Pemkab Rohil Ajak Masyarakat Kritisi Kebijakan dengan Cara Konstruktif
Agung Nugroho Berharap DMDI Ikut Berkontribusi Bangun Pekanbaru
443 Jamaah Haji Pekanbaru Selesai Laksanakan Ziarah Raudhah
Harga Sawit Turun, Gubri Syamsuar: Diduga Karena "Permainan" Uni Eropa

Pekanbaru, Hariantimes.com - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengaku telah mendapat laporan dari Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau soal perkembangan harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit.
Sebelumnya, Tim penetapan harga TBS Sawit Provinsi Riau merujuk surat Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Provinsi No. 21 periode 31 Mei hingga 06 Juni 2023, telah menyepakati harga sawit Riau umur 10 sampai 20 tahun turun Rp43,67/Kg menjadi Rp2.246,64/kg.
"Tadi Kepala Dinas Perkebunan sudah menyampaikan ke saya, harga sawit diperkirakan turun lagi," sebut Syamsuar di Komplek Kantor Gubernur Riau, Senin (05/07/2023)
Adapun faktor penyebab turunnya harga TBS periode ini karena terjadinya penurunan harga jual Crude Palm Oil (CPO) dari perusahaan yang menjadi sumber data.
Meskipun demikian, orang nomor satu di Riau ini berharap pengusaha sawit yang ada di Riau tidak membeli TBS Sawit masyarakat tidak terlalu rendah karena akan mempengaruhi perekonomian masyarakat.
"Karena sebagian besar rakyat bergantung pada sawit, tak hanya masyarakat tapi dampak ekonomi Riau juga berpengaruh," ucap Gubri sembari menyebutkan saat ini ekonomi Indonesia sangat bagus, inflasi juga masih bisa dikendalikan sehingga tidak ada lonjakan harga. Maka dari itu diharapkan tidak terpengaruh dengan adanya permainan dari Uni Eropa yang menilai sawit di indonesia dan malaysia melakukan deforestasi.
"Inikan tahun politik. Bisa saja Uni Eropa melakukan permainan tidak sehat terhadap Indonesia, karena ekonomi Indonesia bagus. Dulu di tahun 2018 yang merupakan tahun politik juga kita dihantam, sehingga harga sawit kita anjlok sampai di bawah seribu. Kedepannya kita harapkan hal yang serupa tidak terjadi," harap Gubri.
Syamsuar memastikan, Pemerintah Indonesia tidak akan tinggal diam menyusul turunnya harga sawit, yang diduga karena "permainan" Uni Eropa.
Khusus di Riau, Syamsuar dengan tegas menampik, sawit telah mengakibatkan deforestasi. Bahkan perusakan lingkungan.
"Itu sebabnya sejak awal saya sudah menerapkan ekonomi hijau. Ramah lingkungan. Buktinya dalam beberapa tahun terakhir kita boleh dikatakan sudah bebas asap akibat kebakaran hutan," ucap Syamsuar.
Syamsuar juga menyebutkan, ekonomi hijau ini telah pula mendapat apresiasi. Bahkan dalam dua tahun terakhir Riau berada pada rangking pertama.
"Jadi tuduhan deforestasi atau merusak lingkungan itu tentu tidak benar," tegas Syamsuar.(*)
Tulis Komentar