Kanal

Dalam Pembangunan Kesenian, Kemendikbud Siap Bersenergi dengan DKR

Pekanbaru, Hariantimes.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI siap bersenergi dengan Dewan Kesenian Riau (DKR) dalam pembangunan kesenian. 

Ini terungkap dalam audensi DKR dengan Kemendikbud dalam hal ini dihadiri Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Yudi Wahjudin, secara virtual, Sabtu (17/10/2020) siang.

Pada diskusi selama tiga jam, dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB yang mengangkat tema Strategi Sinergitas Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Pengembangan Kebudayaan Nasional itu, Ketua Umum DKR Taufik Hidayat mengatakan, Provinsi Riau dililit 4 sungai yang memiliki potensi cukup besar dan perlu dieksploitasi. 

"4 Sungai itu, Sungai Rokan, Sungai Kampar, Sungai Siak, dan Indragiri. Masing-masing sungai ini ada tapak sejarah yang luar biasa dan perlu dieksploitasi dengan mengunakan media lain, seperti pembuatan film," ucap Taufik yang lebih dikenal dengan nama Atan Lasak.

Pada kesempatan itu, Ketua III DKR Benny Riau juga memaparkan 5 program DKR secara berjenjang. Yakni:

1. Dokumentasi  berupa foto, video, penelitian
2. Edukasi  dalam bentuk bilik seni. 3. Sosialisasi berupa               ekosistem seni.
4. Presentasi dalam bentuk pertunjukan seni, dan terakhir ke-5.  Ekspansi atau touring seni.

Ketua II DKR Arza Aibonotika, berpendapat bahwa majunya suatu negara tak terlepas dari pemikiran kebudayaan. Lubung pemikiran itu ada pada kebudayaan, sehingga dia meminta agar ada solusi dari pemerintah pusat terkait Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR). 

Salah seorang Panasehat DKR, Taufik Ikram Jamil, sangat sepakat apa yang disampaikan Ketua II ini. "Diskusi ini sangat menarik dan luar biasa, apalagi begitu terbukanya pihak Kementerian Dikbud.  Pemikiran terhadap lubung ini bagian dari pembentukan SDM. Hari ini anak-anak AKMR memang masih muda, namun 10 tahun akan datang apa yang terjadi, jelas perlu ada SDM baru dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya," kata seniman ternama Riau itu. 

Menyikapi hal itu, Judi Wahjudin mengatakan, 
sinergitas Kemendikbud dengan DKR sangat diperlukan dalam pembangunan kesenian, sebab sesungguhnya pemerintah bertindak sebagai fasilitator bukan operator. 

"Jadi, semakin banyak asupan dari teman-teman terkait dengan program-program strategis, tentunya asupan ini kami cermati dan mungkin bisa menjadi produk yang disinergikan," ucap Yudi.

Agar silaturahmi ini lebih luas lagi, kata Yudi, dia akan bantu Dewan Kesenian Riau untuk mengenalkan dengan direktorat-direktorat bidang lainnya yang ada di Kemendikbud. "Nanti akan kami buat sebuah forum khusus setelah ini," ucapnya.

Yudi juga menjelaskan, bahwa saat ini sudah ada Direktorat Film, Musik dan media baru. Direktorat ini merupakan amanat khusus dari  Presiden, mengingat potensi tersebut harus ditingkatkan untuk masa sekarang dan masa depan. 

Ada satu lagi yang perlu saya sampaikan kepada kawan-kawan Dewan Kesenian Riau, kata Yudi, karena ini terkait dengan Kebudayaan Melayu yang memang tak lepas dari masyarakat adatnya, ada satu direktorat namanya Direktorat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat adat. Sebab adanya Direktorat ini, karena hanya di Kemendikbud yang masih konsen dan diamanatkan untuk melakukan pendampingan dan pelindungan ke para penghayat. Sebab, masih banyak saudara-saudara kita yang masih menganut agama penghayat. 

"Untuk Ketua DKR serta jajarannya, melalui forum ini, apabila berkenan, saya akan mengundang direktur-direktur tersebut atau minimal perwakilannya untuk mencermati program-program yang akan digagas Dewan Kesenian Riau semasa Pak Taufik Hidayat. Karena irisannya dengan semua direktorat, tak hanya satu direktorat, dan ini penting. Jadi pak Dirjen memang mengamanatkan ke kami bahwa kami tidak boleh autis, tidak boleh sendiri-sendiri, harus kolaborasi. Dan tugas saya tentunya menghubungkan, jadi jembatan minimal di internal Direktorat Jenderal Kebudayaan dahulu, nanti saya akan undang, saya fasilitasi dan setelah itu harapanya bisa menyebar ke luar Direktorat Jenderal Kebudayaan," ungkap Yudi.

Terkait pembinaan pembinaan SDM, Pelatihan-pelatihan, Yudi menyebutkan, bahwa itu berada di wilayah kerjanya Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan yang diamanatkan kepada dirinya. 

"Apabila ada program-program yang bersifat capavity building, tutorial, perlunya menyiapkan materi apalagi terkait dengan menyiapkan karakter. Di Kemendikbud sudah ada direktorat baru namanya pusat Pendidikan Karakter," jelas Yudi.(*)

Berita Terkait

Berita Terpopuler