• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Berkunjung ke UiTM Malaysia, Prof Junaidi: Kita Ingin Mengenalkan Unilak Semakin Oo Internasional
Dibaca : 120 Kali
Ujian Promosi Doktor di Program Pascasarjana UIR, Endar Muda: UU Pengelolaan Zakat Perlu Direvisi
Dibaca : 130 Kali
YBM PLN Bersama IZI Gelar Khitan Sehat Anak Sholeh
Dibaca : 154 Kali
UPZ Unri Gandeng Baznas Riau Salurkan Bantuan UKT Semester Ganjil TA 2025-2026
Dibaca : 147 Kali
Pendaftaran Jalur BOSDA Afirmasi, Pemprov Riau Siapkan 3.527 Kuota SMA dan SMK Swasta Gratis
Dibaca : 145 Kali

  • Home
  • Sosialita

Buku Palung Tradisi Dikritik Dekan FIB Unilak

Kunni: bukan Mengerdilkan Diri, Apalagi Bersaing dengan Lelaki

Redaksi
Jumat, 21 Februari 2020 15:28:54 WIB
Cetak
Foto bersama usai bedah buku Palung Tradisi karya Penyair Perempuan Indonesia (PPI).
Pekanbaru, Hariantimes.com - Buku berjudul Palung Tradisi karya penyair-penyair perempuan Indonesia mendapat kritik keras dari salah seorang pembedah buku, Hang Kafrawi yang juga Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unilak Riau. 

Kafrawi menyebutkan, dengan nama PPI sama artinya perempuan mengerdilkan diri dengan membuat komunitas tersebut.
   
''Saya salut dan bangga karena lahir buku puisi oleh perempuan Indonesia ini. Tapi saya mengkritik keras dengan komunitas bernama PPI ini. Nama ini menunjukkan perempuan sendiri. Penyair perempuan sendiri sengaja memisahkan diri dari laki-laki, mengerdilkan diri sendiri di tengah kekinian kesetaraan gender perempuan dan laki-laki,'' tukas Kafrawi di sela-sela menyampaikan banyak hal tentang kelebihan buku Palung Tradisi.
      
Bedah buku tersebut dihadiri segenap penyair dan saatrawan Riau. Antara lain  Fakhrunnas MA Jabbar, Husnu Abadi, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Riau dan Rahimah Erna, Bambang Kariyawan, Tien Marni, A Aris Abeba, DM Ningsih dan masih banyak lainnya.
     
Apa yang dikatakan Kafrawi mendapat tanggapan dari sesama nara sumber sendiri, yakni Husnu Abadi, sastrawan dan akademisi bergelar doktor dari kampus Universitas Islam Riau (UIR). 

Menurut Husnu, PPI justri sebagai gerakan sesama perempuan untuk  maju bersama.
     
''Di Riau sendiri, sebelumnya ada kelompok komuniitas penyair perempuan. Apalagi di Indonesia. Tidak masalah kalau kemudian lahir PPI. Menurut saya, PPI mencari ruang lebih flekssibel dan bebas saja. Selama ini memang penyair banyak didominasi lelaki, bisa jadi lelaki yang memang mempersempit ruang gerak penyair perempuan. Kalau penyair perempuan membuat gerakan sendiri, menurut saya itu lebih bagus,'' jelas Husnu.
     
Sementara itu, Ketua PPI, Kunni Masrohanti yang diminta menyampaikan tanggapannya oleh moderator yang juga founder SCW sebagai pelaksana bedah buku, Siti salmah, membeberkan dengan gamblang kenapa harus ada PPI.
      
''PPI itu Penyair Perempuan Indonesia, yaitu penyair yang karya-karyanya bersentuhan dengan perempuan sebagai akar tradisi. Jadi tidak harus perempuan. Berbeda kalau Perempuan Penyair Indonesia, memang perempuan itu yang penyair. Jadi, tidak benar kalau PPI justru memisahkan diri dari lelaki atau mengerdilkan dirinya sendiri,'' tangkis Kunni seraya juga menjelaskan beberapa pertanyaan peserta yang berkaitan dengan palung tradisi dan mengapa PPI  harus kembali ke akar tradisi dalam setiap karya-karyanya. Hal ini, kata Kunni, sangat berhubungan erat dengan perempuan sebagai sumber tradisi itu sendiri.
     
''Perempuan (ibu) adalah sumber tradisi. Batimang, dodoi, bagandu, yang dinyanyikan saat menidurkan anak semuanya lahir dari bibir perempuan,  penuh dengan pesan kebajikan. Masih banyak yang lain lagi, seeperti turun mandi. Perempuan akar tradisi sekaligus yang merawatnya. Kelebihan ini yang kami sadari, bahwa perempuan harus lebih fokus dalam melahirkan karya-karya yang kembali kepada tradisi, ini landasan PPI. Jadi bukan mengerdilkan diri apalagi bersaing dengan lelaki,'' jelas Kunni lagi.
     
