• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Lulus Profesi Insinyur di Unand, Dosen UIR Akmar Efendi Soroti Pemanfaatan Metode Machine Learning
Dibaca : 262 Kali
Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Merawat Keluarga
Dibaca : 307 Kali
Kemenhan Bersama PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan di Akmil Magelang
Dibaca : 305 Kali
Hanafi: Apa yang Dirasakan Warga Agam Juga Dirasakan oleh Kami di Perantauan
Dibaca : 409 Kali
Kuota Haji 2026 Riau Berkurang Jadi 4.682, Defizon: Alhamdulillah Jauh di Atas Rata-Rata Nasional
Dibaca : 363 Kali

  • Home
  • Nasional

Bermunajat Mengetuk Pintu Langit: M Nuh: Persoalan Rumit pun Insya Allah Bisa Diselesaikan

Zulmiron
Sabtu, 24 Juli 2021 18:29:44 WIB
Cetak
Ketua Dewan Pers, M Nuh.

Jakarta, Hariantimes.com - Dewan Pers mengapresiasi penyelenggaraan "PWI Bermunajat: Mengetuk Pintu Langit" yang turut dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin secara virtual. 

Acara dibuka Ketua PWI Pusat, Atal S Depari dan tausyiah dibawakan oleh Ustaz Das'ad Latief. 

Hadir pula Sekjen PWI Pusat Mirza Zulhadi dan pengurus PWI Pusat, anggota Dewan Kehormatan, Ilham Bintang, serta anggota PWI dari berbagai daerah di Indonesia. 

"Atas nama Dewan Pers, izinkan saya menyampaikan penghargaan luar biasa kepada PWI yang telah mengambil inisiatif untuk melakukan acara yang sungguh luar biasa ini, Bermunajat Mengetuk Pintu Langit. Ada satu ikhtiar yang sungguh luar biasa," kata Ketua Dewan Pers, M Nuh mengawali sambutannnya.   

M. Nuh meyakini cara merespons kondisi turbulensi seperti sekarang tidak bisa menggunakan logika-logika masa lalu atau usang. 

"Karena covid ini persoalan baru, maka approach-nya pun baru. Tentunya yang lama bisa dipakai, tetap kita pakai," tutur M. Nuh. 

M Nuh melihat pagebluk ini telah menjadi persoalan kompleks karena berdampak lintas sektor. Maka itu, solusinya tidak boleh sederhana. 

"Nah salah satu approach kompleks itu lintas komponen bangsa. Intinya kebersamaan, partisipasi dari masyarakat keseluruhan menjadi kunci pada saat menyelesaikan persoalan kompleks ini. Saya tidak ada, yang ada adalah kita. Ketika persoalan saya menjadi persoalan kita, maka aktornya adalah kita, bukan saya," papar M Nuh sembari mengajak seluruh insan pers untuk terus memobilisir sumber daya yang ada di masyarakat dijahit menjadi bagian dari 'kekitaan'. 

"Yakinlah dengan kekitaan itu. Persoalan rumit pun Insya Allah bisa diselesaikan. Ditambah lagi hari ini kita bermunajat kepada Allah. Hakekatnya yang bisa menyelesaikan persoalan itu Allah, yang bisa menyembuhkan itu Allah," ucapnya.

Rumus terakhir yang ingin dibagikan adalah menumbuhkan empati terhadap sesama. 

"Begini Pak Atal, social complexity itu perkembangannya jauh lebih cognitive capacity. Persoalan sosial sudah sampai di sini, tapi pemahaman kita masih di sini sehingga ada gap, ada blank zone, ada wilayah masih gelap yang jadi misteri," pesan M Nuh.

Menurut M Nuh, di wilayah masih abu-abu inilah semua orang diminta berpikir mencari alternatif-alternatif jawaban, termasuk memanfaatkan data-data scientific approach. 

"Kami sangat yakin panjenengan sudah melakukan itu semua, yaitu ajak semua menumbuhkan partisipasi, empati. Simpati sudah selesai, ndak cukup simpati saja tapi yang dibutuhkan empati, ada suasana emosi tapi ada suasana riil yang bisa kita beri dukungan," jelas M Nuh seraya sependapat dengan pernyataan Atal S Depari tentang perang melawan Covid-19. 

"Begitu kita declare melawan covid, maka harus kita berlindung kepada Allah. Jangan menjadi disersi, disersi sosial maupun spiritual," tegas M Nuh.
 
Disersi istilah yang dipakai di dunia kemiliteran, yaitu tentara yang melarikan diri saat perang. 

