• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Ketua Iluni SMPN 1 Matur Angkatan 86 Serahkan Bantuan ke Rekan Sejawat Terdampak Longsor di Pauh dan Sidang Tangah
Dibaca : 183 Kali
Pengurus Matua Saiyo Provinsi Riau Serahkan Bantuan ke Pekeja Perbaikan Irigasi Banda Badarun
Dibaca : 279 Kali
Lulus Profesi Insinyur di Unand, Dosen UIR Akmar Efendi Soroti Pemanfaatan Metode Machine Learning
Dibaca : 275 Kali
Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Merawat Keluarga
Dibaca : 322 Kali
Kemenhan Bersama PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan di Akmil Magelang
Dibaca : 322 Kali

  • Home
  • Nasional

FGD IRI Indonesia Bahas Pengembangan Bioekonomi Indonesia

Zulmiron
Jumat, 10 Januari 2025 15:55:00 WIB
Cetak
FGD IRI Indonesia digelar secara hibrida di Kampus Indonesia Banking School, Jakarta, Jumat (10/01/2025).

Jakarta, Hariantimes.com - Bioekonomi semakin dipandang sebagai solusi masa depan yang mampu menjawab tantangan global seperti krisis iklim, ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Dalam rangka mendorong percepatan transformasi bioekonomi, Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis (Interfaith Rainforest Initiative/IRI) Indonesia menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Pengembangan Bioekonomi Indonesia".

FGD tersebut digelar secara hibrida di Kampus Indonesia Banking School, Jakarta, Jumat (10/01/2025).

Acara ini dipandu oleh Juliarta Ottay dari Mandala Katalika (Manka) dengan pembicara lainnya Prof Dr Ir Hadi Sukadi Alikodra MS (Guru Besar Ilmu Pelestarian Alam dan Pembinaan Margasatwa Fakultas Kehutanan IPB), Prof Dr Dedy Darnaedi MSc (Peneliti Pusat Kajian Tumbuhan Tropika Universitas Nasional (UNAS); KOBUMI/EcoNusa Mirajan) dan Abdon Nababan (mitra Badan Usaha Milik Masyarakat Adat).

Baca Juga :
  • Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Merawat Keluarga
  • Kemenhan Bersama PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan di Akmil Magelang
  • Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Bangkitkan Semangat Bangun Bangsa

Kegiatan itu melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari kalangan akademisi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, hingga media.

Fasilitator Nasional IRI Indonesia sekaligus inisiator FGD Dr Hayu Prabowo, menekankan, bahwa pengembangan bioekonomi tidak hanya soal memanfaatkan sumber daya hayati, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan keadilan dalam prosesnya.

"Bioekonomi menawarkan cara baru dalam melihat sumber daya alam kita, bukan sebagai sesuatu yang hanya dieksploitasi, tetapi sebagai modal utama untuk membangun keberlanjutan yang memberikan manfaat bagi manusia dan alam secara harmonis," ujarnya.

Menurut Hayu, keberhasilan transformasi bioekonomi Indonesia sangat bergantung pada pendekatan pentahelix yang melibatkan kolaborasi lintas sektor: akademisi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan media.

"Pemerintah harus mampu menciptakan regulasi yang mendukung keberlanjutan. Akademisi memberikan landasan ilmiah melalui riset dan inovasi, sementara dunia usaha dan masyarakat lokal adalah motor penggerak utama dalam implementasi bioekonomi," jelasnya.

Dr Hayu juga menekankan pentingnya menjaga kearifan lokal dalam pengembangan bioekonomi.

"Masyarakat adat dan lokal memiliki pengetahuan yang mendalam tentang pengelolaan sumber daya hayati. Mereka harus menjadi bagian inti dari rantai nilai bioekonomi, sehingga manfaat ekonomi yang dihasilkan dapat dirasakan secara adil oleh mereka," tambahnya.

Dalam FGD ini, berbagai topik strategis dibahas, termasuk bagaimana dunia usaha dapat menciptakan model bisnis bioekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta bagaimana media dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran publik dan mempromosikan potensi bioekonomi Indonesia.

Dr Hayu juga menggarisbawahi perlunya perguruan tinggi berperan aktif dalam melahirkan inovasi teknologi yang bernilai komersial dan dapat dihilirisasi. Hal ini sejalan dengan pendekatan Rainforest Social Business School yang mendorong integrasi bisnis berkelanjutan dengan inovasi, pendidikan interdisipliner, serta pemberdayaan masyarakat lokal untuk menciptakan solusi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berdampak sosial positif.

