Kanal

Wabup Perintahkan Dinas dan Bagian aterkait Merumuskan Strategi Jitu

Meranti, Hariantimes.com - Sampah merupakan masalah krusial yang harus segera dituntaskan di Meranti. 

Solusi awal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Yang menjadi masalah saat ini, dimana sampah akan ditampung jika belum ada fasilitas tempat penampungan sampah. Maka Perda sampah belum dapat diberlakukan. Disitulah peran Pemerintah untuk menyediakan fasilitas

Hal itu diutarakan Wakil Bupati Kepulauan Meranti H Said Hasyim saat memimpin rapat penanggulangan sampah di Kota Selatpanjang, di Kantor Camat Tebing Tinggi, Senin (09/09/2019).

Kegiatan ini dalam rangka menciptakan Kota Selatpanjang menjadi Kota yang bersih, indah dan sehat. Hadir bersama Wakil Bupati, Asisten I Sekdakab Meranti Syamsuddin SH MH, Asisten II Sekdakab Meranti H Revirianto, Kadis Lingkungan Hidup Meranti Drs Said Asmaruddin, Kasatpol PP Meranti Helfandi SE MSi, Kabag Humas dan Protokol Meranti Hery Saputra SH, Kabag Ekonomi Sekda Meranti Abu Hanifah, Camat Tebing Tinggi Abdul Hamid, Sekretaris Bappeda Meranti Randof, Kabid Kebersihan Dinas LH Meranti Husni Mubarak, Jajaran Pejabat Kecamatan dan Kades se Kecamatan Tebing Tinggi.

Untuk mengatasi masalah sampah, nenurut Wabup, perlu dilakukan langkah konkrit. Tanpa itu, Meranti bersih, indah dan sehat hanya menjadi wacana.

"Kini, Pemerintah Kepulauan Meranti tengah mengukur kekuatan sarana dan prasarana pengangkut sampah serta tempat penampungan sampah. Dengan begitu, dapat diketahui secara pasti fasilitas dan sarana apa yang harus diadakan untuk mengatasi permasalahan sampah termasuk juga bahan bakar untuk operasional," ungkap Wabup.

Namun, kata Wabup, sikap sadar sampah masyarakat juga harus didukung sarana dan parasara seperti tempat penampungan sampah, mesin pengurai sampai juga armada Truk Sampah maupun Gerobak Sampah.

Selanjutnya Said Hasyim yang pernah berhasil menangani permasalah sampah di Pasar Jodoh Batam itu meminta pekerja kebersihan di Kota Selatpanjang yang berjumlah 215 orang dapat bekerja maksimal karena kebersihan Kota sangat bergantung pada kinerja para pasukan orange tersebut.

Dikatakan Wabup, berdasarkan hasil penelitian dar mahasiswa Belanda, sampah di Meranti terbagi menjadi beberapa golongan 1. Plastik, 2. Kimia, 3. Organik, 4. Non Organik, 5. Kaca, 6. Logam dan lainnya.

Yang paling berbahaya adalah yang sulit terutai seperti Softex, Kaca, Plastik, Kayu dan Besi. Namun menurutnya semua menurutnya memiliki nilai ekonomi dan bisa dimanfaatkan. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk dan kerajinan tangan. Sedangkan sampah plastik dapat dijual untuk menghasilkan uang.

Terakhir Wabup memerintahkan kepada Dinas dan Bagian terkait untuk merumuskan strategi jitu untuk mengatasi masalah sampah demi mewujudkan Meranti yang bersih, indah dan sehat.

Dikesempatan itu, Kabid Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Meranti Husni Mubarak mengatakan, saat ini pihak Dinas LH telah meninjau lokasi lahan yang akan dijadikan tempat penampunhan sampah baru yang berada di Desa Sesap seluas 9.5 hektare.

Selain itu, untuk kendaraan pengangkut sampah sudah tidak memadai lagi khususnya mobil Dump Truck.

"Untuk motor Kaisar  berjumlah 13 unit, Bak Kontainer penampung 4 Unit," katanya.

Sedangkan Asisten II Sekdakab Meranti H Revirianto menyampaikan, bicara masalah sampah ada 2 faktor. Pertama; masyarakat dan kedua; sarana prasarana. Dicontohkanya penanggulangan sampah di Kota Solo, dimana para pedagang harus menyediakan plastik sampah sendiri di lokasi dagangannya. 

"Pemda Solo akan mengenakan sanksi bagi pedagang yang tidak bisa menjaga kebersihan tempat dagangannya. Dan strategi ini dapat dicontoh," katanya.

Saran lainnya juga disampaikan oleh Kasatpol PP Helfandi. Menurutnya, petugas kebersihan harus dimaksimalkan dengan mulai bekerja sejak subuh hari sebelum aktiftas kantor dimulai.

Untuk menangani masalah sampah dari hasil rapat dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit setidaknya Rp2 miliar.

Problem mendasar dijelaskan Kadis LH Meranti Said Asmaruddin. Antara lain masalah TPS yang ada saat ini kebanyakan TPS liar dan TPA di Gogok sudah menumpuk dan tidak representatif lagi, begitu juga kendaraan pengangkut sampah serta kesadaran masyarakat yang kurang.(*)

Penulis: Tengku Harzuin

Berita Terkait

Berita Terpopuler