PPI, kata Kunni, hanya salah satu komunitas sastra atau penyair. Masih banyak komunitas lain yang lebih keren.

''Banyak komunitas, khususnya untuk perempuan. Semakin bertumbuhan semakin bagus, banyak laman bermain dan kesempatan bagi perempuan. PPI hanya salah satunya saja dengan jumlah anggota saat ini 62 orang dan terus bertambah. Gabung kemana sajalah, yang penting bergerak dan berkarya. Memang untuk gabung ke PPI sudah harus punya karya puisi, minimal kumpulan bersama,'' beber Kunni.(*)


[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

YBM PLN Bersama IZI Gelar Khitan Sehat Anak Sholeh

Peringati HANI 2025, GMDM Riau Ajak Driver Online Perangi Narkoba

IZI Bersama MTTG Witel Riau Sembelih Sapi Berbobot 400 Kg di Masjid Al-Hidayah Bambu Kuning

Sembelih 5 Ekor Sapi dan 2 Ekor Kambing, Ratusan Kantong Daging Qurban Dibagikan ke Anggota PWI Riau dan Masyarakat

Idul Adha 1446 H, PWI Riau akan Sembelih 7 Hewan Qurban

Kunni Masrohanti Dipercaya Kemenbud Gelar Festival Seni Budaya Melayu Riau

YBM PLN Bersama IZI Gelar Khitan Sehat Anak Sholeh

Peringati HANI 2025, GMDM Riau Ajak Driver Online Perangi Narkoba

IZI Bersama MTTG Witel Riau Sembelih Sapi Berbobot 400 Kg di Masjid Al-Hidayah Bambu Kuning

Sembelih 5 Ekor Sapi dan 2 Ekor Kambing, Ratusan Kantong Daging Qurban Dibagikan ke Anggota PWI Riau dan Masyarakat

Idul Adha 1446 H, PWI Riau akan Sembelih 7 Hewan Qurban

Kunni Masrohanti Dipercaya Kemenbud Gelar Festival Seni Budaya Melayu Riau



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Berkunjung ke UiTM Malaysia, Prof Junaidi: Kita Ingin Mengenalkan Unilak Semakin Oo Internasional
03 Juli 2025
Ujian Promosi Doktor di Program Pascasarjana UIR, Endar Muda: UU Pengelolaan Zakat Perlu Direvisi
03 Juli 2025
YBM PLN Bersama IZI Gelar Khitan Sehat Anak Sholeh
02 Juli 2025
UPZ Unri Gandeng Baznas Riau Salurkan Bantuan UKT Semester Ganjil TA 2025-2026
02 Juli 2025
Pendaftaran Jalur BOSDA Afirmasi, Pemprov Riau Siapkan 3.527 Kuota SMA dan SMK Swasta Gratis
02 Juli 2025
Bupati Siak Umumkan Beasiswa Kuliah Penuh, Pendaftaran Mulai Dibuka 03 Juli 2025
02 Juli 2025
Panitia Kongres PWI Temui Menteri Hukum dan Kapuspen TNI
02 Juli 2025
UPZ UIR Kembali Salurkan Bantuan Pendidikan untuk 25 Mahasiswa
02 Juli 2025
Syukuran Hari Bhayangkara ke-79 Polres Siak, Dr Afni: Semoga Semakin Profesional dan Dicintai Rakyat
02 Juli 2025
Dukung Tiga Ajang Internasional di Nias, Indosat Tambah Kapasitas Tiga BTS di Titik Strategis
02 Juli 2025
TERPOPULER +
  • 1 Berhasil Berdayakan AI, Indosat Ooredoo Hutchison Raih HR Asia Awards ke-6 Kalinya
  • 2 Dokumen tak Memenuhi Ketentuan Keimigrasian, 15 Calon Jamaah Umroh Ditunda Keberangkatan ke Arab Saudi
  • 3 Berkunjung ke DLHK Riau, Dr Afni Ungkap Masalah Hak Hutan Tanah Rakyat Siak
  • 4 Dorong Pemberdayaan Perempuan Indonesia, Indosat Hadirkan SheHacks Innovate di Gunung Sitoli
  • 5 Pemko Pekanbaru akan Kembangkan Bus Rapid Transit dengan Lajur Khusus
  • 6 Agung Nugroho: Tiga Unit Bus Listrik akan Mulai Dioperasikan
  • 7 1.479 lowongan kerja Tersedia di Pekanbaru Job Fair 2025
  • 8 Mobil Loker AMAN Jemput Bola ke Masyarakat
  • 9 Sempena Hari Jadi Pekanbaru ke-241, Naik Bus Trans Metro Gratis Tiga Hari
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved