3.538 Visa Jemaah Haji Riau telah Diterbitkan
Saat di Embarkasi Batam, Jemaah Haji Terima Uang Saku Rp3.187.500
Sang Penolong
Pasca PSU, Bahlil: Golkar Kawal Kemenangan Afni-Syamsurizal
Unilak Gelar Pelatihan Pencegahan Karhutla

Pekanbaru, Hariantimes.com - Universitas Lancang Kuning (Unilak) menggelar pelatihan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Selasa (25/02/2020).
Kegiatan ini dalam upaya untuk mendukung Program pemerintah dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau.
Pelatihan yang dibuka oleh Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution ini bekerjasama dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper.
Turut hadir Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Rektor Unilak Dr Junaidi SS MHum, jajaran Wakil Rektor, Dekan, dan GM SHR PT RAPP, Wan Jakh.
Pelatihan diikuti 200 Mahasiswa, 50 anggota security dan pegawai. Materi yang tdiberikan di antaranya pengetahuan tentang gambut, peralatan pemadam, teknik dan strategi memadamkan api dan lain-lain.
Wakil Gubernur Riau Edy Natar dalam arahannya menjelaskan, wilayah Riau yang luasnya 8. 815 ribu hektare (ha) memiliki sebaran gambut sekitar 5 juta ha atau setara 57 persen dari seluruh luas Provinsi Riau. Hal ini membuat potensi karhutla menjadi tinggi.
"Tahun 2019 situasi karhutla sangat luar biasa. Selama bencana asap, Pemprov Riau sudah berupaya yang terbaik untuk usaha penanggulangan.Tidak mengenal hari libur, baik Manggala Agni, BPBD termasuk relawan," sebut Mantan Danrem 031 Wirabima ini.
Langkah lain, sebut Wagubri, dengan menggelar operasi penanggulangan karhutla.
"Dengan demikian, kita bisa leluasa mengambil langkah untuk penanggulangan. Sebab penyelesaian bencana asap tidak bisa dilakukan secara parsial. Harus bersama-sama. Apa yang kita lakukan ini juga bagian dari efektivitas penanggulangan karhutla.
Artinya, kita sudah melakukan yang terbaik," ujar Wagubri.
Sekarang, sebut Wagubri lagi, statusnya siaga darurat yang ditetapkan mulai 11 Februari hingga 31 Oktober 2020 di seluruh Riau. Sebelumnya, status tersebut sudah ditetapkan di Bengkalis Dumai dan Siak.
"2019 lalu, titik api tidak pernah lebih tinggi dari Sumsel dan Jambi. Tapi gaungnya asap paling besar ada di Riau. BMKG mengatakan angin bertiup dari selatan ke utara. Kondisi angin kemudian membelok, sampai di Riau dia berhenti.
Titik api kecil, asap besar. Ini tidak mudah kita beri pemahaman, tapi faktanya masyarakat merasakan asap itu tebal. Lalu Kita membangun komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jambi dan Sumsel untuk bersinergi menanggulangi karhutla," ujar Wagubri.
Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Imam Setya Effendi melihat Unilak sudah sangat siap dalam upaya pencegahan karhutla. Untuk itu, pihaknya sangat mengapresiasi hal ini. Apalagi saat ini secara nasional terdapat 11 titik api, 6 di antaranya berada di Riau.
"Masyarakat Riau tentu sudah tidak mengharapkan lagi bencana karhutla ini," kata Kapolda.(*)
Tulis Komentar