Buku Puisi Para Pendaki Diluncurkan Perdana di Riau

Pekanbaru, Hariantimes.com - Puisi Para Pendaki adalah salah satu judul kegiatan yang digagas seniman Riau Kunni Masrohanti bersama komunitasnya, Komunitas Seni Rumah Sunting Pekanbaru.
Puisi Para Pendaki tahun ini melahirkan buku antologi puisi berjudul Bisik Langit Pasak Bumi. 58 pendaki dari berbagai wilayah di Indonesia, terlibat dalam buku ini.
Peluncuran perdana buku ini dilaksanakan di Luncak Tungkus Nasi, Desa Cipang Kiri Hulu, Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau, Sabtu (12/09/2020) dan Minggu (13/09/2020).
"Karena Rumah Sunting sebagai pelaksana kegiatan berada di Riau, maka peluncuran perdana dilaksanakan di Riau. Baru kemudian dilanjutkan secara bergantian di daerah lain. Judulnya saja Puisi Para Pendaki. Jadi kami sepakat peluncurannya di puncak-puncak gunung di berbagai wilayah di Indonesia. Peluncuran pertama di Puncak Tungkus Nasi karena kami sebagai pelaksana ada di Riau,'' ungkap Koordinator peluncuran buku, Yanda Rahmanto.
Khusus Riau, beber Yanda, ada 19 pendaki yang puisinya lolos kurasi dan masuk dalam kumpulan buku puisi ini. Ada yang berdomisili di Pekanbaru, Kampar, dan Siak. Dari 19 pendaki ini, tidak semuanya ikut prosesi peluncuran buku di Puncak Tungkus nasi.
''Kami berangkat 15 orang ke Tungkus Nasi. Ini sesuai izin yang diberikan kepala desa dan ninik mamak di sana. Karena Covid-19 semua, jadi dibatasi. Tapi alhamdulillah semua berjalan lancar," ujar Yanda.
Hal terpenting lain dalam prosesi ini, sebut Yanda, adalah dokumentasi. Karena tidak banyak yang bisa ikut. Maka kegiatan ini ditayangkan di media sosial. Dengan harapan, berbagai acara yang dilaksanakan dalam kegiatan ini bisa bisa disaksikan masyarakat banyak.
''Puncak Tungkus Nasi di Cipang Kiri Hulu dikelilingi kawasan hutan lindung yang masih bagus. Viewnya hutan, bukan sawit seperti di tempat lain. Macam-macam suara burung, ungko dan lainnya terdengar nyaring dari sini. Bentang alam yang bagus untuk dokumentasi dan perlu dilihat masyarakat luas bahwa bentang alam yang hijau sangat penting bagi kehidupan serta perlu terus dilestarikan," timpal Koordinator Dokumentasi sekaligus penanggungjawab kegiatan, Gober.
Kegiatan selama dua hari itu diisi dengan berbagai rangakaian acara. Dimulai eksplore Desa Cipang Kiri Hulu seperrti air terjun, sungai, hasil kebun seperti sereh wangi, tempat sejarah hingga diskusi dan penyerahan buku secara simbolis kepada pemuda setempat.
''Berbagai rangkaian acara tidak bisa berjalan tanpa kerjasama tim yang hadir dan dukungan pemuda serta masyarakat. Alhamdulillah, meski hujan malam harinya, diskusi dan prosesi peluncuran buku bisa berjalan baik,'' ujar kooordinator acara, Muhammad De Putra.
Selain penyerahan buku kepada pemuda setempat yang diwakili salah satu pendaki dan puisinya ada dalam buku tersebut, yakni Bintang Hutajulu, peluncuran buku juga dutandai dengan pengibaran bendera merah outih dan pembacaan puisi oleh seluruh pendaki yang puisinya ada dalam buku tersebut.
''Kami sangat senang dan bangga karena desa kami dijadikan tempat peluncuran buku puisi yang dikarang oleh pendaki dari berbagai wilayah di Indonesia. Salam lestari, salam literasi," ujar pemuda Desa Cipang Kiri Hulu, Jeko.(*)
Tulis Komentar