Pekanbaru, Hariantimes.com - Tujuh dari 10 gedung baru Universitas Riau (Unri) yang dibangun dengan dana loan Asian Development Bank (ADB), sudah rampung dikerjakan.
Bahkan, beberapa di antaranya sudah digunakan. Sementara tiga gedung lagi, ditargetkan harus selesai pada 31 Juli 2025 mendatang.
Hal itu disampaikan Rektor Universitas Riau (Unri) Prof Dr Sri Indarti SE MSi melalui press release yang dikirimkan ke Hariantimes.com, Selasa (24/03/2025).
Menurut Prof Sri, kesepuluh gedung itu dikelompokkan menjadi tiga paket pekerjaan konstruksi sipil (CWR), masing-masing CWR-01, CWR-02, dan CWR-03. Paket CWR-01 terdiri empat gedung: Pusat Kegiatan Mahasiswa (Student Centre-SC), Komplek Studi Kesehatan (Health Studies Complex - HSC), Ruang Kelas Terintegrasi (Integrated Classroom-IC), dan Laboratorium Terintegrasi (Integrated Laboratory-IL). Keempat gedung ini dibangun oleh PT Brantas Abipraya (Persero) dengan nilai Rp266 miliar dan sudah tuntas pembangunannya pada September 2024.
Paket CWR-03 terdiri dari gedung Pusat Pascasarjana (Post Graduate Centre-PGC), Pusat Sains Pangan (Food Science Centre -FSC) dan Rumah Kapal dan Pusat Kelautan (Boat House and Marine Centre-BHMC). Pembangunannya dilakukan oleh PT Nindya Karya dengan nilai Rp 203,8 miliar, dan sudah rampung p2 September 2024.
Sedangkan paket CWR-02, terdiri dari tiga gedung: Perpustakaan Utama Universitas (University Main Library-UML), Pusat Teknologi Informasi (Information and Technology Centre - ITC), dan Pusat Pelatihan Universitas (University Training Centre-UTC).
Gedung-gedung yang dibangun oleh PT Totalindo Eka Persada Tbk dengan nilai Rp115,8 miliar, ini sesuai kontrak harusnya selesai 9 April 2024. Namun, dengan alasan mengalami persoalan internal perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan Unri, PT Totalindo Eka Persada tidak dapat menyelesaikannya sesuai waktu di kontrak. Mereka juga tidak mengajukan perpanjangan masa berlaku jaminan pelaksanaan. Karena itu, pihak Asian Development Bank (ADB) selaku pemberi dana loan, bersama-sama Ditdaya Kemdiktisaintek, Project Manajement Unit (PMU), PMC & PMSC (konsultan) sepakat melakukan pemutusan kontrak kerja.
Final cut off pekerjaan fisik ini dicatat dalam dokumen berita acara nomor 599/UN19/PPK-PIU.AKSI/2024.
Perlu dicatat, pemutusan kontrak ini tidak dilakukan sekonyong-konyong. Sebelumnya, pihak pemberi kerja telah beberapa kali menyampaikan surat peringatan untuk perbaikan (notice to correct) kepada PT Totalindo, namun tidak digubris. “Sempat terjadi deviasi progress negative yang besar dan cukup lama dan tidak bisa diperbaiki, sehingga dinilai pekerjaan tidak akan dapat diselesaikan oleh kontraktor,” kata Rektor didampingi staf Bidang Komunikasi, Ridar Hendri PhD.
Rektor menambahkan, surat pemutusan kontrak yang dilayangkan, bernomor 176/UN19/PPK-PIU.AKSI/2024 yang disetujui pihak ADB melalui no objection letter (NOL) ADB: 058/L3749/IRM/2024. Sampai pada titik pemutusan kontrak, PT Totalindo dinilai sudah menuntaskan pekerjaan dengan bobot 80,7 persen dan sudah menerima pembayaran uang. Nilai uang yang dibayarkan sudah sesuai progres pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan nilai termin terakhir. Nilai tersebut juga telah diverifikasi, dilakukan pembobotan pekerjaan, dan dikonfirmasi melalui audit pisah batas oleh BPKP.
