Kanal

Polres Meranti Beri Keterangan Resmi

Meranti, Hariantimes.com - Polres Kepulauan Meranti memberi keterangan resmi terkait aksi penyerangan seorang warga di Mapolres Meranti.

Dalam kesempatan itu, Polres Meranti menghadirkan sejumlah bukti dalam penyerangan tersebut.

"Ada warga sipil bernama Hmd, warga Melai yang tinggal di Jalan Alah Air bersama anak dan Istrinya. Hmd diberi teguran karena tidak memakai helm dalam kegiatan strong poin Satlantas Oolres Meranti. Hanya ditegur dan lalu dirinya meninggalkan sepeda motonya. Tidak terjadi tilang," ujar Kapolres AKBP Taupiq Lukman Nurhidayat SIK MH Kepada awak media saat pers rilis lantai II Mapolres Meranti, Sabtu (14/03/2020) siang.

Selain itu, motor Hmd ditinggalnya dan Hmd pulang ke rumah dengan rasa dendam dan mengunggah status di facebook miliknya dengan mengancam polisi ingin menghabiskan nyawa polisi. Begitu bunyi status fecebook yang hanya sebagian orang mengetahuinya.

"Ada lagi, Hmd sempat berkomunikasi bersama A lewat whatshapp yang belum jelas keberadaannya dan melaporkan ingin kuat menghabisi polisi," cakap Kapolres kelima di Kota Sagu ini.

Selanjutnya, Hmd dengan membawa rasa dendam membara di tengah jalan membuat rusuh dengan orang banyak melaporkan bahwa diri Hmd sering membuat keributan.

Lanjut Kapolres, Brigadir Riszki Tampa sengaja lewat karena meminta izin sakit membeli obat. Lalu Riski jumpa dan melihat Hmd berjalan sering membuat rusuh lalu membawanya ke Makopolres Meranti.

"Sesampainya di Makopolres, Hmd mengamuk lalu memukuli anggota Polres yang piket dan membuat monitor Piket SPKT pecah. Tidak hanya itu, Hmd juga memukuli Anggota Polres dengan paralon, sehingga patah dan memanggil piket Reskrim untuk menanganinya. Lalu piket Reskrim mau diajak berduel. Lalu Hmd marah mengeluarkan sebuah badik pisau mengejar Tomi, sehingga Tomi melepaskan tembakan terukur," jelas Kapolres.

Saat itu, korban dinyatakan meninggal dunia setelah dipangil dokter menyatakan sudah tidak bernyawa.

Selanjutnya, tokoh masyarakat berkumpul musyawarah dan membawa korban di RSUD untuk diotopsi mengambil peluruh yang bersarang di tubuh korban.

"Korban sudah diantarakan pulang ke rumah duka dan sudah dikebumikan," jelas Kapolres.

Terkait kejadian tersebut, keluarga pelaku penyerangan di Markas Polisi Resor (Mapolres) Kepulauan Meranti, ikhlas atas kepergian almarhum.

Setiawan Ardi Wiranata (23), anak pertama pelaku menyampaikan keluarga ikhlas atas wafatnya almarhum.

“Saya Setiawan Ardi Wiranata anak pertama dari Bapak Abdul Hamid dan Ibu Sarinah menerima dengan ikhlas atas kejadian yang menimpa almarhum,” ungkapnya kepada Media, Sabtu (14/03/2020) lalu.

Anak pertama yang akrab disapa Iwan tersebut, juga menjelaskan sudah menerima dengan lapang dada dan menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada pihak berwajib.

“Kami dari keluarga sudah ikhlas, dan saya pun sudah ke Polres melihat rekrontruksi adegan. Kami sepenuhnya menyerahkan proses selanjutnya kepada penegak hukum,” tambahnya.

Iwan yang didampingi keluarga juga meminta kepada seluruh media sosial, media online dan dan media cetak untuk tidak memberitakan kejadian yang tidak benar.

“Saya dan keluarga meminta kepada seluruh media sosial, media online dan media cetak agar tidak memberitakan hal-hal yang tidak benar. Beliau sudah tenang disana,” pintanya.

Kemudian ungkapan senada disampaikan Dana (20) anak kedua Almarhum yang berharap kepada semua pihak untuk tidak memperkeruh suasana dan menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum agar menyelesaikan kasus ini dengan adil.

“Kami meminta kepada semua pihak untuk tidak meprokasi keadaan dan membuat berita yang simpang siur. Karena Ayah kami sudah tenang dialam sana. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum untuk melakukan penyelidikan dengan seadil-adilnya,” harapnya.

Selanjutnya Sarinah (40) istri Hmd juga berharap agar semua pihak membantu meringankan beban bukan justru memperkeruh suasana.

“Kami meminta agar semua pihak tidak memperkeruh suasana. Kami sudah ikhlas dan terima kejadian ini. Suami  saya meninggalkan tiga orang anak, Iwan yang berusia 23 tahun, Dana 20 tahun, dan Rizal 7 tahun, merupakan amanah yang menjadi tanggungjawab saya. Dan menjadi fokus saya kedepan, karena mereka masih kecil-kecil dan membutuhkan biaya untuk menempuh pendidikan untuk menggapai cita-cita mereka,” jelasnya.(*)


Penulis : Tengku Harzuin

Berita Terkait

Berita Terpopuler