PILIHAN
+
Rektor UIR Prof Syafrinaldi: Mimpi Kami Masih Besar Lagi
Dibaca : 217 Kali
IZI Bersama Kanwil DJBC Riau Berbagi Paket Sembako di Cinta Raja
Dibaca : 211 Kali
PSU Siak Butuh Anggaran Hampir Setengah Miliar Rupiah
Dibaca : 234 Kali
Ketua PWI Riau Raja Isyam Apresiasi PHR Santuni Yatim dan Janda Wartawan
Dibaca : 243 Kali
Kualitas Udara di Riau Kian Menurun
Gubri: Saya Menetapkan Status Darurat Pencemaran Udara

Gubri Drs H Syamsuar MSi saat jumpa pers usai coffee morning di Kantor Media Center Karhutla Jalan Gajah Mada Nomor 26 Pekanbaru (Rumah Dinas Kepala Bappeda Riau), Senin (23/09/2019) pagi.
Pekanbaru, Hariantimes.com - Segala daya upaya pemadaman titik api sampai hari ini terus dilakukan tim Satgas, baik di darat maupun di udara.
Namun kondisi dihadapkan pada dampak asap dari provinsi tetangga seperti Sumsel dan Jambi, sehingga kualitas udara di Riau kian menurun.
"Menyikapi hal tersebut, per hari ini saya menetapkan status darurat pencemaran udara untuk Provinsi Riau yang berlaku hingga 30 September 2019 mendatang. Dengan prioritas tindakan pada masyarakat yang rentan terdampak bencana kabut asap," ujar Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi saat jumpa pers usai coffee morning di Kantor Media Center Karhutla Jalan Gajah Mada Nomor 26 Pekanbaru (Rumah Dinas Kepala Bappeda Riau), Senin (23/09/2019) pagi.
Turut hadir Wakil Gubernur Riau Edy Natat Nasution dan Kalaksa BPBD Riau Edwar Sanger.
Gubri menyebutkan, Gedung Daerah di dalam kompleks Rumah Dinas Gubernur juga akan dibuka untuk posko pelayanan dan evakuasi korban bencana kabut asap, selain tentunya Puskesmas dan Rumah Sakit.
"Saya juga instruksikan Posko-posko kesehatan yang dilengkapi sarana prasarana, obat-obatan, peralatan medis, makanan dan minuman juga disiapkan untuk masyarakat hingga ke Kabupaten/Kota, bahkan sampai ke pelosok kampung terdampak bencana," beber Syamsuar seraya berharap kiranya jajaran pemerintah, tokoh masyarakat, alim ulama, tim satgas dan para relawan, bersama-sama turut mengajak masyarakat ke pos evakuasi terdekat guna mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Pada seluruh petugas kesehatan dan relawan, layanilah masyarakat kita dengan sebaik-baiknya dengan penuh keikhlasan. Kita harus bersatu padu melalui masa-masa sulit ini untuk segenap rakyat. Sembari semua ikhtiar pemadaman, pelayanan dan evakuasi korban terdampak asap kita lakukan. Saya akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, agar bencana serupa tak lagi terulang di masa mendatang. Terutama mengawal proses penegakan hukum yang tegas, dan tata kelola lingkungan yang berpihak pada kepentingan rakyat banyak. Seluruh ikhtiar dan doa terbaik sedang dilakukan. Saya akan mengawal langsung semua proses ini dengan segenap hati dan pikiran. Tidak ada kekuatan yang lebih besar selain marilah kita berdoa pada Allah SWT, agar meridhoi ikhtiar tim satgas yang masih bertungkus lumus melakukan pemadaman, dan semoga segera menjauhkan bencana dari Negeri kita. Aamin," papar Syamsuar.
Sementara berdasarkan data yang dirilis BMKG melalui website resminya di bmkg.go.id, angka partikulat konsentrasi PM10 di Kota Pekanbaru pagi berada di angka 593.08 µgram/m3. Angka ini menunjukkan kualitas udara di wilayah setempat masuk kategori berbahaya.
Dalam klasifikasi BMKG, angka PM10 diatas 350 µgram/m3 berarti udara berbahaya. Sementara untuk kualitas udara yang baik berada di bawah angka 50 µgram/m3.
Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Marzuki mengatakan, kabut asap memang masih pekat di Kota Pekanbaru. Jarak pandang di Pekanbaru hanya 500 meter.
"Masih sama dengan hari sebelumnya," ujar Marzuki.
Selain Pekanbaru, beberapa daerah lain di Riau juga terpapar kabut asap. Seperti Indragiri Hulu, Dumai, Pelalawan dan beberapa daerah lainnya.
"Inhu dan Pelalawan menjadi daerah yang terparah, jarak pandang hanya 300 meter. Sementara di Dumai jarak pandangnya juga terbatas yakni 800 meter," katanya.(*)
Editor : Zulmiron
Tulis Komentar