PILIHAN
+
3.538 Visa Jemaah Haji Riau telah Diterbitkan
Dibaca : 157 Kali
Saat di Embarkasi Batam, Jemaah Haji Terima Uang Saku Rp3.187.500
Dibaca : 153 Kali
Sang Penolong
Dibaca : 281 Kali
Pasca PSU, Bahlil: Golkar Kawal Kemenangan Afni-Syamsurizal
Dibaca : 166 Kali
90 Persen Karhutla Diakibatkan Ulah Manusia
Erzan Syah: Mari Kita Saling Peduli

Pelatihan/penyuluhan MPB di Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu, Rabu (03/07/2019).
Bengkalis, Hariantimes.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 90 persen diakibatkan ulah manusia dan 10 persen gejala alam.
Untuk tidak, perlu kesadaran masyarakat agar tidak sembarangan melakukan aktifitas dengan cara membakar seperti lahan kebun.
"Kebakaran hutan dan lahan terjadi cenderung dikarenakan kelalaian manusia itu sendiri," jelas Badan Penanggulangan Daerah di bidang Rehabiltas dan Rekonstruksi, Erzan Syah pada acara pelatihan/penyuluhan Masyarakat Peduli Bencana (MPB) di Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Rabu (03/07/2019).
Kegiatan pelatihan tersebut menghadirkan tiga narasumber yakni Erzan Syah dari Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Bengkalis, Syamsurizal dari UPT Dinas Damkar Kabupaten Bengkalis dan dari pihak Babinkamtibmas Kecamatan Bukit Batu Brigadir Rici Sagita.
Kegiatan ini dihadiri UPT Dinas Damkar, Syamsurizal, Ketua BPD, Ketua LAMR, Mahasiswa KKN dan Seluruh Lembaga Desa Batang Duku dan Masyarakat Setempat.
Dikatakan Erzan Syah, setiap desa harus punya peta dimana hutan yang rawan dengan kebakaran. Tujuannya, agar lebih sigap dalam menangani bencana yang tidak diingini.
"Kelalaian dan rasa tidak bertanggung jawab terjadinya kebakaran hutan akan mempunyai dampak kerugian yang besar untuk kita semua. Untuk itu, jangan ada lagi masyarakat membakar hutan sembarangan. Mari kita saling peduli jika terjadi bencana, dan saling mengatasi agar tidak terjadinya bencana," pesannya.
Menurut BMKG pusat, tingkat kepanasan meningkat pada Juni 2019 ini. Maka hendaklah waspada kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Desa (Kades) Batang Duku Sapri Spdi mengatakan, Masyarakat Peduli Api (MPA) sudah berubah menjadi Masyarakat Peduli Bencana (MPB). Itu dikarenakan bencana tidak hanya api, bisa juga terjadi banjir.
"Dengan pelatihan/penyuluhan ini agar setiap elemen, baik lembaga maupun masyarakat terkhususnya Masyarakat Peduli Bencana lebih siap jika terjadinya bencana dan lebih antusias mengatasi agar tidak terjadinya bencana seperti kebakaran hutan ataupun banjir," ujar Kades.(andhika)
Tulis Komentar