• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Jelang Perayaan HPN, PWI dan MA Sepakat Bangun Sinergi Edukasi Hukum
Dibaca : 156 Kali
Jelang Natal, Indosat Berbagi Kasih ke Anak-Anak dari Komunitas Rentan
Dibaca : 159 Kali
Dosen Pendidikan dan Dosen Spesialis Medikal Bedah Lahirkan Inovasi SOP Berbasis HKI
Dibaca : 208 Kali
Kemenag Riau Himpun Donasi Rp1,83 Miliar untuk Korban Bencana Sumatera
Dibaca : 173 Kali
PWI Pusat Finalisasi Draf AD/ART, KEJ, dan KPW, Siap Disahkan di Konkernas 2026
Dibaca : 198 Kali

  • Home
  • Sosialita

Buku Palung Tradisi Dikritik Dekan FIB Unilak

Kunni: bukan Mengerdilkan Diri, Apalagi Bersaing dengan Lelaki

Redaksi
Jumat, 21 Februari 2020 15:28:54 WIB
Cetak
Foto bersama usai bedah buku Palung Tradisi karya Penyair Perempuan Indonesia (PPI).
Pekanbaru, Hariantimes.com - Buku berjudul Palung Tradisi karya penyair-penyair perempuan Indonesia mendapat kritik keras dari salah seorang pembedah buku, Hang Kafrawi yang juga Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unilak Riau. 

Kafrawi menyebutkan, dengan nama PPI sama artinya perempuan mengerdilkan diri dengan membuat komunitas tersebut.
   
''Saya salut dan bangga karena lahir buku puisi oleh perempuan Indonesia ini. Tapi saya mengkritik keras dengan komunitas bernama PPI ini. Nama ini menunjukkan perempuan sendiri. Penyair perempuan sendiri sengaja memisahkan diri dari laki-laki, mengerdilkan diri sendiri di tengah kekinian kesetaraan gender perempuan dan laki-laki,'' tukas Kafrawi di sela-sela menyampaikan banyak hal tentang kelebihan buku Palung Tradisi.
      
Bedah buku tersebut dihadiri segenap penyair dan saatrawan Riau. Antara lain  Fakhrunnas MA Jabbar, Husnu Abadi, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Riau dan Rahimah Erna, Bambang Kariyawan, Tien Marni, A Aris Abeba, DM Ningsih dan masih banyak lainnya.
     
Apa yang dikatakan Kafrawi mendapat tanggapan dari sesama nara sumber sendiri, yakni Husnu Abadi, sastrawan dan akademisi bergelar doktor dari kampus Universitas Islam Riau (UIR). 

Menurut Husnu, PPI justri sebagai gerakan sesama perempuan untuk  maju bersama.
     
''Di Riau sendiri, sebelumnya ada kelompok komuniitas penyair perempuan. Apalagi di Indonesia. Tidak masalah kalau kemudian lahir PPI. Menurut saya, PPI mencari ruang lebih flekssibel dan bebas saja. Selama ini memang penyair banyak didominasi lelaki, bisa jadi lelaki yang memang mempersempit ruang gerak penyair perempuan. Kalau penyair perempuan membuat gerakan sendiri, menurut saya itu lebih bagus,'' jelas Husnu.
     
Sementara itu, Ketua PPI, Kunni Masrohanti yang diminta menyampaikan tanggapannya oleh moderator yang juga founder SCW sebagai pelaksana bedah buku, Siti salmah, membeberkan dengan gamblang kenapa harus ada PPI.
      
''PPI itu Penyair Perempuan Indonesia, yaitu penyair yang karya-karyanya bersentuhan dengan perempuan sebagai akar tradisi. Jadi tidak harus perempuan. Berbeda kalau Perempuan Penyair Indonesia, memang perempuan itu yang penyair. Jadi, tidak benar kalau PPI justru memisahkan diri dari lelaki atau mengerdilkan dirinya sendiri,'' tangkis Kunni seraya juga menjelaskan beberapa pertanyaan peserta yang berkaitan dengan palung tradisi dan mengapa PPI  harus kembali ke akar tradisi dalam setiap karya-karyanya. Hal ini, kata Kunni, sangat berhubungan erat dengan perempuan sebagai sumber tradisi itu sendiri.
     
''Perempuan (ibu) adalah sumber tradisi. Batimang, dodoi, bagandu, yang dinyanyikan saat menidurkan anak semuanya lahir dari bibir perempuan,  penuh dengan pesan kebajikan. Masih banyak yang lain lagi, seeperti turun mandi. Perempuan akar tradisi sekaligus yang merawatnya. Kelebihan ini yang kami sadari, bahwa perempuan harus lebih fokus dalam melahirkan karya-karya yang kembali kepada tradisi, ini landasan PPI. Jadi bukan mengerdilkan diri apalagi bersaing dengan lelaki,'' jelas Kunni lagi.
     
