Gugatan Alfedri-Husni ke MK, Sofian: Intinya Incumbent Tidak Siap Kalah
Incumbent Gugat ke MK, Dr Afni: Mari Doakan dan Dukung KPU
Masyarakat Kebun Durian Balimau Kasai, Kunni: Keagungan Tradisi dan Momen Silaturahmi
Kampar, Hariantimes.com - Tibanya bulan suci Ramadhan disambut penuh suka cita oleh kaum muslim di manapun berada. Tak terkecuali masyarakat Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Kampar yang menyambut 1 Ramadhan dengan tradisi Balimau Kasai.
Balimau Kasai merupakan simbol menyucikann diri dari segala dosa lahir dan batin. Simbol ini diwujudkan dengan mandi balimau kasai baik secara sendiri-sendiri di rumah maupun secara beramai-ramai di sungai.
Tradisi Balimau Kasai di Kabupaten Kampar kini telah menjadi pesta tradisi. Namanya pesta tradisi, ini dilaksanakan secara meriah dan bersama-sama oleh kelompok masyarakat, baik atas nama desa maupun masyarakat adat. Salah satunya di Desa Kebun Durian, Kecamatan Gunung Sahilan.
Menuju desa ini untuk bersama-sama memeriahkan Balimau Kasai melewati banyak jembatan yang membentang di atas sungai. Di setiap sungai ini, masyarakat bergembira melaksanakan Balimau Kasai.
Pesta tradisi Balimau Kasai dimulai dari sekitar jembatan Desa Teratak Buluh, Pantai Raja, Simalinyang, Pengidupan dan Gunung Sahilan. Pesta ini juga dimeriahkan dengan hiburan musik dan atraksi lompat tinggi dari jembatan ke sungai. Masyarakat tumpah ruah di iven ini.
Layaknya di tempat lain, di Desa Kebun Durian, Balimau Kasai juga ditandai dengan penyiraman air limau kasai secara simbolis. Air limau ini dibawa oleh delapan perempuan dengan menggunakan dulang yang dijulang di atas kepala. Delapan dulang merupakan perwakilan dari suku-suku yang ada di desa tersebut.
"Alhamdulillah, Balimau Kasai berjalan meriah dan ramai. Semoga berkah dan Ramadan tahun ini bisa dijalani dengan baik," kata Kepala Desa Kebun Durian, Arizal saat itu.
Balimau Kasai ini juga disaksikan budayawati Riau, Kunni Masrohanti yang selalu melaksanakan kegiatan budaya hingga ke ceruk-ceruk kanagarian di Kabupaten Kampar.
Disebutkan Kunni, balimau kasai bukan hanya tradisi turun temurun yang diagungkan masyarakat Kampar, tapi juga sudah menjadi iven wisata budaya dan religi yang mengundang banyak wisatawan. Yang pasti, sanak saudara di perantauan pulang kampung ketika ini.
"Inilah momen melihat keagungan tradisi balimau kasai sekaligus momen silaturahmi. Keluarga atau masyarakat sekampung berkumpul saling memaafkan menjelang Ramadan. Ini juga iven wisata budaya dan religi di mana ekonomi masyarakat berputar di sini. Balimau kasai juga momen penting harmonisasi masyarakat dengan alam sekitarnya, khususnya sungai dan rempah-rempah dalam limau kasai," kata Kunni.
Limau kasai dibuat dari air limau purut yang dicampur dengan rempah-rempah. Ada daun jeruk, akar siak-siak, uwek asau, pandan wangi dan beras yang dicampur kunyit. Semua rempah ini direbus sehingga menimbulkan aroma wangi. Air limau kasai ini kemudian menjadi siraman penutup saat mandi terakhir memjelang malam 1 Ramadhan.(rls/*)
Tulis Komentar