Hari Ini, 441 Jamaah Haji Kloter Pertama Riau Tiba di Pekanbaru
Prosesi Tegak Payung Panji Adat Mewarnai alaman Balai Adat LAMR Riau
Prosesi Tegak Payung Panji Adat Mewarnai alaman Balai Adat LAMR Riau

Pekanbaru, Hariantimes.com - Prosesi Tegak Payung Panji Adat mewarnai halaman Balai Adat LAMR Provinsi Riau, Sabtu (14/06/2025).
Tradisi adat yang menandai peneguhan jati diri dan marwah Melayu di tanah Riau ini dihelat sebelum Musyawarah Kerja (Musker) Lembaga Adat Melayu Riau dimulai.
Langit masih teduh saat prosesi dimulai. Lantunan ayat suci Alquran oleh Tuan Hasbi Ashydiqi membuka suasana khidmat pagi itu. Perlahan, para penjawat adat bergerak.
Dipimpin oleh Tuan Imam Datuk Rahmad Khaidir dan Tuan Kadam Datuk Monda Gianes, serta didampingi tujuh orang penjawat adat lainnya, mereka mengemban amanah langsung dari pucuk pimpinan LAMR, Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Datuk Seri H Raja Marjohan Yusuf dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil.
- IZI Bersama MTTG Witel Riau Sembelih Sapi Berbobot 400 Kg di Masjid Al-Hidayah Bambu Kuning
- Sembelih 5 Ekor Sapi dan 2 Ekor Kambing, Ratusan Kantong Daging Qurban Dibagikan ke Anggota PWI Riau dan Masyarakat
- Gencarkan Patroli C3, Regu Pleton Standby Polres Siak Sasar Objek Vital dan Daerah Rawan Karhutla
Dengan khusyuk, mereka menegakkan payung panji adat, bukan sekadar membentangkan kain atau menaikkan bendera, tapi mengangkat harkat nilai dan martabat Melayu yang diwariskan turun-temurun.
Di laman Balai Adat, iringan nafiri menyambut langkah prosesi. Seekor kambing disembelih, sebuah bagian dari syarat adat yang menyimbolkan niat suci dan pengorbanan. Di sinilah adat hidup, dalam kesakralan, dalam kesederhanaan, dalam setiap gerak yang penuh makna.
Empat warna bendera dikibarkan dalam prosesi ini, masing-masing membawa pesan:
Putih, lambang kesucian niat dan tujuan, Kuning, simbol kemuliaan dan kebesaran adat, Merah, keberanian dalam menjaga marwah, Hijau, kesuburan dan keberlangsungan hidup masyarakat adat. Sementara, payung hitam berdiri sebagai perlambang perlindungan alam dan kekuatan naungan adat yang menaungi semua.
Tak hanya di Pekanbaru. Panji-panji adat dari seluruh LAMR Kabupaten/Kota se-Riau turut ditegakkan secara serentak oleh Ketua MKA dan DPH masing-masing daerah. Ini bukan prosesi tunggal, melainkan gema tekad bersama masyarakat adat Riau yang bersatu dalam satu semangat: menjaga warisan, merawat jati diri.
Ketua Umum DPH LAMR, Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil menyampaikan, prosesi Tegak Payung Panji Adat bukanlah seremoni biasa.
“Ini adalah pernyataan tegas nilai-nilai Melayu Riau tetap hidup dan relevan menjawab tantangan zaman,” ujarnya.
Prosesi ini, katanya, adalah sebuah penanda arah, bahwa masyarakat adat Melayu Riau melangkah ke masa depan dengan berpegang pada akar yang kuat.
"Adat adalah payung tempat kita berteduh. Di bawah panji yang kita tegakkan hari ini, tersimpan tanggung jawab menjaga martabat, hak, dan jati diri kita sebagai masyarakat adat,” ujarnya.
Di tengah arus modernitas, LAMR kembali meneguhkan posisinya sebagai benteng budaya dan penjaga nilai. Prosesi Tegak Payung Panji Adat ini menjadi penanda, bahwa marwah Melayu tak sekadar dikenang, tapi terus ditegakkan, hari ini dan masa depan. (*)
Tulis Komentar