• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Nasional
  • Riau
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukrim
  • Pendidikan
  • Sportivitas
  • Sosialita
  • Wisata
  • More
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Advertorial
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
  • #Pilihan
  • #Terpopuler
  • #Advertorial
  • Indeks
PILIHAN +
Gencarkan Patroli C3, Regu Pleton Standby Polres Siak Sasar Objek Vital dan Daerah Rawan Karhutla
Dibaca : 118 Kali
Wako Pekanbaru Serahkan Sapi Qurban Bantuan Presiden RI ke Warga RW 04 Sri Meranti
Dibaca : 153 Kali
Selama Pelantikan Bupati dan Wabup Siak, PLN Sukses Amankan Pasokan Listrik
Dibaca : 174 Kali
Shalat Idul Adha di Tasik Betung, Dr Afni: Kita akan Bangun Kampung-Kampung yang Jauh dari Pusat Kecamatan
Dibaca : 172 Kali
Idul Adha 1446 H, PWI Riau akan Sembelih 7 Hewan Qurban
Dibaca : 242 Kali

  • Home
  • Nasional

FGD IRI Indonesia Bahas Pengembangan Bioekonomi Indonesia

Zulmiron
Jumat, 10 Januari 2025 15:55:00 WIB
Cetak
FGD IRI Indonesia digelar secara hibrida di Kampus Indonesia Banking School, Jakarta, Jumat (10/01/2025).

Jakarta, Hariantimes.com - Bioekonomi semakin dipandang sebagai solusi masa depan yang mampu menjawab tantangan global seperti krisis iklim, ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Dalam rangka mendorong percepatan transformasi bioekonomi, Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis (Interfaith Rainforest Initiative/IRI) Indonesia menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Pengembangan Bioekonomi Indonesia".

FGD tersebut digelar secara hibrida di Kampus Indonesia Banking School, Jakarta, Jumat (10/01/2025).

Acara ini dipandu oleh Juliarta Ottay dari Mandala Katalika (Manka) dengan pembicara lainnya Prof Dr Ir Hadi Sukadi Alikodra MS (Guru Besar Ilmu Pelestarian Alam dan Pembinaan Margasatwa Fakultas Kehutanan IPB), Prof Dr Dedy Darnaedi MSc (Peneliti Pusat Kajian Tumbuhan Tropika Universitas Nasional (UNAS); KOBUMI/EcoNusa Mirajan) dan Abdon Nababan (mitra Badan Usaha Milik Masyarakat Adat).

Baca Juga :
  • Diduga Nonprosedural dari Sejumlah Bandara, Imigrasi Tunda Keberangkatan 1.243 Jemaah Calon Haji
  • Bertolak ke Tanah Suci, Amirulhaj Kawal Langsung Layanan Jemaah Haji
  • KPK dan SMSI Sepakat Jalin Kerjasama Pencegahan Korupsi di Sektor Usaha Media Siber

Kegiatan itu melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari kalangan akademisi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, hingga media.

Fasilitator Nasional IRI Indonesia sekaligus inisiator FGD Dr Hayu Prabowo, menekankan, bahwa pengembangan bioekonomi tidak hanya soal memanfaatkan sumber daya hayati, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan keadilan dalam prosesnya.

"Bioekonomi menawarkan cara baru dalam melihat sumber daya alam kita, bukan sebagai sesuatu yang hanya dieksploitasi, tetapi sebagai modal utama untuk membangun keberlanjutan yang memberikan manfaat bagi manusia dan alam secara harmonis," ujarnya.

Menurut Hayu, keberhasilan transformasi bioekonomi Indonesia sangat bergantung pada pendekatan pentahelix yang melibatkan kolaborasi lintas sektor: akademisi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan media.

"Pemerintah harus mampu menciptakan regulasi yang mendukung keberlanjutan. Akademisi memberikan landasan ilmiah melalui riset dan inovasi, sementara dunia usaha dan masyarakat lokal adalah motor penggerak utama dalam implementasi bioekonomi," jelasnya.

Dr Hayu juga menekankan pentingnya menjaga kearifan lokal dalam pengembangan bioekonomi.

"Masyarakat adat dan lokal memiliki pengetahuan yang mendalam tentang pengelolaan sumber daya hayati. Mereka harus menjadi bagian inti dari rantai nilai bioekonomi, sehingga manfaat ekonomi yang dihasilkan dapat dirasakan secara adil oleh mereka," tambahnya.

Dalam FGD ini, berbagai topik strategis dibahas, termasuk bagaimana dunia usaha dapat menciptakan model bisnis bioekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta bagaimana media dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran publik dan mempromosikan potensi bioekonomi Indonesia.

Dr Hayu juga menggarisbawahi perlunya perguruan tinggi berperan aktif dalam melahirkan inovasi teknologi yang bernilai komersial dan dapat dihilirisasi. Hal ini sejalan dengan pendekatan Rainforest Social Business School yang mendorong integrasi bisnis berkelanjutan dengan inovasi, pendidikan interdisipliner, serta pemberdayaan masyarakat lokal untuk menciptakan solusi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berdampak sosial positif.