PPI, kata Kunni, hanya salah satu komunitas sastra atau penyair. Masih banyak komunitas lain yang lebih keren.

''Banyak komunitas, khususnya untuk perempuan. Semakin bertumbuhan semakin bagus, banyak laman bermain dan kesempatan bagi perempuan. PPI hanya salah satunya saja dengan jumlah anggota saat ini 62 orang dan terus bertambah. Gabung kemana sajalah, yang penting bergerak dan berkarya. Memang untuk gabung ke PPI sudah harus punya karya puisi, minimal kumpulan bersama,'' beber Kunni.(*)


[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Jelang Natal, Indosat Berbagi Kasih ke Anak-Anak dari Komunitas Rentan

Kemenag Riau Himpun Donasi Rp1,83 Miliar untuk Korban Bencana Sumatera

Tim KI Riau Visitasi ke PPID Pemkab Kampar, Zufra Irwan:  Kualitas Tata Kelola Informasi Semakin Membaik

Anggota Komisi III DPR RI Dewi Juliani Buka Sosialisasi 4 Pilar di FH Unilak

Diskusi Lingkungan Warnai Festival Hammock 2025

Silaturahmi Bersama Insan Pers, Ketua FPK Riau Berharap Kerjasama Ini Ditingkatkan

Jelang Natal, Indosat Berbagi Kasih ke Anak-Anak dari Komunitas Rentan

Kemenag Riau Himpun Donasi Rp1,83 Miliar untuk Korban Bencana Sumatera

Tim KI Riau Visitasi ke PPID Pemkab Kampar, Zufra Irwan:  Kualitas Tata Kelola Informasi Semakin Membaik

Anggota Komisi III DPR RI Dewi Juliani Buka Sosialisasi 4 Pilar di FH Unilak

Diskusi Lingkungan Warnai Festival Hammock 2025

Silaturahmi Bersama Insan Pers, Ketua FPK Riau Berharap Kerjasama Ini Ditingkatkan



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Jelang Perayaan HPN, PWI dan MA Sepakat Bangun Sinergi Edukasi Hukum
22 Desember 2025
Jelang Natal, Indosat Berbagi Kasih ke Anak-Anak dari Komunitas Rentan
22 Desember 2025
Dosen Pendidikan dan Dosen Spesialis Medikal Bedah Lahirkan Inovasi SOP Berbasis HKI
22 Desember 2025
Kemenag Riau Himpun Donasi Rp1,83 Miliar untuk Korban Bencana Sumatera
22 Desember 2025
PWI Pusat Finalisasi Draf AD/ART, KEJ, dan KPW, Siap Disahkan di Konkernas 2026
21 Desember 2025
Natal PWI Pusat Tetap 24 Januari 2026, Panitia Siapkan Ibadah Streaming Nasional
20 Desember 2025
AJP 2025, PWI Pusat Siapkan Total Hadiah Rp300 Juta
20 Desember 2025
Mulai Senin, UIR Buka PMB Gelombang Pertama
20 Desember 2025
Unri Sabet Empat Penghargaan di Anugerah Diktisaintek 2025
19 Desember 2025
Imigrasi Kaltim Dinobatkan sebagai Kanwil Terbaik Bidang Teknis 2025
19 Desember 2025
TERPOPULER +
  • 1 Tim KI Riau Visitasi ke PPID Pemkab Kampar, Zufra Irwan:  Kualitas Tata Kelola Informasi Semakin Membaik
  • 2 SMSI Pusat Gelar Dialog Nasional Refleksi Akhir Tahun 2025 Bertema “Media Baru Menuju Pers Sehat”
  • 3 Mahasiswi FT Unilak Raih Medali Perunggu Cabor Sepak Takraw Sea Games Thailand 2025
  • 4 Dorong UMKM "Naik Kelas", Beni Febrianto: Kami Libatkan dalam Setiap Event
  • 5 Kunker ke Kemendagri, Ketua FPK Riau Sampaikan Masalah Informasi Daerah Riau Istimewa
  • 6 KUA Rengat Raih Penghargaan Tertib Administrasi Tingkat Nasional
  • 7 Doa Bersama, PHI dan Elnusa Santuni 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa
  • 8 Ditjen Bimas Kristen dan Ditjen Bimas Katolik Gelar Festival Kasih Nusantara bersama Kemenag di TMII
  • 9 PWI Pusat Terbitkan SE Rangkap Jabatan, Perpanjangan KTA dan Donasi Kemanusiaan Bencana Sumatera
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved