Kanal

Hj Emi: Motif Songket dan Batik Sudah Dipatenkan dan Jadi Icon Busana Kuansing

Teluk Kuantan, HarianTimes.com - Dalam rangka mengisi Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-75, Dekranasda Kuansing kembali mempersembahkan karya anak negeri jalur Kabupaten Kuantan Singingi. Dalam hal ini dengan karya tenunan Songket dan Batik Jalur Kuansing yang telah mampu secara perlahan mengangkat derajat serta mengharumkan nama daerah di tingkat provinsi, bahkan nasional.

Bagaimana tidak, salah satu karya pakaian berciri khas asli daerah Kuantan Singingi, yakni Takuluak Barembai mampu menyita perhatian dan minat masyarakat luas, terutama masyarakat Kuansing, baik yang berdomisili maupun luar daerah kini bangga dengan pakaian tersebut. Terbukti, Takuluak Barembai kini menjelma bak sang primadona, sering digunakan dalam kegiatan-kegiatan sakral dan besar oleh petinggi negeri maupun kaum awam, bahkan untuk acara resepsi pernikahan.

Saat dilakukan investigasi oleh HarianTimes.com, pada Senin (17/8/2020) bertandang berbincang-bincang dengan Sang Pentolan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kabupaten Kuantan Singingi, Hj Emi Safitri Mursini memaparkan tentang Batik dan Songket buatan asli putra-putri negeri jalur.

Ketua Dekranasda, Hj Emi Safitri Mursini mengatakan bahwa dirinya sangat bangga dengan karya yang dihasilkan putra-putri Kabupaten Kuantan Singingi, terutama dengan karya Takuluak Barembai yang kini menjelma sebagai pakaian kebesaran dan melekat dihati kaum masyarakat secara merata.

"Bangga Buatan Indonesia, Buatan Putra-Putri Negeri Jalur, Bangga Dengan Karya Putra-Putri Kuansing," demikian kalimat yang terlontar sayup-sayup manis dari senyum sumringah Sang Ibu Negeri Jalur Kuantan Singingi, Hj Emi Safitri Mursini.

Beliau menceritakan, bahwa Dekranasda sudah berusaha berbuat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui produksi, promosi dan konsumsi produk Kuantan Singingi.

"Mengangkat budaya meningkatkan martabat," demikian kata yang pantas diucapkan dan diabadikan dalam diri sebagai wujud kecintaan beliau terhadap Kuantan Singingi.

"Saat ini sudah kita rasakan kehadiran produk produk kita terutama Songket dan Batik," ujar Emi.

"Motif Songket Sudah di patenkan dan sudah menjadi icon busana Kuansing, begitu juga dengan batik Kuansing yang sudah tersebar di 3 kecamatan, yakni Gunung Toar, Singingi dan Kuantan Hilir," beber ibu yang akrab disapa Mami itu.

"Motif Takuluak Barembai berhasil menarik perhatian daerah lain, sehingga Motif Takuluak Barembai menjadi primadona konsumen dari berbagai kalangan, baik dari Kabupaten Kuansing sendiri maupun dari masyarakat Kuansing yang berada di perantauan, bahkan baju pesta pengantin juga sudah menggunakan Songket Kuansing dan Takuluak Barembai," paparnya dengan nada lembut gemulai ciri khas seorang keibuannya.

Sementara itu, menurut pandangan Pemuka Adat Kabupaten Kuantan Singingi, Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kuansing, Datuk Seri Pebri Mahmud hasil karya seperti Batik, Songket, atau karya seni budaya lainnya termasuk dalam adat istiadat, adat basuri batauladan. "Maksudnya hasil karya yang dibuat oleh anak negeri baik karya orisinil, atau karya seni baru yang diadopsi dari karya seni daerah lain yang telah disesuaikan dengan karakter lokal dan identitas sendiri.

"Adat istiadat adalah ketentuan adat yang dibuat dan disusun berdasarkan musyawarah mufakat oleh ninik mamak dalam suatu nogori. Adat istiadat ini mengatur tentang masalah kesukaan dan permainan anak nogori, sesuai dengan mungkin jo patuik. Ketentuan adat ini juga berbeda beda antara satu nogori dengan nogori yang lain karena berbedanya kesukaan dan kemauan masyarakat nogori yang satu dengan nogori yang lain".

"Bentuk dari adat istiadat ini adalah berupa kesenangan atau hobi masyarakat suatu nogori, seperti kesenian, olah raga. Kesenangan dan kesukaan anak nogori itu dikukuhkan oleh para ninik mamak nogori tersebut menjadi ketentuan adat istiadat," ucap Datuk Seri.

Lebih lanjut, beliau mengatakan khusus untuk Takuluak Barembai yang kini sangat digemari dan sudah banyak dipesan oleh semua kalangan, baik dalam maupun luar daerah bahkan untuk resepsi pesta pernikahan. "Takuluak Barembai sudah menjadi icon Kuansing saat ini, terus kembangkan dengan inovasi inovasi motif baru yang tidak meninggalkan motif aslinya, nah inilah yang membuat daya tarik bagi masyarakat itu sendiri, sehingga masyarakat anak cucu kemenakan berminat dan tertarik," sebut Datuk Pebri.

Kedepannya, sambung Datuk Pebri, beliau berharap agar hal-hal yang seperti ini bernilai kebudayaan yang menggambarkan ciri khas suatu daerah harus lebih dikembangkan. Maksudnya, dikembangkan dengan seni dan motif dari kenogorian lainnya yang ada di Kabupaten Kuansing.

"Motif ini berasal dari karya seni Kenogorian Teluk Kuantan. Tentu kita juga menunggu karya seni dari nogori nogori lainnya yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi," pinta Datuk Pebri.

"Agar khasanah budaya dalam bentuk karya seni semakin beragam," jelasnya.

Kedepan, Datuk Seri Pebri Mahmud juga menyarankan, "Untuk pengrajin Batik dan Songket Kuansing teruslah berbenah, berkarya dan ciptakan inovasi baru, karena karya seni bukan termasuk adat lamo pisoko usang, tetapi masuk dalam kategori adat yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman," terangnya.*

Berita Terkait

Berita Terpopuler