Untuk menuntaskan pekerjaan yang tersisa, Rektor Unri selaku kuasa pengguna anggaran (KPA), bersama-sama dengan Pejabat Pembuat Komitmen, Project Implementation Unit (PIU) Unri, pihak ADB dan PMU Kemdiktisaintek, dengan melibatkan pihak Kejati Riau, mencari solusi terbaik.
Keputusannya ialah memberi pekerjaan penyelesaian pembangunan dalam bentuk contract change order (CCO) kepada salah satu dari dua kontraktor pelaksana yang, ketik itu, sedang melaksanakan pekerjaan konstruksi pada paket CWR-01 (PT Brantas Abipraya), atau paket CWR-03 (PT Nindya Karya).
Untuk memilih salah satu dari kontraktor ini, dilakukan ‘mini kompetisi,’ dimana masing-masing perusahaan mengajukan harga penawaran penyelesaian pekerjaan sesuai dengan nilai rencana anggaran biaya (RAB). Pembukaan sampul penawaran harga, dilakukan 30 Agustus 2024, yang disaksikan oleh pihak ADB, PPK, PIU UNRI, PMSC & PMC, PMU dan kedua kontraktor yang ‘bersaing’ (PT Brantas Abipraya dan PT Nindya Karya).
"Hasilnya, PT Nindya Karya keluar sebagai pemenang karena mengajukan penawaran dengan harga paling kompetitif. Pekerjaan yang tersisa ini harus diselesaikan paling lambat 31 Juli 2025,” tegas Prof Sri Indarti sembari menjelaskan, PT Nindya Karya melakukan pekerjaan lanjutan berdasarkan perubahan kontrak CCO ke-9 yang telah disetujui ADB melalui surat NOL ADB: 010/L3749/IRM/2025. Dia memastikan semua langkah ini sudah sesuai prosedur, legal dan transparan. Keseluruhan proses yang ditempuh selalu melibatkan ADB, PMU, PMC, PMSC, PPK, dan PIU dengan persetujuan ADB.
Gedung Baru Mulai Digunakan
Dua dari tujuh gedung baru yang dibangun dengan dana loan ADB ini, awal tahun ini sudah mulai digunakan. Gedung SC sudah digunakan, antara lain untuk wisuda, Musrenbang, promosi, dan aktivitas mahasiswa lainnya. Lalu, gedung IC sudah digunakan untuk kuliah bersama pada beberapa mata kuliah wajib kurikulum, seperti Kewirausahaan, Budaya Melayu, Pancasila, Ilmu Lingkungan dan Mitigasi Bencana. Kuliah umum juga sering dilakukan di gedung yang menampung 5000 mahasiswa ini.
Sementara itu, gedung IL dan FSC masih dalam tahap persiapan, karena masih menunggu peralatan baru yang sedang didatangkan. Namun, berbagai aktivitas instalasi furnitur dan alat-alat instrument laboratorium telah masuk dan dipasang di gedung-gedung tersebut. Berbagai training penggunaan alat-alat laboratorium baru juga telah dilaksanakan.
Tim Persiapan Gedung IL dan FSC masih bekerja mempersiapkan tata kelola gedung, penataan alat dan furnitur, inventaris alat, perumusan SOP, dan pembuatan sistem informasi laboratorium.
Direncanakan pada semester ganjil 2025 sudah dapat digunakan untuk praktikum mata kuliah dan penelitian mahasiswa dan serta riset para dosen. Gedung PGC, HSC, dan BHMC sedang dalam persiapan penggunaan.
Program Pasca Sarjana Unri akan pindah ke PGC secepatnya. Prodi studi Kedokteran Hewan dan Keperawatan akan menggunakan gedung HSC, dan Pusat Kemaritiman dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan akan menggunakan BHMC.(*)