PILIHAN
+
Rektor UIR Prof Syafrinaldi: Mimpi Kami Masih Besar Lagi
Dibaca : 152 Kali
IZI Bersama Kanwil DJBC Riau Berbagi Paket Sembako di Cinta Raja
Dibaca : 166 Kali
PSU Siak Butuh Anggaran Hampir Setengah Miliar Rupiah
Dibaca : 200 Kali
Ketua PWI Riau Raja Isyam Apresiasi PHR Santuni Yatim dan Janda Wartawan
Dibaca : 200 Kali
Simulasi Keberangkatan CJH di EHA Riau Berjalan Baik
Eda: Kerjasama Satu Tim Sangat Dibutuhkan

Simulasi perdana calon jamaah haji di Embarkasi Haji Antara Riau.
Pekanbaru, Hariantimes.com - Secara umum, penyelenggaraan simulasi perdana calon jamaah haji di Embarkasi Haji Antara Riau berjalan dengan baik.
Meski ada sejumlah kelemahan dan masukkan, itu harus diperbaiki pada simulasi selanjutnya.
"Pertama, belum ada dari pihak penerbangan yang melakukan simulasi pembagian boarding pass untuk jemaah," sebut Kasi Penyiapan Transportasi Udara Ditjen PHU Kemenag RI Eda Yati Dasril saat rapat bersama instansi yang terlibat dalam penyelenggaraan Ibadah haji Tahun 1440 H/2019 M, Kamis (02/05/2019).
Rapat itu berkaitan dengan evaluasi penyelenggaran simulasi haji jamaah Riau Tahun 1440H/2019 M yang diwakili dua rombongan jamaah Pekanbaru.
Lalu yang kedua, beber Eda, adanya pemindahan SOP terkait pembagian pasport jamaah, yang awalnya akan dibagikan saat kedatangan dirubah kembali. Mengingat dokumen negara yang harus dijaga, diserahkan pada saat keberangkatan saja.
"Dengan kata lain, simulasi kedepan akan kita lakukan tentang pelaksanaan simulasi Ibadah Haji secara menyeluruh yang harus diikuti oleh jamaah calon haji. Kalau hari ini kan baru uji coba dua rombongan. Besar harapan nanti akan ada simulasi lengkap dengan satu kloter dengan uji coba termasuk didalamnya problem solving bila terjadi kasus," imbuhnya sembari menyebutkan, kasus ini bisa saja kasus KLB. Dimana kasus jamaah gagal berangkat karena alasan kesehatan, karena hamil, kesalahan pasport atau kesalahan visa, ada yang cegah tangkal atau evakuasi pasien.
Masalah dalam pelayanan ibadah haji ini, katanya, sangat variatif dan dinamis. Karena itu, kerjasama satu tim sangat dibutuhkan dan masing-masing stakeholder yang bekerja dalam satu atap punya otoritasnya masing-masing.
“Setiap stakeholder harus menghormati wewenang masing-masing. Ketika ada jamaah itu tidak bisa berangkat, itu sudah wewenang KKP. Tidak ada intervensi dari pihak manapun. Ketika jamaah terdeteksi cegah tangkal karena ada kasus siapapun tidak bisa membantu itu, karena sudah wewenangnya pihak imigrasi," katanya.
Begitu pula dengan kasus custom, ketika jamaah haji ingin membawa uang lebih dari seratus juta, harus lapor kepada custom sebelum pasportnya dicap.
“Dan ini wewenang custom. Dan Kemenag dalam hal ini bertugas dalam hal mobilisasi jamaah, proses dokumen visa yang sudah ada, pembagian uang, pembagian gelang hingga layanan ibadah itu sudah lahannya Kemenag," tegas Eda seraya menekankan perlu adanya kerjasama dan kepercayaan dari setiap stakeholder holder untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah. Dan pihaknya mengaku bersama para tim telah menyusun dua SOP terkait keberangkatan dan kepulangan jamaah. Ada SOP untuk yang mulus mulus saja, dan ada SOP bila terjadi Force Majeure.
"Karena itu, simulasi yang dilakukan perdana untuk Embarkasi Haji Antara Riau, merupakan simulasi yang aman tanpa ada kasus," katanya.
Menurutnya, proses layanan satu atap ini sudah mengacu kepada SOP yang sudah disepakati. Namun ada masukkan dari pihak imigrasi untuk pemberian pasport.
“Yang awalnya pasport akan dibagikan pada waktu penerimaan kedatangan, dikhawatirkan akan tercecer, rusak atau hilang, maka pihak imigrasi akan membagikan pasport pada saat keberangkatan saja pada saat jamaah sudah steril,†jelasnya.
Selain itu, katanya, pada saat kedatangan yang akan berperan Dinas Kesehatan, layanan satu atap seperti living cost (pembagian uang), pembagian gelang, pembagian boarding pass dari pihak penerbangan.
Sementara untuk pelayanan custom imigrasi dilakukan pada saat keberangkatan.
“Nantinya di ruang sterilisasi, yang mempunyai wewenang otoritas penuh adalah dari pihak custom, security dan imigrasi. Maka siapapun yang masuk di ruang kedatangan harus melalui proses X-ray dan wall true yang ada," beber Erda seraya menyampaikan, simulasi yang dilaksanakan di EHA merupakan simulasi normal tanpa kasus.
â€Ini sudah 80 persen. Insya Allah akan bisa ketahuan fungsi dan tugas masing-masing SKPD dan PPIH sudah mengacu pada SOP yang dibuat,†katanya.(*/ron)
Tulis Komentar