AKBP Hardi Dinata: Jangan Menunggu Api Muncul Baru Bergerak
Kuliah Umum di UIR, Menag Paparkan Peran Gen Z dalam Kemajuan Islam
Pilkada Siak Salah Satu Kasus yang Dikaji Forum Evaluasi PSU 2025
Bangun Paradigma Baru, Menag Ajak ASN Kemenag Jadi “Manusia Langit"
Rapimnas SMSI, Kasad: Terus Kembangkan Jurnalisme Damai, Jujur dan Jernih

Jakarta, Hariantimes.com - Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Markas Besar Angkatan Darat, Jalan Veteran Jakarta, Kamis (21/07/2021) pagi.
Rapimnas SMSI yang dibuka Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dr Dudung Abdurachman SE MM ini dihadiri sejumlah tokoh dan pejabat antara lain Ketua Dewan Pertimbangan SMSI Budiman Sudjatmiko dan dua anggota Dewan Pertimbangan SMSI Bona Ventura Sulistiana dan Drs KH M Ma’shum Hidayatullah MM, Dewan Penasehat Ervik Ary Susanto, Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Depari, Danjen Kopassus Mayjen TNI H Iwan Setiawan SE MM, Komandan Pusat Sandi dan Siber TNI-AD Brigadir Jenderal TNI Iroth Sonny Edhie, Wakil Inspektur Jenderal TNI Angkatan Darat Mayor Jenderal TNI Hassanudin SIP MM,
Wakil serta Ketua Dewan Pers Prof Dr H Azyumardi Azra MPhil MA CBE yang berbicara sebagai pembicara kunci rakernas tersebut.
Ketua Umum SMSI Firdaus dalam kata sambutannya mengatakan, SMSI pada mulanya hadir sebagai jawaban atas keprihatinan fungsionaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat terhadap perubahan drastis dunia jurnalistik yang tadinya dari media cetak lalu berpindah ke media siber. Keprihatinan tersebut dalam perjalanannya menjadi kenyataan yang tak bisa dibantah lagi pada saat ini. Dimana aktivitas jurnalistik mayoritas sudah dalam bentuk media digital.
"Maka menjadi wajar, jika masa depan media masa ada di media siber," sebut Firdaus.
Sebagai antisipasi terhadap perubahan yang akan terus berlangsung di masa depan, sambung Firdaus, pihakya telah menyusun sejumlah langkah dan strategi serta program. Salah satunya dengan masuk ke Metaverse serta membuat crypto atau NFT.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dr Dudung Abdurachman SE MM mengatakan, media yang tergabung dalam Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) mengawal nilai luhur Pancasila. Dan negara ini didirikan atas banyak perbedaan. Pendiri bangsa mengelola perbedaan itu.
“Tugas kita adalah bagaimana mengemas perbedaan itu menjadi kekuatan Persatuan Indonesia,” ucap Jenderal Dudung Abdurachman sembari mengajak anggota SMSI terus menjalankan fungsi kewartawanannya sesuai dengan kode etik jurnalistik yang selama ini berlaku dan dipedomani.
"Kode etik yang antara lain mengedepankan jurnalisme jujur. Tujuannya menghadirkan kabar yang layak didengar masyarakat. Imbauan tersebut merupakan satu dari sejumlah. Saya berpesan agar organisasi yang menaungi lebih dari 2.000 orang anggota perusahaan media digital di seluruh Indonesia ini terus mengembangkan jurnalisme damai, jujur serta jernih dalam menyampaikan berita yang layak diterima di masyarakat,” kata Jenderal Dudung saat berbicara di depan ratusan peserta rapat pimpinan SMSI yang datang dari seluruh Indonesia serta tamu undangan lain.
Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ini juga juga mengharapkan agar kode etik jurnalistik tetap menjadi asas utama anggota SMSI sehingga aktivitas pemberitaan yang dilakukan tidak semata mencari popularitas, namun lebih memilih untuk hanya menyampaikan berita dan informasi yang layak untuk diterima masyarakat.
Dengan adanya kesadaran tersebut, kata Dudung, jurnalisme yang baik dalam prakteknya tidak akan bekerja keluar dari aturan, atau menghindari penyalahgunaan informasi yang tujuan utamanya hanya kepada peningkatkan penjualan maupun untuk mencari keuntungan yang lain.
“Sehingga pada tahap lainnya, jika kesadaran itu timbul, maka anggota SMSI secara langsung mempunyai tanggungjawab untuk menulis berita yang benar sekaligus menangkal hoaks atau kabar bohong,” kata Dudung.
Dudung juga berpesan agar melalui forum Rapimnas ini SMSI terus membangun sinergitas antar perusahaan media, dewan pers, PWI, maupun dengan Komisi Penyiaran Indonesia yang tetap dalam pondasi negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan beratap kebhinekaan.
Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ini juga juga mengharapkan, agar kode etik jurnalistik tetap menjadi asas utama anggota SMSI. Sehingga aktivitas pemberitaan yang dilakukan tidak semata mencari popularitas, namun lebih memilih untuk hanya menyampaikan berita dan informasi yang layak untuk diterima masyarakat.
Dengan adanya kesadaran tersebut, kata Dudung, jurnalisme yang baik dalam prakteknya tidak akan bekerja keluar dari aturan, atau menghindari penyalahgunaan informasi yang tujuan utamanya hanya kepada peningkatkan penjualan maupun untuk mencari keuntungan yang lain.
“Sehingga pada tahap lainnya, jika kesadaran itu timbul, maka anggota SMSI secara langsung mempunyai tanggungjawab untuk menulis berita yang benar sekaligus menangkal hoaks atau kabar bohong,” kata Dudung sembari meminta SMSI mengembalikan esensi jurnalisme dalam kerangka menjaga persatuan dan kesatuan serta menjaga dan merawat sacara sungguh-sungguh nilai-nilai Pancasila.
Dukungan Dudung kepada SMSI sendiri tidak bisa diragukan lagi, karena dirinya telah hadir dan menjadi pembina SMSI. Dan atas dukungan tanpa henti itu pula yang menjadi alasan mengapa SMSI saat Rakernas menyematkan pin emas kepada mantan loper koran saat kecil ini.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Pers Prof Dr Azyumardi Azra mengatakan, perlu mengembangkan jurnalisme berbasis Pancasila (Pancasila Based Journalism).(*)
Tulis Komentar