirikan pada tanggal 23 Juni 1784 atau pada 21 Rajab 1204 Hijriyah” yang ditulis dalam Citra Kota Pekanbaru dalam Arsip (2021) dan Citra Kabupaten Kampar dalam Arsip (2022) terbitan ANRI Jakarta.

Permendikbud No.71 Th.2016 tentang Pedoman Pengumpulan Sumber Sejarah, menegaskan, “Apabila suatu karya yang mengisahkan tentang masa lampau tanpa didasari oleh suatu sumber sejarah, dan hanya hasil dari imajinasi penulis, maka karya tersebut merupakan suatu karya fiksi”.

Padahal, Kepala ANRI Drs. Imam Gunarto, M.Hum dalam sambutannya di digital Citra Kota Pekanbaru dalam Arsip (2021) menyebut, “Khazanah arsip mengenai Kota Pekanbaru banyak tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)”. Karena, seperti yang disebut dalam Majalah Arsip No.61/2013, “Arsip statis yang dilestarikan ANRI merupakan deposit sejarah nasional yang tidak pernah berbohong (apa adanya)”.

Anakronisme yang terlihat dalam data tekstual kedua buku khazanah Naskah Sumber Arsip ANRI di atas terjadi, menurut pendepat Prof. Dr. Djoko Hadihandono, “Ketika Indonesia pada masa lalu dipandang sebagai Indonesia pada masa kini”. Bahkan, menurut Profesor Sejarah Kolonial UI tersebut, “Polarisasi yang terkesan dipaksakan ini mempersulit terwujudnya karya ilmiah yang ideal, yang bebas dari unsur subyektif dan tendensi tertentu”.

Gejala anakronisme juga terlihat dalam pemberitaan, “Wawako Pekanbaru: TP2GD Lengkapi Berkas Usulan Pendiri Kota Pekanbaru Sebagai Calon Pahlawan Nasional“, yang dipublikasikan dalam pekanbaru.go.id tertanggal 14 Februari 2022. Sebagai Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kota Pekanbaru H. Ayat Cahyadi, S.Si, menyatakan, “Hal itu diperkuat dengan catatan dari Imam Suhil pada 23 Juni 1784”.

Mantan Wawako Pekanbaru ini bahkan menyebutkan, “Catatan ini menjadi Perda Hari Jadi Kota Pekanbaru 2005 setiap tahunnya pada 23 Juni”, yang dipublikasikan dalam, “Wawako Pekanbaru: TP2GD Lengkapi Berkas Usulan Pendiri Kota Pekanbaru Sebagai Calon Pahlawan Nasional“.

Itulah sebabnya, jauh-jauh hari, Islam dalam al-Hujarat (QS.49:6), telah mengingatkan, “Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Dalam bundel arsip VOC terdapat sumber sejarah mencatat bahwa tanggal 14 Mei 1784, Raja Muhammad Ali dari Selat Murong mengutus Aboel Bahier untuk mengantarkan sepucuk surat kepada Gubernur VOC di Melaka. Tanggal 14 Mei 1784, rombongan Raja Muhammad Ali tiba di Melaka. Tanggal 22 Juni 1784, Gubernur Melaka menerima surat Raja Siak bertanggal 21 Rajab 1198 (10 Juni 1784), menginformasikan bahwa ayahnya, Ouden Heer (Raja Tua Muhammad Ali) sedang berada di Melaka.

Temuan arsip VOC lainnya, tercatat arsip statis salinan surat bertanggal 7 Mei 1789 dari Pemerintah Melaka yang berkabar kepada Raja Muhammad Ali di Siak tentang peristiwa pembunuhan yang diperbuat oleh para perampok dengan nama samaran Rover yang telah meresahkan masyarakat. Dalam surat Melaka tersebut memuat data tekstual “Stapelplaats maakt”. Bisa jadi tertuju untuk sebutan Pasar Senapelan. Wallahu ‘alam.

Dikarenakan naskah Catatan tentang Sejarah Kerajaan Siak tersebut--entah dimana rimbanya-- solusi terbaik adalah dengan memanfaatkan katalog naskah hasil kajian terdahulu. (1) katalog Checklist of Manuscripts in St. Catherine Monastery Mount Sinai, tahun 1955, dari Library of Congress USA, yaitu 3 Syaban 1198 H = 22 Juni 1784 M. (2) katalog A Survey of The Scientific Manuscripts in the Egyptian National Library, tahun 1986, dari University of Michigan Library, USA ini, yaitu 18 Rajab 1204 = 3 April 1790.

