Kanal

Dialog Pendidikan dan Kebudayaan di Unkhair Ternate, Dua MoU Ditandatangani

Ternate, Hariantimes.com - Universitas Khairun (Unkhair) Ternate menyelenggarakan Dialog Pendidikan dan Kebudayaan bertajuk "Menimbang Literasi Kebudayaan dan Kebudayaan Literasi", Minggu (11/06/2023) lalu.

Pada kesempatan yang sama, ditandatangani dua nota Memorandum of Understanding (MoU). Masing-masing antara Penerbit UIR Press dengan LepKhair serta FKIP Unkhair dengan media Tirastimes.com.

Pendatangan  MoU antara Penerbit LepKhair dengan Penerbit UIR Press langsung dilakukan oleh Rektor Unkhair, Dr M Ridha Ajam MHum. Sedangkan penandatangan oleh Rektor UIR Prof Dr Syafrinaldi SH MCL akan dilakukan secara desk to desk.

Sementara penandatanganan MoA  dilakukan oleh Kepala LepKhair Safrudin Abdulrahman SSos MA dan Ketua Penerbit UIR Press Ir Fakhrunnas MA Jabbar MIKom.

MoU dan MoA antara lain:  

1. Memperluas akses dan pemanfaatan sumber informasi dan ilmu pengetahuan untuk mendukung pelaksanaan tri dharma Perguruan tinggi masing-masing.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya literasi penerbitan kedua pihak dalam rangka peningkatan kinerja lembaga penerbit masing-masing.

3. Saling berbagi atau menyumbang 'buku' hasil penerbitan kedua pihak guna menambah minat membaca mahasiswa di universitas masing-masing.  

Sedangkan MoU  antara FKIP Unkhair  langsung ditandatangani oleh Dekan FKIP Unkhair Dr Abdu Mas'ud MPd dengan Media Online Tirastimes.com  yang diwakili oleh Pimpinan Umum/ Penanggungjawab Tirastimes.com, Ir Fakhrunnas MA Jabar MIKom.

Di antara isi MoU ini adalah kerjasama dalam publikasi berita, pemuatan artikel/ opini, pemuatan karya sastra: esai, puisi/ pantun, prosa (cerpen)dan hal-hal lain yang terkait.

Rektor Unkhair, Dr M Ridha Ajam MHum dalam sambutannya mengatakan, acara dialog mengenai budaya literasi ini sangat penting dalam meningkatkan minat baca para mahasiswa dan generasi muda. Apalagi pengaruh perkembangan teknologi yang serba instant melalui gadget (gawai) ikut menurunkan minat baca masyarakat di era digital ini.

Rektor juga mengapresiasi BEM FKIP Unkhair yang menginisiasi acara ini. Diharapkan, para mahasiswa dapat meningkatkan apresiasi terhadap kemampuan literasi yang berpengaruh kepada Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Pada kesempatan, Fakhrunnas menyerahkan sejumlah buku terbitan UIR Press dan karangan Fakhrunnas kepada Rektor Unkhair, Perpustakaan FKIP Unkhair. Di antara buku-buku tersebut adalah Jejak dan Langkah 5 Rektor UIR, Refleksi Kampus UIR: Menjadi Universitas Terdepan di Asia Tenggara dan buku puisi Airmata Batu dan buku cerpen Lembayung Pagi, 30 Tahun Kemudian.

Acara Dialog Kebudayaan menampilkan Prof  Ibrahim Gibra yang dikenal juga sebagai Prof Gufran Ali Ibrahim (Guru Besar Antropolinguistik) dan Dr Amar Ome, keduanya akademisi dari Unkhair dan Sastrawan anak jati Melayu Riau, Ir Fakhrunnas MA Jabbar MIKom.

Prof Gufran A Ibrahim dalam pemaparannya bertajuk Verba Volant, Scripta Manen (Setelah berbicara, kata-kata yang kita ucapkan segera akan hilang dari pendengaran) mengatakan, kata-kata akan terbang ditelan angin.

"Tetapi bila kita menulis, kata-kata akan tetap tercetak, terpatri di buku, dan kapan pun orang akan membacanya. Yang menulis dan yang membaca tidak saling kenal, berada pada wilayah yang berbeda, generasi yang berbeda, bahkan dalam peradaban yang berbeda. Mereka bertemu dalam buku, dan dari buku peradaban kecerdasan dibangun," ujar Gufran.

Hal senada diungkapkan pembicara, Dr Muamar Abdul Halil  atau Amar Ome  yang mengajak para mahasiswa untuk meningkatkan minat dan aktivitas membaca dan menulis.

Sementara Sastrawan Fakhrunnas MA Jabbar mengangkat tajuk 'Literasi Sastra sebagai Junjungan Buih dalam Literasi Budaya dan Budaya Literasi'.

Fakhrunnas mengatakan budaya literasi di Indonesia sudah ada sejak zaman dulu yang dibuktikan dengan peninggalan relief yang terdapat pada candi atau batu tulis yang menjadi kekayaan literasi sastra yang terus digali dan ditelaah oleh para ahli.

"Literasi sastra memiliki keunggulan akal budi sehingga dapat diposisikan sebagai 'junjungan buih' dalam literasi kebudayaan. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya karya sastra berupa buku dan manuskrip yang dilarang dengan berbagai alasan seperti penyebaran ideologi, kritik terhadap rezim penguasa dan alasan lain," kata Fakhrunnas yang juga wartawan senior ini.

Di awal acara, Ketua BEM FKIP Unkhair, Iskandar Din melaporkan acara dialog ini mendapat dukungan dari Dekan FKIP Unkhair Dr Abdu Mas'ud, MPd  dan unsur pimpinan lainnya.

Fakhrunnas yang didampingi  istri, Hj Tutin Apriyani SE, selama berada  di Ternate, 11 hingga 15 Juni 2023 selain mengikuti acara pokok juga melakukan kunjungan di beberapa pulau bersejarah pada masa jaya Kesultanan Tidore dan Kesultanan Ternate di antaranya Pulau Tidore, Pulau Halmahera di mana ibukota Provinsi Maluku Utara (Malut) berada di sini.(*)

Berita Terkait

Berita Terpopuler