Halal bi Halal Bersama Insan Pers di Riau, Asian Agri Sosialisasikan Keunggulan Bibit Sawit Topaz
Pekanbaru, Hariantimes.com - Media massa memiliki peran penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi industri kelapa sawit.
Oleh karena itu, Asian Agri berkomitmen memberikan informasi yang akurat kepada media massa dan menyelenggarakan diskusi untuk meningkatkan pemahaman tentang industri kelapa sawit.
Itu disampaikan Regional Head Riau Asian Agri, Pengarapen Gurusinga saat acara halal bi halal bersama Insan Pers Riau di Swiss-Bellinn SKA Pekanbaru, Selasa (07/05/2024).
Pada kesempatan ini, Asian Agri juga memaparkan keunggulan bibit sawit unggulnya, yaitu Topaz.
Selain filosofi 5C yang dimiliki oleh Asian Agri yaitu (Community, Country, Climate, Costumer dan Company), beber Pengarapen, yang melandasi komitmen perusahaan untuk membangun operasi yang berkelanjutan serta visi Asian Agri 2030 yang berfokus pada empat pilar strategis.
Keempat pilar tersebut (1) kemitraan dengan petani, (2) pertumbuhan inklusif, (3) iklim positif dan (4) produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
"Pada kesempatan kali ini, kami ingin mengambil kesempatan untuk memaparkan bagaimana Asian Agri mendukung industri kelapa sawit melalui pengembangan bibit kelapa sawit unggul Topaz yang sudah teruji dan terbukti, karena merupakan hasil dari riset dan pengembangan puluhan tahun,” ujarnya.
Dikesempatan itu, Head of Plant Breeding Asian Agri Yopy Dedywiryanto menjelaskan, Topaz merupakan bibit sawit unggul yang sudah teruji dan terbukti dapat meningkatkan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) dan juga tahan terhadap penyakit Ganoderma.
“Sejak tahun 1992, Asian Agri telah menyeleksi dan juga terus menyilangkan indukan Dura dan Pisifera terpilih dari Costa Rica (gen-1). Pada tahun 1996-1998, fasilitas Oil Palm Research Station (OPRS) Asian Agri memulai penanaman indukan Dura dan Pisifera terpilih di kebun benih Topaz, diikuti dengan uji persilangan generasi satu DxPnya. Oleh karena itu, bibit Topaz ini telah melewati hasil penelitian intensif selama puluhan tahun di fasilitas kami" jelasnya
Prestasi ini mengantarkan OPRS Topaz berhasil memperoleh izin pelepasan Varietas Topaz 1, 2, 3 dan 4 pada 16 Januari 2004, sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia.
Komitmen Asian Agri untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan terus berlanjut. Dengan pengujian persilangan generasi dua yang intensif, saat ini Topaz hanya memproduksi persilangan-persilangan yang teruji dan terbukti memiliki potensi produksi 24 ton TBS/Ha pada TM (Tanaman Menghasilkan)1 dan rata-rata 38 Ton TBS/Ha pada TM3 sampai TM6 dengan potensi OER (Oil Extraction Rate) 29 persen.
“Topaz adalah bibit sawit yang sudah teruji dan terbukti. Oleh karena itu, bibit ini sudah seyogyanya menjadi andalan para petani kelapa sawit. Bibit unggul Topaz ini tidak hanya unggul dalam hal kuantitas produksi, tetapi juga tahan terhadap penyakit Ganoderma. Ketahanan ini telah dibuktikan dengan diperolehnya izin pelepasan Varietas Topaz GT oleh OPRS Topaz pada tanggal 1 Februari 2019 sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia," jelasnya.
Kemudian Yopy juga menjelaskan, tidak ada perbedaan baik produksi TBS ataupun kandungan minyak antara buah hijau (Virescens) dan buah hitam (Nigrescens). Perbedaan kandungan minyak akan terjadi jika kriteria panen buah hijau hanya berdasarkan perubahan warna dan bukan berdasarkan jumlah brondolan jatuh di piringan.
Mewakili Insan Pers Riau, Raja Isyam memberikan sambutannya juga mengapresiasi Asian Agri yang secara aktif membina petani kelapa sawit.
“Sebagai salah seorang petani penanam Topaz, saya juga turut merasakan manfaat dari bibit unggul Topaz. Harapannya kepedulian Asian Agri juga bisa berdampak berkelanjutan dan juga dapat dirasakan terus oleh petani dan kawan-kawan media“ ujar Raja Isyam.
Pada kesempatan yang sama hadir pula dua perwakilan petani kelapa sawit di bawah naungan Asian Agri turut memberikan testimoni tersendiri terkait performa bibit unggul Topaz.
Pertama; ada Ketua KUD Bhakti Mandiri, Sukron yang berlokasi di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kerinci Kanan, Siak, Riau dan Radius yang merupakan salah satu petani swadaya Asian Agri dari Desa Sotol, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Sukron menjelaskan, sebelumnya dirinya belajar cara berkebun kelapa sawit dari orang tuanya yang ikut Perkebunan Inti Rakyat (PIR-trans) dari pemerintah di tahun 1980-an.
"Disitulah saya mengetahui perkebunan kelapa sawit dapat merubah perekonomian keluarga kami menjadi lebih baik. Oleh karena itu lah saya dapat menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Informatika di Malikulsaleh di Aceh,” katanya.
Kemudian Sukron menceritakan bagaimana usaha yang dilakukannya setelah menyelesaikan pendidikan di Aceh.
“Saya kembali ke desa saya dan menjadi petani kelapa sawit. Dan saat ini saya menjadi Ketua KUD Bakti Mandiri. Sebelumnya, saya melihat KUD di Desa Bukit Harapan memiliki potensi berkembang lebih. Salah satunya dengan program replanting. Untuk itu saya bermitra dengan Asian Agri untuk replanting. Tahap pertama replanting yang kami ikuti untuk kebun kami seluas 386 hektar, kemudian untuk tahap kedua rencananya 200 hektar. Dan salah satu kebun yang sudah replanting, saya menggunakan Bibit Topaz," katanya.
Sukron juga menjelaskan, melalui program kemitraan dengan Asian Agri memudahkannya dan anggotanya untuk mendapatkan akses bibit unggul Topaz.
“Saat ini kami telah menanam bibit Topaz dan saya sangat puas, pada saat ini usia tanaman sudah berumur 43 bulan setelah tanam. Dari hasil panen usia 30 bulan, kami sudah mendapatkan produksi rata-rata 1,6 ton/ hektar/bulan. Dari hasil ini, kami gunakan untuk membantu pembiayaan pembangunan kebun kelapa sawit untuk program replanting, sehingga kami dapat mengurangi beban pinjaman ke bank,” katanya.
Kemudian Radius, salah satu petani swadaya mitra Asian Agri menjelaskan, dirinya sudah menggunakan Bibit Topaz sejak tahun 2012. Dimana dulu dirinya bertemu dengan salah satu tim Asian Agri yang mengenalkan bibit tersebut.
"Pada saat itu, saya langsung membeli Bibit Topaz. Sejak saya menanam bibit Topaz, saya selalu mendapat pendampingan dari Perusahaan agar hasil panen saya dapat mencapai potensi maksimal. Saat ini kebun saya sudah dapat berbuah dengan bagus dan saya puas, karena dari umur 4 tahun saya sudah mendapatkan hasil sebanyak 2,5 ton/ hektar/ bulan," ujarnya seraya juga menjelaskan, saat ini tanaman di atas umur 6 tahun dapat berproduksi sebesar 3 hingga 3,5 ton/ hektar/bulan.(*)
Tulis Komentar