Bioprospeksi adalah proses pemanfaatan sumber daya hayati, termasuk genetik dan materi biologis, untuk tujuan komersial. Melalui tahapan riset, identifikasi, hingga komersialisasi, bioprospeksi mendukung pembangunan bioekonomi dan pelestarian biodiversitas.

'Dengan kolaborasi lintas sektor dan pengelolaan kawasan konservasi, bioprospeksi berpotensi mendorong inovasi produk, meningkatkan kesejahteraan dan mendukung keberlanjutan ekonomi serta ekologi seperti yang menjadi skema bioekonomi," ujar Guru Besar Ilmu Pelestarian Alam dan Pembinaan Margasatwa Fakultas Kehutanan IPB Prof Dr Ir Hadi Sukadi Alikodra MS sembari berharap FGD ini menjadi momentum strategis untuk mempercepat pengembangan bioekonomi Indonesia berbasis bioprospeksi, sekaligus mendukung visi Indonesia Emas 2045.

"Indonesia harus berani menjadi pemimpin dalam bioprospeksi global, tidak hanya sebagai pemasok bahan mentah, tetapi juga sebagai inovator produk hayati berkelanjutan," pungkas Prof Alikodra.

Sementara Peneliti Pusat Kajian Tumbuhan Tropika Universitas Nasional (UNAS) Prof Dr Dedy Darnaedi MSc menyoroti pentingnya pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan.

"Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, tetapi kondisinya tidak sedang baik-baik saja. Deforestasi yang masif dan konversi lahan menyebabkan kepunahan spesies dan erosi genetika yang mengancam keberlanjutan ekosistem," tegas Prof Dedy seraya menyebutkan, antara tahun 1990 hingga 2018, Indonesia telah kehilangan sekitar 33 hingga 34 juta hektare hutan. Hal ini berdampak pada rusaknya habitat flora dan fauna, serta berkurangnya kapasitas alam dalam menyediakan oksigen dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Menurut Prof Dedy, bioekonomi menjadi solusi konkret untuk menjaga kelestarian sumber daya hayati sambil tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.

Prof Dedy menekankan perlunya mengintegrasikan kearifan lokal (Indigenous Local Knowledge) dan ilmu pengetahuan modern dalam pemanfaatan sumber daya alam.

"Kearifan lokal harus diapresiasi, bukan hanya sebagai pengetahuan tradisional, tetapi juga sebagai sumber inovasi dalam pengembangan produk berbasis hayati," jelasnya.

Sementara mitra Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA) Abdon Nababan menegaskan pentingnya penguatan ekonomi berbasis komunitas adat melalui BUMMA.

BUMMA diinisiasi sebagai lembaga ekonomi yang mengelola kekayaan masyarakat adat di wilayah adatnya dengan prinsip keberlanjutan dan kemandirian ekonomi. Pembentukan BUMMA melibatkan 11 langkah, mulai dari menemukan pelopor hingga pengurusan legalitas. Di Papua, BUMMA dibentuk di tingkat suku, dengan Suku Namblong dan Mare sebagai model awal.

Abdon mengungkapkan, masyarakat adat di Indonesia, khususnya di Tanah Papua, masih menghadapi tantangan besar, mulai dari pemiskinan struktural, perampasan hak atas tanah, hingga kerusakan ekosistem yang mengancam keberlanjutan hidup mereka.

Abdon juga mengingatkan pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat adat dalam mendukung pengembangan bioekonomi yang berkelanjutan.

"Perlindungan terbaik atas tanah leluhur adalah dengan mengelola dan memanfaatkannya secara berkelanjutan untuk kesejahteraan seluruh pemilik hak adat," ujar Abdon.

Diskusi tersebut juga membahas bagaimana akademisi dapat berperan mmenciptakan inovasi teknologi yang memiliki nilai komersial, bagaimana dunia usaha dapat mengembangkan model bisnis bioekonomi yang inklusif, serta peran masyarakat lokal dalam pengembangan rantai nilai produksi. Selain itu, media juga diharapkan aktif dalam mempromosikan produk bioekonomi Indonesia kepada konsumen global.