Terkait hal ini, M Nuh menyerukan sebisa mungkin ikut berpartisipasi perang melawan Covid-19 baik di hulu maupun di hilir. Salah satu persoalan hilir dari COVID-19 yaitu bermunculan anak-anak yatim. 

"Saya menghitung berapa yatim baru per tanggal 2 Juli kemarin itu hampir 50 ribu, kalau ditambah sekarang 1500 tiap hari yang meninggal, maka bisa jadi sudah 70 ribu yang yatim baru," ia memperkirakan. 

Menurutnya, di antara yatim baru itu bisa saja termasuk keluarga insan pers sendiri. 

"Oleh karena itu paling tidak kita mengambil sebagian beban dari sebagian yatim-yatim baru itu sebagai bakti kita, tentara yang tidak melakukan disersi baik di hulu sini maupun di hilir," sebut M Nuh. 

Sementara dalam tausyiahnya, Ustaz Das'ad mengajak untuk ambil pelajaran atau pesan moral dari kisah tiga pemuda yang terperangkap di dalam goa sempit.  

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam pernah mengisahkan ada tiga orang pemuda berjalan. Nah karena perjalanannya tiba waktu malam dan pada saat itu tidak ada hotel, tiga pemuda ini masuk ke dalam goa untuk  beristirahat," ulas Ustaz Das'ad. 

Ketika mereka tidur, tanpa disadari terjadi gempa dan pintu goa pun tertutup. Pemuda paling senior kemudian mengajak berdoa. 

"Tidak ada pilihan lain. kita berusaha dulu, berikhtiar dulu, ayo dorong sama-sama satu dua tiga, nggak bisa terbuka. Kita sudah ikhitiar sudah saatnya berdoa," tutur Ustaz Das'ad.

Pemuda pertama berdoa dengan mengenang kebaikannya yang mengurusi ibunya setiap hari. Pintu goa pun bisa didorong tapi belum bisa dilewati.

Majulah pemuda kedua berdoa. Ia memohon agar dikabulkan doanya karena telah berhasil menghindar dosa, yaitu tidak melakukan maksiat. Pintu goa kembali bisa digeser walau sedikit. 

Tiba giliran pemuda ketiga. Ia memohon kepada Allah SWT agar dikabulkan doanya karena telah menjaga amanah. Akhirnya pintu goa terbuka lebar dan mereka bertiga bisa keluar. 

"Sederhana kisah yang kita dengr tadi, tapi pesan moralnya sangat kuat. Pertama, tidak ada manusia tidak ada masalah, percaya itu. Ini tiga orang di dalam goa yang sangat kecil, tidak sampai 2x2 meter, tapi mereka punya masalah apalagi bangsa Indonesia," jelasnya.

Dari sini pesan moral yang bisa diambil adalah ketika datang masalah berdoalah kepada Allah. "Alhamdulillah wartawan sekarang ramai yang rajin berdoa, anggota PWI sekarang saya lihat hebat berdoa, tapi sayangnya berdoanya bukan selesai sholat, ketika pegang handphone update status 'mudah-mudahan wabah segera berlalu,' 10 menit kemudian update status lagi di Facebooknya 'mudah-mudahan semua cepat berlalu.' Memangnya Tuhan baca statusmu," ucapnya berkelakar. 

"Lalu bagaimana berdoa? berdoa di atas sajadah bukan di Instagram, bukan di Facebook," imbuhnya.  

Ustaz Das'ad juga mengingatkan pesan Nabi Muhammad SAW jika ingin doa cepat dikabulkan Allah SWT. "Birrul walidain, berbuat baiklah kepada kedua orangtuamu. Kalau masih pejabat Indonesia, pejabat dinas lebih hormat kepada manajernya, kepada atasannya dibandingkan orangtuanya demi Allah cara apapun yang kau lakukan menurut garis keimanan, susah selesai masalah," tegasnya. 

Kedua, agar doa cepat dijabah Allah, yaitu, dengan menghilangkan kemaksiatan dan kemungkaran. "Wabah ini telah menelan ribuan anak bangsa, jutaan yang hilang lapanan pekerjaannya, ratusan orang yang hilang keluarganya karena wabah ini tapi ternyata masih ada pengusaha yang menjadi wabah ini ladang bisnis, dia hisap darah anak bangsa, dia teriak saya Pancasila, saya NKRI tapi alkes dijadikan bisnis mengerikan," kritiknya. 

Ia menyayangkan dalam situasi wabah seperti ini masih ada politisi menjadikan panggung politik. "Nauzubillah mindalik. Ingat Saudara, jabatan, umur, niaga ada batasnya. Tapi jika engkau mengambil kesempatan berbisnis, mengambil kesempatan ini memperkaya diri sendiri tunggulah kau malaikat, sampai berapa umurmu," ujarnya memberi peringatan. 

"Ada jurnalis mengambil ini cari muka ke pemerintah, tunggu, kau dapat sakratul maut," sentilnya, lebih lanjut. 

Ketika dihadapi wabah COVID-19 ini semestinya disambut dengan ahsanul amalan yaitu berbuat amal baik. "Allah memberikan wabah ini, Allah jadikan cobaan ini sebagai ujian di antara kalian sapa yang lebih banyak manfaatnya buat orang lain maka teman-teman jurnalis mari mengambil kesempatan, bagian dari wabah ini dngan cara mencerdasakan kehidupan bangsa, memberikan informasi baik, memberikan berita-berita mendidik, bukan yang meneror," pintanya.

Dan, masih kata Ustaz Das'ad, pesan moral ketiga adalah memegang amanah tanggung jawab jabatan dengan teguh. 

Acara diakhiri dengan doa dipandu Ustaz Das'ad.(*)


 Editor : Zulmiron

[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Merawat Keluarga

Kemenhan Bersama PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan di Akmil Magelang

Hanafi: Apa yang Dirasakan Warga Agam Juga Dirasakan oleh Kami di Perantauan

Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Bangkitkan Semangat Bangun Bangsa

Jelang Perayaan HPN, PWI dan MA Sepakat Bangun Sinergi Edukasi Hukum

PWI Pusat Finalisasi Draf AD/ART, KEJ, dan KPW, Siap Disahkan di Konkernas 2026

Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Merawat Keluarga

Kemenhan Bersama PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan di Akmil Magelang

Hanafi: Apa yang Dirasakan Warga Agam Juga Dirasakan oleh Kami di Perantauan

Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Bangkitkan Semangat Bangun Bangsa

Jelang Perayaan HPN, PWI dan MA Sepakat Bangun Sinergi Edukasi Hukum

PWI Pusat Finalisasi Draf AD/ART, KEJ, dan KPW, Siap Disahkan di Konkernas 2026



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Lulus Profesi Insinyur di Unand, Dosen UIR Akmar Efendi Soroti Pemanfaatan Metode Machine Learning
25 Desember 2025
Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Merawat Keluarga
24 Desember 2025
Kemenhan Bersama PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan di Akmil Magelang
24 Desember 2025
Hanafi: Apa yang Dirasakan Warga Agam Juga Dirasakan oleh Kami di Perantauan
24 Desember 2025
Kuota Haji 2026 Riau Berkurang Jadi 4.682, Defizon: Alhamdulillah Jauh di Atas Rata-Rata Nasional
24 Desember 2025
Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Bangkitkan Semangat Bangun Bangsa
23 Desember 2025
Dorong Penguatan Karakter Anak Sejak Dini,Sekolah Binaan PT KTU Taja Pagelaran Seni dan Kreativitas
23 Desember 2025
Jelang Perayaan HPN, PWI dan MA Sepakat Bangun Sinergi Edukasi Hukum
22 Desember 2025
Jelang Natal, Indosat Berbagi Kasih ke Anak-Anak dari Komunitas Rentan
22 Desember 2025
Dosen Pendidikan dan Dosen Spesialis Medikal Bedah Lahirkan Inovasi SOP Berbasis HKI
22 Desember 2025
TERPOPULER +
  • 1 Unri Sabet Empat Penghargaan di Anugerah Diktisaintek 2025
  • 2 Imigrasi Kaltim Dinobatkan sebagai Kanwil Terbaik Bidang Teknis 2025
  • 3 Pemko Pekanbaru dan Pramuka Kirim Logistik untuk Korban Bencana di 3 Provinsi
  • 4 IM3 dan Tri Hadirkan Penawaran Spesial Nataru untuk Koneksi Tanpa Batas
  • 5 Pelunasan BIPIH Rendah, Plt Kakanwil Kemenhaj dan Umrah Riau Turun ke Rohil
  • 6 Penyelenggaraan Nataru Mengacu SE Menag, Muliardi: Tidak Dilakukan Secara Berlebihan
  • 7 Jelang Nataru, Kemenag Riau Siagakan 373 Masjid Ramah Pemudik
  • 8 Wujudkan Asta Protas, Kemenag Riau Telah Membangun Fondasi Perubahan yang Kuat
  • 9 Tim KI Riau Visitasi ke PPID Pemkab Kampar, Zufra Irwan:  Kualitas Tata Kelola Informasi Semakin Membaik
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved