Kanal

Muhammad Idris Ngaku Upah Hanya Bisa untuk Gali Lobang Tutup Lobang

KELAPA menjadi salah satu komoditas perkebunan andalan di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Bahkan, bagi masyarakat Indragiri Hilir kelapa tak hanya sebagai primadona sumber ekonomi masyarakat. Tapi lebih dari itu, kelapa menjadi identitas dan jati diri Kabupaten Indragiri Hilir hingga dijuluki “Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia”.

Lalu dengan adanya kelapa, bagaimana masyarakat mendapatkan penghasilan? dan bagaimana peran perusahaan yang ada bersama pemerintah setempat mensejahterakan masyarakat?

Kemudian, dengan adanya kebun kelapa, siapa saja yang menggantungkan kehidupan terhadapnya, terutama dilevel paling bawah?

Jadi, kelapa adalah denyut kehidupan penduduk Indragiri Hilir. Kalau ada masalah dengan kelapa, mereka langsung risau. Mereka memang hidup dari dan bergantung pada kelapa. 

Seperti yang dirasakan oleh Muhammad Idris. Warga Kampung Hidayat Desa Teluk Dalam Kecamatan Kuala Indragiri yang sehari-harinya bekerja sebagai pengopek buah kelapa, Sabtu (18/03/2023) ini kepada penulis menceritakan, pekerjaan ini telah dilakoninya sejak masih bujangan, tepatnya tahun 1978. Dan hingga sekarang, profesi ini sudah mendarah daging sebagai sumber kehidupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dengan senyum ramahnya, Muhammad Idris menceritakan bagaimana dia belajar mengopek buah kelapa dari orangtuanya dan bekerja dengan tekun hingga kini menjadi profesi yang memenuhi kebutuhan hidupnya.

Setiap hari, Muhammad Idris bisa mengopek hingga 1.000 buah kelapa, dan jika kondisi fisiknya sedang fit, dapat mencapai 1.005 buah kelapa. Namun, upah dari mengopek buah kelapa hanya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tidak cukup untuk menyisihkan uang. Sistem upahnya juga perbuah dimana setiap buah diupah Rp130.

Namun, Muhammad Idris tidak selalu mengopek buah kelapa setiap hari dan terkadang ia tidak mengopek selama satu minggu. Meskipun demikian, Muhammad Idris tetap sabar dan tekun dalam melakoni pekerjaan ini.

Lantas bagaimana kisah Muhammad Idris melakoni pekerjaan sebagai pengopek buah kelapa ini?

Kepada penulis, Muhammad Idris menceritakan awalnya ikut membantu orangtuanya yang kala itu punya pohon kelapa. Melihat orangtuanya bekerja mengopek buah kelapa, maka dirinya pun ikut-ikutan juga mencoba mengopek buah kelapa yang sudah dipetik dari pohon kelapa miliknya.

"Pertama kita kan anak-anak. Orangtua kita punya kelapa. Kita nengok orangtua, oh kerjanya begitu. Ya kita jadi ikut orangtua ngerjakan dari ngangkut hingga mengopek. Kemarin kopra namanya, dibelah dan dicungkil. Bawanya pakai karung, bukan pakai kilo ini. Sejak saat itulah kita pandai ikut kerjaan orangtua. Apa kerjaan orangtua, diikuti. Alhasil, begitu kita berkeluarga tidak asing lagi dengan masalah pekerjaan mengopek buah kelapa ini," tutur Pak Idris sambil mengopek satu per satu buah kelapa yang menumpuk dihadapannya.

Setiap hari Muhammad Idris mengaku bisa mengopek hingga 1.000 buah kelapa. Namun jika kondisi fisiknya sedang fit, Muhammad Idris bisa mengopek hingga 1.005 buah kelapa.

"Saya hanya mengambil upah ngopek. Dan upah hasil ngopek buah kelapa ini hanya bisa untuk gali lobang tutup lobang. Dipakai untuk hari ini habis, lanjut lagi keesokan harinya. Dan saya sudah tiga hari belum ada istirahat," ujar Muhammad Idris sembari menyebutkan, sistem mengopek buah kelapa upahnya perbuah. Setiap buah diupah Rp130.

"Kalau bisa mengopek hingga 1.000 buah, penghasilan saya Rp130.000 perhari. Tapi itu tidak setiap hari. Karena ada masanya saya tidak mengopek buah kelapa. Bahkan kadang-kadang ada satu minggu saya tidak mengopek buah kelapa," sebut Muhammad Idris.

