PHR Pamer Inovasi Digitalisasi di IPA Convex 2024
Hari Keempat, 1.798 Jamaah Haji Riau Sudah di Madinah
Nongkah Rumah Sunting Bahas Desa Budaya dan Ekowisata Cipang Kanan
Pekanbaru, Hariantimes.com - Komunitas Seni Rumah Sunting kembali menggelar Nongkrong Bertuah alias Nongkah, Rabu (24/03/2021).
Bincang santai yang disiarkan langsung di Instagram dan Facebook Rumah Sunting ini dilaksanakan di Teras Basecamp Rumah Sunting Jalan Handayani, Marpoyan Damai, Pekanbaru.
Nongkah kali ini menghadirkan pembicara yang lumayan jauh yakni Abadi (Kepala Desa Cipang Kanan, Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu). Nongkrong Rumah Sunting dan Abadi membicarakan banyak hal tentang keinginan Abadi menjadikan Desa Cipang Kanan sebagai Desa Budaya dan Ekowisata.
''Desa Cipang Kanan ini berada di perbatasan Sumbar dan Riau. Jauh. Untuk sampai ke sana, jalannya naik turun bukit. Kalau hujan, lumpurnya bisa sampai ke lutut. Tapi Desa Cipang Kanan kaya dengan bentang alamnya yang indah dan budayanya yang terjaga. Saya sudah sampai ke sana,'' kata Pembina Rumah Sunting yang sore itu langsung menjadi pemandu Nongkah, Kunni Masrohanti.
Kunni juga menyebutkan, Nongkah bersama Abadi ini merupakan yang keempat.
"Rumah Sunting mendorong Desa Cipang Kanan maju dengan budaya dan ekowisatanya, yakni wisata berbasis lingkungan. Persoalan budaya tidak bisa dipisahkan dengan persoalan lingkungan. Karena Pak Abadi ke Pekanbaru dan ke Rumah Sunting, ya kita ajak Nongkah sekalian,'' tambah Kunni.
Abadi, bercerita banyak hal tentang tanah kelahirannya, Cipang Kanan. Desa ini sudah ada sejak ratusan tahun silam, dihuni 1.400 jiwa lebih dengan penghasilan bersumber dari kebun karet, pinang dan nelayan. Kondisi infrastruktur jalan yang belum memadai, sistem telekomunikasi yang kadang ada dan tidak, memang harus membuat dirinya bekerja lebih keras.
''Kami fokus pada infrastruktur jalan dan setiap tahun kami usulkan untuk perbaikan. Alhamdulillah selalu ada meski berangsur sedikit demi sedikit. Kami juga mengembangkan ekowisata Air Terjun Sarosah Tinggi. Saat ini sedang berjuang mencari cara agar jalan sepanjang 5 km menuju air terjun bisa dibangun,'' jelas Abadi.
Intinya, Abadi ingin orang-orang datang ke Cipang Kanan. Karena letak Cipang Kanan berbatas langsung dengan Kecamatan Mapat Tunggal, Kabupaten Pasaman Timur, dia sudah tahu siapa yang akan berkunjung ke Aur terjun tersebut. Di antaranya adalah masyarakat Sumbar.
Untuk melengkapi wisata alam, Abadi juga menyampaikan bahwa di Cipang Kanan, budaya dan tradisi masyarakatnya masih terjaga baik. Ada bongkar Lubuk Larangan, Turun Mandi, anyaman tikar saat bulan purnama, calempong, silat dan masih banyak lainnya. Pengunjung yang datang dan menginap, tidak akan hanya menikmati keindahan alam, tapi juga tradisinya.
Abadi juga sedang membangun hutan buah untuk masyarakatnya. Kawasan hutan lindung di daerahnya seluas 200 hektare, ditanami berbagai jenis buah. Semua ini ia dapatkan melalui program Rehabilitasi Hutan Lindung (RHL) yang ada di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Inrok kementerian LHk.
'''Nanti pengunjung juga akan menikmati buah-buahan saat datang ke Cipang Kanan. Kami tidak ingin udara di Desa yang sejuk karena hutannya masih utuh, menjadi panas karena diganti oleh tanaman lain seperti sawit. Makanya ditanam buah agar masyarakat bisa lebih baik perekonomiannya, tapi hutan tetap terjaga,'' kata Abadi.
Nongkah keempat ini dihadiri oleh keluarga besar Rumah Sunting dan beberapa komunitas lain. Sangat terbatas karena memang disetting demikian mengingat pandemi. Nongkah berakhir dengan sebuah kesepakatan, Rumah Sunting akan hadir dengan beberapa komunitas ke Cipang Kanan tanggal 9-11 April untuk mengeksplorasi dan mempubliksikan kemolekan alam dan budaya Cipang Kanan.(*)
Tulis Komentar