Terinspirasi ucapan Kepala ANRI tersebut, memicu penulis bertandang ke ANRI. Berbekal surat keterangan Direktur Perlindungan Kebudayaan Kemendikbudristek tanggal 8 Mei 2023, dapat menyentuh langsung fisik naskah asli Surat Perjanjian Riau-VOC 1784, di Ruang Baca Gedung ANRI Jakarta, pada 15 Mei 2023. Nyata sekali bahwa tahun 1784 M = tahun 1198 H, bukan kepada tahun 1204 H.***


[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Hadiah HUT ke-241 Pekanbaru, Agung Nugroho Serahkan Kunci ke Seorang Warga

Kibarkan Bendera SMSI di Bengkalis, Erwin: Kami Siap Bekerja, Bersinergi dan Berkolaborasi Bangun Daerah

Dua Jempol untuk Firdaus, Suara Daerah Menggema di Dunia

Ketidakrelaan Perempuan Memimpin Siak?

Amicus Curiae dan Keadilan Substantif

Sang Penolong

Hadiah HUT ke-241 Pekanbaru, Agung Nugroho Serahkan Kunci ke Seorang Warga

Kibarkan Bendera SMSI di Bengkalis, Erwin: Kami Siap Bekerja, Bersinergi dan Berkolaborasi Bangun Daerah

Dua Jempol untuk Firdaus, Suara Daerah Menggema di Dunia

Ketidakrelaan Perempuan Memimpin Siak?

Amicus Curiae dan Keadilan Substantif

Sang Penolong



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
43 Personel Polres Siak Terima Penghargaan Atas Dedikasi dan Loyalitas dalam Menjalankan Tugas
30 Juni 2025
Pulihkan Hutan Konservasi Tesso Nilo, Satgas PKH Bersama Kemenhut Tumbangkan Tanaman Sawit Seluas 401 Ha
30 Juni 2025
Promosi Ujian Terbuka Disertasi, Catur Sugeng Susanto Raih Gelar Doktor dengan IPK 3,91
30 Juni 2025
SIEXPO 2025 di Riau akan Tampilkan 500 Teknologi Produk Industri Sawit
30 Juni 2025
Mendiktisaintek Kunker ke Unilak, Prof Junaidi: Sebagain Besar Mahasiswa Disabilitas Memilih Prodi Bisnis Digital
29 Juni 2025
Gelar Pekan Penghijauan ke-34, Himaprodi Pendidikan Biologi FKIP Unri Siap Optimalkan Penghijauan Mangrove di Sejangat
28 Juni 2025
Berhasil Berdayakan AI, Indosat Ooredoo Hutchison Raih HR Asia Awards ke-6 Kalinya
28 Juni 2025
Lantik Dewan Hakim dan Panitera MTQ ke-43 Riau, M Job Kurniawan: Garda Terdepan dalam Menjaga Marwah dan Kualitas Musabaqah
27 Juni 2025
Ikrar Setia NKRI, Abdul Wahid: Ini Kerjasama Kita Semua Bersama-Sama Musnahkan Radikalisasi
27 Juni 2025
Kanwil Kemenkumham Riau Bertekad Jadi Bagian dari Transformasi Birokrasi
26 Juni 2025
TERPOPULER +
  • 1 Dokumen tak Memenuhi Ketentuan Keimigrasian, 15 Calon Jamaah Umroh Ditunda Keberangkatan ke Arab Saudi
  • 2 Pemko Pekanbaru akan Kembangkan Bus Rapid Transit dengan Lajur Khusus
  • 3 Agung Nugroho: Tiga Unit Bus Listrik akan Mulai Dioperasikan
  • 4 1.479 lowongan kerja Tersedia di Pekanbaru Job Fair 2025
  • 5 Sempena Hari Jadi Pekanbaru ke-241, Naik Bus Trans Metro Gratis Tiga Hari
  • 6 ITDP Gelar Lokakarya Elektrifikasi Transportasi Publik Skala Nasional di Pekanbaru
  • 7 Pekanbaru adalah Satu Diantara 11 Kota Prioritas yang Dibantu ITDP
  • 8 Kapolda Riau Komitmen Tindak Tegas Cukong Perambah Kawasan Hutan di TNTN
  • 9 Usai Teliti Kepastian Hukum Perjanjian BOT, Yusril Sabri Raih Gelar Doktor dengan Predikat Sangat Memuaskan
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved