KSRS Pekanbaru Helat Kenduri Puisi di bagi Rumah Sunting
Kunni: Tahun Ini Semakin Sangat Kolaboratif

Rohil, Hariantimes.com - Komunitas Seni Rumah Sunting (KSRS) Pekanbaru menghelat Kenduri Puisi 14 di Kepenghuluan Raja Bejamu, Kecamatan Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
Kenduri puisi yang dihelat selama dua hari yakni Sabtu (22/02/2020) dan Minggu (23/02/2020) ini merupakan program dua bulan sekali Komunitas Seni Rumah Sunting (KSRS) Pekanbaru.
Pelaksanaan kegiatan ini disejalankan dengan even Jejamu Teluk Gong yang dilaksanakan camat, penghulu dan masyarakat setempat. Jamuan makan beselo, pesta puisi petang hingga malam, berjalan dengan meriah. Apalagi kegiatan ini juga dihadiri Bupati Rohil H Suyatno bersama rombongan. Masyarakatpun tumpah ruah di alam terbuka, di bawah pohon nipah, Teluk Gong.
Kenduri Puisi 14 terlaksana berkat komunikasi aktif antara pembina KSRS Kunni Masrohanti yang juga Presiden Penyair Perempuan Indoneaia (PPI) dengan penyair dan pegiat literasi Rohil, Khudri Anwar bersama pemuda dan penghulu Teluk Gong.
Semakin dekat waktu pelaksanaan, semakin berkembang konsep pelaksanaannya. Jika awalnya direncanakan sederhana, tapi berkat semangat dan dukungan pak camat serta penghulu yang luar biasa, kemudian menjadi mewah karena ditandai potong lembu dan dihadiri bupati yang kemudian dibuatlah even Jejamu Teluk Gong.
Dikatakan Kunni, sejak awal Kenduri Puisi dilaksanakan, helat ke-14 inilah yang paling meriah. Bukan karena potong lembu atau makan baselo saja, tapi juga semangat warga untuk berliterasi seni dan budaya yang luar biasa. Bahkan pak penghulu bertambah-tambah saat membacakan puisi. Anak-anak juga menari, main drama dan membaca puisi dengan semangat.
"Kenduri Puisi 14 tahun ini bagi Rumah Sunting semakin sangat kolaboratif. Masyarakat, pemuda, seniman penyair, penghulu dan camat, sangat mendukung, bahu membahu. Masyarakat, baik saat acara siang atau malam, tumpah ruah, sangat antusias. Pak penghulu menciptakan puisi dan membacakan dengan lantang. Menurut saya sangat luar biasa. Terimakasih buat penyair seniman penyair Khudri Anwar dan Datuk Al Rakhim Sekha serta tokoh muda Raja Bejamu yang luar biasa berkomunikasi aktif dengan kami terus menerus sejak awal. Begitu juga dengan penghulu dan camat yang segera menyambut dengan cepat, mendukung penuh, sehingga semua berjalan lancar. Semakin meriah ketika bupati hadir. Ya, terlepaslah karena kepentingan politik atau tidak, tapi semangat itu yang luar biasa dan patut dihargai," papar Kunni.
Di alam terbuka, lokasi tempat acara, ada dua panggung, yakni, panggung Kenduri Puisi dan Panggung Jejamu Teluk Gong. Jika panggung Kenduri Puisi ditandai dengan tulisan serta kain- kain yang membalut pohon nipah bersejarah, maka panggung Jejamu Teluk Gong ditandai dengan baliho besar. Di depan baliho ada tenda dan di sinilah bupati serta rombongan duduk serta makan baselo. Antara panggung puisi dan panggung jejamu, saling berhadapan.
''Saya terkesima melihat panggung dan lokasi acara ini. Ada tulisan Kenduri Puisi dengan tulisan seperti mengambang. Sederhana, tapi wah. Bagus. Acara tidak perlu di tempat yang mewah, tapi bisa saling bersilaturrahmi beramai-ramar seperti di tempat ini,'' kata Suyatno saat menyampaikan sambutan.
Camat saat menyampaikan sambutannya juga berkali-kali menyebutkan, Rumah Sunting sebagai teman kolaborasi. Camat, penghulu dan masyarakat, bukan hanya menyiapkan panggung jejamu, tapi juga membersihkan lokasi yang semula semak belukar menjadi terang serta membuat tempat duduk beralas karpet di sana.
Selain dihadiri seniman dari Pekanbaru, Pelalawan dan beberapa kabupaten lain, juga dihadiri seniman dari Sumbar. Puncak kenduri puisi petang di Teluk Gong, semakin meriah pada malam harinya saat dilaksanakan di kantor penghulu Raja Bejamu.(*)
Tulis Komentar