Pohon Kehidupan

Pohon kelapa disebut-sebut sebagai “pohon kehidupan”. Jadi wajar bila kehidupan penduduk Kabupaten Indragiri Hilir sangat bergantung pada pohon kelapa.

Dikatakan demikian, karena dari akar sampai pucuk daun pohon kelapa semuanya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Daun kelapa misalnya, dapat dimanfaatkan untuk atap rumah, ketupat, janur dan sapu lidi.

Dari buahnya, masyarakat mendapatkan air kelapa yang sangat bermanfaat sebagai pengganti ion tubuh. Daging buahnya selain untuk es kelapa muda, buah yang tua dapat dijadikan minyak kelapa yang manfaatnya banyak. 

Tempurung kelapa selain untuk arang, juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kerajinan. Sedangkan serabutnya dapat dimanfaatkan untuk cocofit dan coco fiber. 

Batang kelapa bisa dijadikan bahan bangunan. Mutunya bagus.  Batang kelapa juga dapat digunakan untuk perabot rumah tangga dan kerajinan. Akarnya ternyata berkhasiat sebagai obat dan juga untuk kerajinan dan pewarna makanan. 

"Di Inhil ini ada sekitar 67 persen penduduknya berpenghasilan perkebunan kelapa. Kalau kita estimasikan kelapa setiap tahunnya dipanen tu sekitar 5,5 miliar butir/tahun. Panen sekitar 5,5 miliar butir kelapa, yang mampu diserap perusahaan, baru 1 miliar sampai 1,8 miliar. Artinya, ada sekitar 3 sampai 4 miliar kelapa yang tidak bisa diserap. Itu estimasi kami ya," beber Sekretaris Dinas Perkebunan Inhil Abdurrahman SPi MSi saat ramah tamah bersama rombongan safari jurnalistik PWI Riau di Tembilahan, Sabtu (18/03/2023) malam.

Lalu untuk estimasi potensi manfaat kelapa, sebut Abdurrahman, ada lima manfaat. Ada sabut, dimanfaatkan untuk sabut dan daging buah yang bisa untuk kopra, atau masih banyak lagi turunannya.

"Kalau daging buah, yang banyak disini, yang dikelola masyarakat, daging buah menjadi kopra," katanya.

Kemudian ada air kelapa. Ini air kelapa ini ditengah masyarakat masih dibuang, belum dimanfaatkan. Kemudian ada tempurung, dijadikan arang. Ada kayu batang kelapa yang biasa digunakan sebagai papan untuk furniture.

"Kalau kita lihat, untuk sabut saja, estimasi kita, referensi dari sahabat kelapa, sekitar 4,4 miliar Kg, belum dimanfaatkan, kemudian daging buah, 3.987.500.000 Kg, kalau ini sudah dimanfaatkannya, sebagian lari ke Sambu. Air kelapa, 3.162.500.000 liter. Kemudian tempurung ada sekitar 2,2 miliar Kg, batang sekitar 6.379.976 M3," ulasnya sembari menyampaikan, di Kabupaten Indragiri Hilir terdapat industri besar yang bergerak di Industri hilir kelapa dan industri turunannya. Yakni Inhil Sari Mas Kelapa, Sungai Gantang, PT Riau Sakti United Plantation, Pulau Burung, PT Pulau Sambu Sungai Guntung, PT Kokonako Indonesia, Pulau Palas, PT Pulau Sambu Kuala Enok.

Sebenarnya, sebut Abdurrahman, pemerintah katanya selalu berbuat untuk masyarakat. Pada tahun 2017, kelapa ini sempat menyentuh Rp3.000 per butir atau per KGnya.

Namun beberapa tahun kemudian, berangsur turun, pernah mengalami Rp600. Kemudian bangkit lagi, sekarang mulai naik Rp1.500 hingga Rp1.600.

"Kami kan juga punya pendataan, harga, mengikuti perkembangan. Ini memang kami pemda ni kelimpungan juga ni, turun naik turun naik, kalau sawit, ada harga HET, sekian harganya," katanya membandingkan.

Kalau kelapa diakui Abdurrahman belum ditangani pemerintah. Pemkab Inhil katanya coba melakukan pertemuan-pertemuan dengan asosiasi-asosiasi perkelapaan, audiensi, bahkan sampai Menko Perekonomian, dengan tujuan kelapa ini juga disamakan dengan sawit, ada harga ditetapkan oleh pemerintah.

"Kalau harga, pasar yang menentukan. Kita tidak punya kemampuan untuk menaikkan harga. Bahkan kelapa yang miliaran butir itu tidak bisa tertampung," katanya.(*)


Penulis: Zulmiron

Berita Terkait

Berita Terpopuler