"KOBUMI, social eco-enterprise lokal di Indonesia Timur, dimiliki oleh 10 koperasi di Papua dan Maluku bertujuan mendukung keberlanjutan program lingkungan dan bisnis. Keuntungan bisnis diinvestasikan kembali untuk pertumbuhan dan kesuksesan berkelanjutan. Berfokus pada pengembangan bioekonomi, KOBUMI mengintegrasikan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan.," ungkap Business Development Manager KOBUMI/Econusa, Mirajan.

Juliarta Ottay menutup acara ini dengan mengusulkan untuk melakukan pertemuan rutin dengan host bergilir. Hal ini  diharapkan mampu merumuskan langkah-langkah konkret dalam mendukung transformasi bioekonomi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045. Melalui pendekatan berbasis keanekaragaman hayati dan kearifan lokal, Indonesia siap menghadirkan solusi global untuk menciptakan harmoni antara manusia dan alam.(*)


 Editor : Zulmiron

[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Merawat Keluarga

Kemenhan Bersama PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan di Akmil Magelang

Hanafi: Apa yang Dirasakan Warga Agam Juga Dirasakan oleh Kami di Perantauan

Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Bangkitkan Semangat Bangun Bangsa

Jelang Perayaan HPN, PWI dan MA Sepakat Bangun Sinergi Edukasi Hukum

PWI Pusat Finalisasi Draf AD/ART, KEJ, dan KPW, Siap Disahkan di Konkernas 2026

Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Merawat Keluarga

Kemenhan Bersama PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan di Akmil Magelang

Hanafi: Apa yang Dirasakan Warga Agam Juga Dirasakan oleh Kami di Perantauan

Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Bangkitkan Semangat Bangun Bangsa

Jelang Perayaan HPN, PWI dan MA Sepakat Bangun Sinergi Edukasi Hukum

PWI Pusat Finalisasi Draf AD/ART, KEJ, dan KPW, Siap Disahkan di Konkernas 2026



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Ketua Iluni SMPN 1 Matur Angkatan 86 Serahkan Bantuan ke Rekan Sejawat Terdampak Longsor di Pauh dan Sidang Tangah
26 Desember 2025
Pengurus Matua Saiyo Provinsi Riau Serahkan Bantuan ke Pekeja Perbaikan Irigasi Banda Badarun
26 Desember 2025
Lulus Profesi Insinyur di Unand, Dosen UIR Akmar Efendi Soroti Pemanfaatan Metode Machine Learning
25 Desember 2025
Natal 2025, Menag Ajak Umat Kristiani Merawat Keluarga
24 Desember 2025
Kemenhan Bersama PWI Pusat Agendakan Khusus Retret 200 Wartawan di Akmil Magelang
24 Desember 2025
Hanafi: Apa yang Dirasakan Warga Agam Juga Dirasakan oleh Kami di Perantauan
24 Desember 2025
Kuota Haji 2026 Riau Berkurang Jadi 4.682, Defizon: Alhamdulillah Jauh di Atas Rata-Rata Nasional
24 Desember 2025
Refleksi Kinerja 2025, Menag: Agama Bangkitkan Semangat Bangun Bangsa
23 Desember 2025
Dorong Penguatan Karakter Anak Sejak Dini,Sekolah Binaan PT KTU Taja Pagelaran Seni dan Kreativitas
23 Desember 2025
Jelang Perayaan HPN, PWI dan MA Sepakat Bangun Sinergi Edukasi Hukum
22 Desember 2025
TERPOPULER +
  • 1 Unri Sabet Empat Penghargaan di Anugerah Diktisaintek 2025
  • 2 Imigrasi Kaltim Dinobatkan sebagai Kanwil Terbaik Bidang Teknis 2025
  • 3 Pemko Pekanbaru dan Pramuka Kirim Logistik untuk Korban Bencana di 3 Provinsi
  • 4 IM3 dan Tri Hadirkan Penawaran Spesial Nataru untuk Koneksi Tanpa Batas
  • 5 Pelunasan BIPIH Rendah, Plt Kakanwil Kemenhaj dan Umrah Riau Turun ke Rohil
  • 6 Penyelenggaraan Nataru Mengacu SE Menag, Muliardi: Tidak Dilakukan Secara Berlebihan
  • 7 Jelang Nataru, Kemenag Riau Siagakan 373 Masjid Ramah Pemudik
  • 8 Wujudkan Asta Protas, Kemenag Riau Telah Membangun Fondasi Perubahan yang Kuat
  • 9 Tim KI Riau Visitasi ke PPID Pemkab Kampar, Zufra Irwan:  Kualitas Tata Kelola Informasi Semakin Membaik
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved