PILIHAN
+
Terkait Pemberitaan Pasien Terduga Infeksi Virus Corona
Atal S Depari: Jangan Sampai Diungkap Secara Vulgar

Ketua Umum PWI Atal S Depari.
Jakarta, Hariantimes.com - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat mengingatkan wartawan agar melindungi identitas atau data pribadi masyarakat yang sedang dalam penanganan medis Virus Corona.
Pernyataan itu disampaikan sebagai respons atas adanya keluhan masyarakat terhadap pemberitaan sebagian media yang menyiarkan identitas pribadi pasien yang diduga mengalami infeksi Virus Corona. Pernyataan ini juga telah dibahas dalam Rapat Pleno Pengurus PWI Pusat.
“Silakan wartawan menyampaikan informasi yang bermanfaat terkait Virus Corona. Namun secara bersamaan juga melindungi data atau identitas pribadi korban virus yang dalam perawatan medis,†pesan Ketua Umum PWI Atal S Depari melalui siaran pers yang diterima hariantimes.com, Selasa (03/03/2020).
Atal juga mempersilahkan pers menyampaikan fakta-fakta yang telah terkonfirmasi. Tetapi jangan lupa menghormati hak-hak pribadi korban. Disamping itu, para penanggung jawab pers dalam pemberitaan mengenai Virus Corona di Tanah Air agar memberi pemahaman mendalam kepada publik. Selain itu, pemberitaan hendaknya menciptakan ketenangan di tengah masyarakat, mengedukasi, dan tidak menciptakan kepanikan.
"Jangan sampai diungkap secara vulgar. Ini jelas mengganggu hak pribadi pasien dan keluarganya. Bahkan masyarakat yang tinggal di lingkungan rumah pasien,†tegas Atal seraya mengatakan, PWI Pusat mengingatkan wartawan dan para pengelola news room sebagai gate keeper berita agar tetap menaati Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dalam mengembangkan berita kasus Virus Corona.
"Pasal 9 KEJ secara tegas menyebutkan, Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati. Sementara kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik," beber Atal.
Selain itu, Pasal 17 huruf h UU No 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik juga melarang identitas dan riwayat kesehatan seseorang dibuka ke publik tanpa seizing yang bersangkutan.
Pasal 17 huruf h berbunyi: “Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi, yaitu: 1. riwayat dan kondisi anggota keluarga; 2. riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang;…â€
PWI juga mengimbau narasumber, baik itu dari tenaga medis, pejabat pemerintah, tokoh masyarkat, maupun masyarakat umum agar tidak mudah mengungkap identitas korban tanpa seizing yang bersangkutan. Bagi mereka yang telah disebutkan identitasnya, maka pemerintah maupun nara sumber terkait segera merehabilitasi nama korban apabila secara medis mereka dinyatakan negatif Virus Corona.
“Kami menilai ada beberapa media yang pemberitaannya sudah keluar dari koridor peraturan tersebut dan bisa menciptakan trauma kepada pasien maupun keluarga pasien. Karena itu, kami mengingatkan semua masyarakat pers, lebih khusus kepada para pemred atau penanggung jawab media, supaya tetap menghormati hak-hak pasien,†ujar Atal.(*)
Tulis Komentar