AKBP Hardi Dinata: Jangan Menunggu Api Muncul Baru Bergerak
Kuliah Umum di UIR, Menag Paparkan Peran Gen Z dalam Kemajuan Islam
Pilkada Siak Salah Satu Kasus yang Dikaji Forum Evaluasi PSU 2025
Bangun Paradigma Baru, Menag Ajak ASN Kemenag Jadi “Manusia Langit"
Unilak Bantu Percepatan Pencegahan Stunting di Riau

Pekanbaru, Hariantimes.com - Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru berkomitmen membantu program pemerintah dalam percepatan pencegahan stunting di Riau.
Hal ini disampaikan Wakil Rektor I Unilak Bidang Akademik Zamzami MKom saat membuka seminar yang diadakan Fakultas Pendidikan dan Vokasi (Fadiksi) bersama dengan BKKN Riau, Dinas Kesehatan Pekanbaru di aula Pustaka, Sabtu (23/07/2022).
Seminar mengusung "Prenventif Stunting Melalui Pemenuhan Gizi Seimbang dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Anak Usia Dini."
Kegiatan ini merupakan realisasi atas dilakukannya MoU antara Rektor Unilak dengan kepala BBKBN Riau beberapa bulan lalu.
Hadir sebagai narasumber yaitu Betty Syandra MPd dari BKKBN, Dear Aryfa SGz dari Dinas Kesehatan Kota
Zamzami dalam sambutannya mengatakan, persoalan stunting harus diatasi secara bersama-sama. Salah satunya dengan melibatkan perguruan tinggi untuk kolaborasi tentu dapat membantu program pemerintah mengatasi persoalan stunting itu. Di antaranya melalui Tri Darma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat yang dapat dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Unilak, kegiatan berupa sosialisasi tentang hidup sehat, sanitasi, makanan bergizi maka stunting yang terjadi di masyarakat dapat di cegah.
"Saya memberikan apresiasi kepada Prodi PG PAUD Fadiksi Unilak yang ambil bagian dalam melaksanakan kegiatan seminar stunting. Ini adalah pengabdian dari dosen dan mahasiswa. Kita ingin calon-calon genarasi masa depan bangsa tidak terkena stunting. Dari seminar ini semoga didapatkan ide-ide/terobosan baru untuk percepatan pencegahan stunting di Riau," Ujar Zamzami.
Dikatakan Zamzami, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis. Sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
"Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun," katanya.
Dijelaskannya, Riau dengan kondisi daerah di lalui jalur sungai besar tentu banyak masyarakat yang hidup di sekitar pinggir sungai. Ini tentu menjadi perhatian agar dapat hidup sehat dan bersih termasuk fungsi MCK serta sanitasi. Dan ini akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
"Kami berharap mahasiswa dan dosen Unilak dapat membantu program pemerintah dengan terjun ke masyarakat melakukan sosialisasi tentang pencegahan stunting bisa melalui mata kuliah di Prodi PG PAUD maupun karya bakti mahasiswa," katanya.
Sementara itu, Dekan Fadiksi Unilak Dr Herlinawati dalam sambutannya mengatakan, seminar ini digagas oleh Prodi PG PAUD Fadiksi Unilak. Fadiksi Unilak telah melakukan MoU dengan BKKBN, Dinas Kesehatan dan lembaga perlindungan anak. Kegiatan serupa dalam bentuk lain telah dilakukan seperti penelitian dosen.
"Allhamdulillah, ada 8 skema penelitian yang dihasilkan Prodi PG PAUD bersama Pemko Pekanbaru, bahwasannya kami memandang penting penanganan gangguan stunting ini," katanya.
Saat seminar juga dilakukan sesi tanya jawab dari mahasiswa, turut hadir kepala LPPM Unilak Dr David Setiawan, Kaprodi PG PAUD Fadiksi, Heleni Filtri MPsi, dosen Unilak Siti Fadillah MPd, Sri Wahyuni MPd.,(*)
Tulis Komentar