Bioprospeksi adalah proses pemanfaatan sumber daya hayati, termasuk genetik dan materi biologis, untuk tujuan komersial. Melalui tahapan riset, identifikasi, hingga komersialisasi, bioprospeksi mendukung pembangunan bioekonomi dan pelestarian biodiversitas.

'Dengan kolaborasi lintas sektor dan pengelolaan kawasan konservasi, bioprospeksi berpotensi mendorong inovasi produk, meningkatkan kesejahteraan dan mendukung keberlanjutan ekonomi serta ekologi seperti yang menjadi skema bioekonomi," ujar Guru Besar Ilmu Pelestarian Alam dan Pembinaan Margasatwa Fakultas Kehutanan IPB Prof Dr Ir Hadi Sukadi Alikodra MS sembari berharap FGD ini menjadi momentum strategis untuk mempercepat pengembangan bioekonomi Indonesia berbasis bioprospeksi, sekaligus mendukung visi Indonesia Emas 2045.

"Indonesia harus berani menjadi pemimpin dalam bioprospeksi global, tidak hanya sebagai pemasok bahan mentah, tetapi juga sebagai inovator produk hayati berkelanjutan," pungkas Prof Alikodra.

Sementara Peneliti Pusat Kajian Tumbuhan Tropika Universitas Nasional (UNAS) Prof Dr Dedy Darnaedi MSc menyoroti pentingnya pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan.

"Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, tetapi kondisinya tidak sedang baik-baik saja. Deforestasi yang masif dan konversi lahan menyebabkan kepunahan spesies dan erosi genetika yang mengancam keberlanjutan ekosistem," tegas Prof Dedy seraya menyebutkan, antara tahun 1990 hingga 2018, Indonesia telah kehilangan sekitar 33 hingga 34 juta hektare hutan. Hal ini berdampak pada rusaknya habitat flora dan fauna, serta berkurangnya kapasitas alam dalam menyediakan oksigen dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Menurut Prof Dedy, bioekonomi menjadi solusi konkret untuk menjaga kelestarian sumber daya hayati sambil tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.

Prof Dedy menekankan perlunya mengintegrasikan kearifan lokal (Indigenous Local Knowledge) dan ilmu pengetahuan modern dalam pemanfaatan sumber daya alam.

"Kearifan lokal harus diapresiasi, bukan hanya sebagai pengetahuan tradisional, tetapi juga sebagai sumber inovasi dalam pengembangan produk berbasis hayati," jelasnya.

Sementara mitra Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA) Abdon Nababan menegaskan pentingnya penguatan ekonomi berbasis komunitas adat melalui BUMMA.

BUMMA diinisiasi sebagai lembaga ekonomi yang mengelola kekayaan masyarakat adat di wilayah adatnya dengan prinsip keberlanjutan dan kemandirian ekonomi. Pembentukan BUMMA melibatkan 11 langkah, mulai dari menemukan pelopor hingga pengurusan legalitas. Di Papua, BUMMA dibentuk di tingkat suku, dengan Suku Namblong dan Mare sebagai model awal.

Abdon mengungkapkan, masyarakat adat di Indonesia, khususnya di Tanah Papua, masih menghadapi tantangan besar, mulai dari pemiskinan struktural, perampasan hak atas tanah, hingga kerusakan ekosistem yang mengancam keberlanjutan hidup mereka.

Abdon juga mengingatkan pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat adat dalam mendukung pengembangan bioekonomi yang berkelanjutan.

"Perlindungan terbaik atas tanah leluhur adalah dengan mengelola dan memanfaatkannya secara berkelanjutan untuk kesejahteraan seluruh pemilik hak adat," ujar Abdon.

Diskusi tersebut juga membahas bagaimana akademisi dapat berperan mmenciptakan inovasi teknologi yang memiliki nilai komersial, bagaimana dunia usaha dapat mengembangkan model bisnis bioekonomi yang inklusif, serta peran masyarakat lokal dalam pengembangan rantai nilai produksi. Selain itu, media juga diharapkan aktif dalam mempromosikan produk bioekonomi Indonesia kepada konsumen global.

"KOBUMI, social eco-enterprise lokal di Indonesia Timur, dimiliki oleh 10 koperasi di Papua dan Maluku bertujuan mendukung keberlanjutan program lingkungan dan bisnis. Keuntungan bisnis diinvestasikan kembali untuk pertumbuhan dan kesuksesan berkelanjutan. Berfokus pada pengembangan bioekonomi, KOBUMI mengintegrasikan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan.," ungkap Business Development Manager KOBUMI/Econusa, Mirajan.

