Menuju Zero Emission, PHR dan PT Artekno Teken MoU Pemanfaatan Gas Suar
Pekanbaru, Hariantimes.com - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan memulai Studi Awal Rencana Pemanfaatan Gas Suar (Gas flare) yang difasilitasi oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Ini sejalan dengan pencapaian target pemerintah mengurangi emisi karbon untuk mencapai target Net Zero Emission 2060 dan juga mendukung pemerintah (ESDM) terkait Zero Routine Flaring 2030.
Untuk merealisasikannya, PHR WK Rokan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) Rencana Pemanfaatan Gas Suar (gas flare) dengan PT Artekno.
Penandatanganan MoU dilakukan di sela konvensi International Oil and Gas (IOG) 2023 di Nusa Dua, Bali, Kamis (21/09/2023).
Penandatanganan MOU ini bertujuan untuk melaksanakan studi pendahuluan (Preliminary Study) dan menyusun proposal teknis (Technical Proposal) yang komprehensif, yang fokus pada rencana pemanfaatan gas suar di Wilayah Kerja Rokan.
MoU ini muncul sebagai respons atas program flaring elimination di PHR WK Rokan yang sejalan dengan target Environmental, Social, and Governance (ESG) Pertamina, serta mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Executive Vice President Upstream Business PHR, Edwil Suzandi mewakili PHR WK Rokan dalam penandatanganan MOU tersebut menyatakan, Studi Pendahuluan Pemanfaatan Gas Suar (gas flare) ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan PHR WK Rokan menuju Zero Routine Flaring sekaligus bagian dari pemenuhan Net Zero Emission.
"Kami percaya, kolaborasi ini akan membantu PHR WK Rokan mengidentifikasi solusi inovatif untuk mengurangi gas flaring, sekaligus mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam," ujar Edwil sembari mengatakan, PHR mendukung sepenuhnya target Zero Routine Flaring dan Net Zero Emission, serta menjadikan PHR WK Rokan sebagai perusahaan eksplorasi dan produksi minyak mentah yang berkelanjutan serta ramah lingkungan.
Gas flaring adalah praktik membakar associated gas yang dilepaskan selama proses produksi minyak karena pertimbangan faktor keselamatan, kondisi abnormal, kegiatan maintenance dan sebagainya.
Studi pendahuluan ini akan mempelajari associated gas dari operasi di lapangan minyak WK Rokan, sebagai upaya untuk mengurangi atau memanfaatkan gas suar (gas flare) melalui teknologi terbaru dan inovasi yang lebih baik.
Komitmen Net Zero Emission pertama kali diungkapkan dalam Climate Change Conference COP21 di Paris pada tahun 2015. Selanjutnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia menggarisbawahi dukungan terhadap Inisiatif Global Zero Routine Flaring 2030 melalui surat pada tanggal 20 Februari 2017 yang ditujukan kepada Bank Dunia.
Rencana ini melibatkan berbagai aspek, termasuk pemanfaatan dan monetisasi gas suar. Dimana gas suar dapat dimanfaatkan secara efisien dan diubah menjadi sumber daya berharga. Studi ini juga diharapkan dapat melahirkan teknologi pemrosesan gas terproduksi, untuk dipergunakan kembali dalam upaya mengoptimalkan dan mempercepat produksi.
“Upaya ini tidak hanya akan menciptakan nilai tambah bagi industri minyak dan gas. Tetapi juga akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan memenuhi komitmen internasional untuk menjaga bumi kita,” sebut Edwil.(*)
Tulis Komentar