Kanal

Terkonfirmasi Covid-19 di Riau Bertambah 811 Kasus, Angka Tertinggi Pekanbaru

Pekanbaru, Hariantimes.com - Berdasarkan data per Kamis (27/05/2021), terdapat penambahan kasus terkonfirmasi sebanyak 811 orang.

Penambahan 811 kasus tersebut berada di seluruh kabupaten kota se provinsi Riau di antaranya Kota Pekanbaru 304 kasus, Dumai 119 kasus, Kabupaten Indragiri Hulu 90 kasus, Kuantan Singingi 75 kasus, Kampar 48 kasus, Rokan Hilir 34 kasus.

Selanjutnya juga terdapat penambahan di kabupaten Bengkalis sebanyak 27 kasus, Siak 24 kasus, Pelalawan 20 kasus, Rokan Hulu dan Provinsi Lain masing-masing 19 kasus, Indragiri Hilir 18 kasus dan Kepulauan Meranti sebanyak 14 kasus terkonfirmasi.

Dengan adanya penambahan tersebut, maka total terkonfirmasi saat ini berjumlah 57.701 kasus.

Dari total terkonfirmasi tersebut, di antaranya sedang melakukan isolasi mandiri 4.902 orang, dirawat di rumah sakit 862 orang, sudah dinyatakan sembuh sebanyak 50.427 orang dan meninggal dunia 1.510 orang.

"Selain penambahan kasus terkonfirmasi juga terdapat kabar baik, karena 248 pasien Covid-19 pada hari yang sama dinyatakan sembuh dan kabar dukanya terdapat penambahan 14 pasien yang dinyatakan meninggal karena Covid-19," terang Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Kamis (27/05/2021).

Kadiskes menyebutkan, suspek yang isolasi mandiri berjumlah 3.516 orang, isolasi di rumah sakit berjumlah 197 orang, selesai isolasi berjumlah 86.830 orang, dan meninggal dunia berjumlah 282 orang. Sehingga total suspek berjumlah 90.825 orang.

Juru Bicara Satuan Tugas (satgas) Penanggulangan Covid-19 Provinsi Riau, dr. Indra Yovi mengungkapkan, ada dua hal yang menjadi sebab meningkatnya kasus konfirmasi positif Covid-19 di wilayah setempat.

Dikatakan Yovi, analisis pertama, peningkatan kasus positif di Riau yang terjadi dalam kurun waktu terakhir, adalah imbas dari mobilisasi masyarakat yang kembali dari luar kota pasca libur hari raya Idul Fitri.

"Kejadian sesudah lebaran, ini memang terjadi sekarang. Orang yang kembali dari luar kota, itu kemudian datang ke Riau, tidak melalui screening yang pas, ternyata dia positif dan menjangkiti keluarganya," terang Yovi.

Setelah terjadi kasus "impor" dari luar daerah, lanjut Yovi, kemudian itu menyebabkan adanya klaster keluarga di Provonsi Riau. 

"Oleh karena itu, kami mengharapkan mungkin dalam beberapa waktu ke depan mungkin akan ada kebijakan kembali untuk work from home," ujarnya.

Analisis kedua, terang Yovi lagi, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro di Riau masih belum efektif. Sehingga, kedepan perlu dilakukan pengetatan kegiatan mobilisasi masyarakat yang lebih ketat lagi.

"Dasarnya apa ketidakberhasilan (PPKM), angkanya (kasus positif Covid-19 di Riau) naik. Dari situ saja kita bisa melihat bahwa PPKM di Riau tidak berjalan dengan semestinya. Kalau kita baca betul, aturannya bagus. Aturan PPKM itu kalau dijalankan dengan baik, insyaallah turun," bebernya.(*)

Berita Terkait

Berita Terpopuler