Juliarta Ottay menutup acara ini dengan mengusulkan untuk melakukan pertemuan rutin dengan host bergilir. Hal ini  diharapkan mampu merumuskan langkah-langkah konkret dalam mendukung transformasi bioekonomi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045. Melalui pendekatan berbasis keanekaragaman hayati dan kearifan lokal, Indonesia siap menghadirkan solusi global untuk menciptakan harmoni antara manusia dan alam.(*)


 Editor : Zulmiron

[Ikuti HarianTimes.com Melalui Sosial Media]


HarianTimes.com

Berita Lainnya

  • +

Diduga Nonprosedural dari Sejumlah Bandara, Imigrasi Tunda Keberangkatan 1.243 Jemaah Calon Haji

Bertolak ke Tanah Suci, Amirulhaj Kawal Langsung Layanan Jemaah Haji

KPK dan SMSI Sepakat Jalin Kerjasama Pencegahan Korupsi di Sektor Usaha Media Siber

KI Riau dan Jogya Sepakat Terus Dorong Transparansi BUMD

Ketum Firdaus Bersama Pengurus SMSI Pusat Audiensi dengan Mendikdasmen Abdul Mu’ti

Mendagri: SPM Awards 2025 Bukti Nyata Negara Hadir Untuk Rakyat

Diduga Nonprosedural dari Sejumlah Bandara, Imigrasi Tunda Keberangkatan 1.243 Jemaah Calon Haji

Bertolak ke Tanah Suci, Amirulhaj Kawal Langsung Layanan Jemaah Haji

KPK dan SMSI Sepakat Jalin Kerjasama Pencegahan Korupsi di Sektor Usaha Media Siber

KI Riau dan Jogya Sepakat Terus Dorong Transparansi BUMD

Ketum Firdaus Bersama Pengurus SMSI Pusat Audiensi dengan Mendikdasmen Abdul Mu’ti

Mendagri: SPM Awards 2025 Bukti Nyata Negara Hadir Untuk Rakyat



Tulis Komentar



HarianTimes TV +

Pipa Minyak Blok Rokan di Km 16 Balam, Rohil Bocor, Minyak Mentah Membasahi Hampir Sebagian Badan Jalan

24 Juli 2024
Harlindup, Aktivis Lingkungan Kunni Marohanti Turun ke Jalan Kampanyekan Keadilan Ekologis
05 Juni 2023
Rakernas Berakhir, SMSI Minta Presiden Joko Widodo Tidak Menandatangani Rancangan Perpres Publisher Right
08 Maret 2023
TERKINI +
Gencarkan Patroli C3, Regu Pleton Standby Polres Siak Sasar Objek Vital dan Daerah Rawan Karhutla
07 Juni 2025
Wako Pekanbaru Serahkan Sapi Qurban Bantuan Presiden RI ke Warga RW 04 Sri Meranti
06 Juni 2025
Selama Pelantikan Bupati dan Wabup Siak, PLN Sukses Amankan Pasokan Listrik
06 Juni 2025
Shalat Idul Adha di Tasik Betung, Dr Afni: Kita akan Bangun Kampung-Kampung yang Jauh dari Pusat Kecamatan
06 Juni 2025
Idul Adha 1446 H, PWI Riau akan Sembelih 7 Hewan Qurban
05 Juni 2025
Sambut PWI dan SMSI, Dr Afni Berharap Dukungan untuk Siak Hebat dan Bermartabat
05 Juni 2025
Dari Wartawan Jadi Bupati, Banyak Harapan yang Disematkan pada Afni Zulkifli
05 Juni 2025
Kunni Masrohanti Dipercaya Kemenbud Gelar Festival Seni Budaya Melayu Riau
05 Juni 2025
Gebyar Sholawat Dihadiri Ribuan Santri, Dr Afni: Mari Kita Bangun Siak Ini Sama-Sama
04 Juni 2025
Ajak Tamu Undangan Makan Beghanyut, Dr Afni: Menu yang Ditawarkan Autentik Khas Melayu Siak
04 Juni 2025
TERPOPULER +
  • 1 SK Pelantikan Bupati dan Wabup Siak Periode 2025-2030 Dr Afni Z-Syamsurizal Sudah Diteken Mendagri
  • 2 Tim Transisi di Pemkab Siak Mulai Bekerja, Berikut 10 Pesan Khusus Bupati Siak Terpilih Dr Afni
  • 3 Serangan Jantung, Jemaah BTH-08 Reni Maifida Zainal Muhammad Wafat di Mekkah
  • 4 Tiga Calon Rektor UIR Periode 2025-2029 Resmi Ditetapkan Usai Penetapan Penjaringan Rapat Senat
  • 5 Mengukir Jalan Menuju Puncak, Admiral dan Harapan Baru UIR
  • 6 SMSI Pusat Serahkan Anugerah Sahabat Pers ke Dr Bagus Santoso dan Dr Afni Z
  • 7 Suarakan Riau Jadi Daerah Istimewa di Senayan, Abdul Hamid: Mari Kita Semua Bersama-Sama Mendukung
  • 8 Apdesi Riau-Kejati Bangun Sinergitas Penguatan Tata Kelola Pemdes
  • 9 Hendry dan Zulmansyah Sepakat Kongres PWI Digelar Paling Lambat Agustus 2025
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
HarianTimes.com ©2018 | All Right Reserved