FGD Forum Pemred SMSI, Pers Harus Jaga Integritas
Plt IKWI Resmi Ditunjuk Saat Momen Perayaan HPN 2025 di Riau
Lantik 269 Anggota Bintara Polri Gelombang II, Irjen M Iqbal: Kalian Harus Mengabdi, Pengabdian Tanpa Batas

Kampar, Hariantimes.com - Sebanyak 269 anggota Bintara Polri Gelombang II 2024 dilantik dan diambil sumpahnya oleh Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal SIk MH di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Riau Sungaipinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (18/12/2024).
Sebelum pelantikan dan pengambilan sumpah, diawali penampilan tarian oleh tim Presisi, atraksi Kamtibmas penumpasan genk motor, rampok, jambret, penyelamatan korban kebakaran dari gedung bertingkat korban diturunkan menggunakan tandu bertali dari ketinggian menara sekitar 50 meter.
Penyelamatan dari gedung tinggi ini tidak bisa dilakukan oleh orang awam tapi bisa dilakukan oleh anggota polisi terlatih terutama anggota Bintara Polri yang baru tamat di SPN Polda Riau yang sudah digembleng selama 5 bulan.
Acara pelantikan dan pengambilan sumpah ini dihadiri Waka Polda Riau Brigjen Pol K Rahmadi SH MH, sejumlah Forkopimda Riau, undangan lainnya serta ratusan orangtua, sanak saudara Bintara Polri.
Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal juga memberikan penghargaan kepada Bintara Polri paling berprestasi di antara 269 orang ini. Antara lain kepada Muhammad Widian Hariadi nilai 77,30 anak Bambang Supriadi yang merupakan karyawan swasta dan Deby Haryani (PNS), asal pengiriman Polres Dumai.
Siswa Terbaik I aspek akademi atau cendikia diraih siswa atas nama Geraldi Kurniawan nilai 80,55 anak Sumadiono yang merupakan anggota Polri dan Ernayanti (ibu rumah tangga) asal pengiriman Polresta Pekanbaru.
Aspek mental kepribadian diraih siswa Muhammad Hariri Asnul nilai 77,4 anak Ahmad Aziz yang merupakan karyawan swasta dan Nur Hikmah (ibu rumah tangga) asal pengiriman Polres Indragiri Hilir.
Dari aspek kesehatan jasmani atau trengginas diraih siswa atas nama Muhammad Rafly Amar nilai 86,28 anak Amaluddin (pekerjaan Kepala Sekolah) dan Fahlina Wati (guru) asal pengiriman Polresta Pekanbaru.
Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal dalam amanatnya mengingatkan, sumpah yang sudah diucapkan tadi harus ingat Tri Brata dan Catur Prasetya. Ini adalah simbol pedoman kerja, pedoman hidup kalian semua untuk nanti berkarir di Kepolisian RI.
Ingat, ada kata bijak yang disebutkan oleh salah satu pemimpin negara Presiden ketujuh Ir Joko Widodo, bahwa menjadi anggota Polri bukan sekedar profesi, tetapi jalan untuk mengabdi.
"Kalian harus mengabdi, pengabdian tanpa batas. Tadi disebutkan Catur Prasetya. Bahwa kehormatan kalian menjadi anggota Polri yaitu rela berkorban demi masyarakat, bangsa dan negara untuk melindungi, melayani, mengayomi masyarakat," tegas M Iqbal.
Perlindungan, Pengayoman dan pelayanan pada masyarakat itu, sebut Kapolda, dalam maknanya. Kalau masyarakat melihat polisi di manapun berada, masyarakat pasti akan bahagia karena ada pelindungnya, ada pengayomnya, ada pelayannya yang hadir apapun bentuknya. Kalian harus tampil. Lakukan secara ikhlas, jujur, adil menjunjung tinggi kebenaran, keadilan.
"Alhamdulillah, di samping kanan kiri ada orangtua, bapak/ibu, sanak saudara membanggakan kalian semua. Air mata bahagia air mata haru setiap malam mendoakan setiap detik mendoakan anak-anaknya, adiknya, cucunya keponakannya, yang selama lima bulan digembleng di sini. Jangan sekali-kali menyakiti hati orangtua dan seluruh keluarga besar yang hari ini berbangga, meneteskan air mata jangan melanggar hukum, jangan melanggar kode etik. Tunjukkan bahwa kalian memang membanggakan," pesan M Iqbal.
Usai acara kepada wartawan Irjen Pol M Iqbal menambahkan kehormatan jadi polisi bukan karena pangkat dan jabatannya bukan juga karena tongkat komandonya. Tapi bagaimana masyarakat mencintainya. Kalau masyarakat mencintai polisi, polisinya pasti baik bahagia. Jika masyarakat tidak macam-macam, tak punya motif dan lain-lain.
Secara umum masyarakat ingin polisi hadir, melindungi, mengayomi, melayani, rela berkorban. Memang begitu semangat polisi. Baik kehujanan, kepanasan, bahkan dia terbakar menyelamatkan masyarakat.
"Ada satu lagi pesan saya, polisi harus profesional, gunakan semua taktik, teknis, taktis, strategi mereka harus profesional. Tidak di sini saja belajar. Harus belajar terus. Polisi dalam penegakan hukum, dia juga ada kemanusiaan. Tidak boleh asal nembak. Semua polisi termasuk saya kalau nembak itu asasnya cuma satu yakni overmacht yaitu melindungi diri kalau kita tidak melindungi diri kita hilang nyawa tidak melindungi masyarakat, masyarakat akan kehilangan nyawa baru kita menggunakan senjata api. Tapi kalau pakai tangan tangan kosong, lari dan sebagainya polisi itu harus profesional," jelas Irjen M Iqbal.(*)
Tulis Komentar